The Greatest Love, You're The Only One I Love 4

780 95 17
                                    

Apa - apaan ini?" teriak Krystal murka. "Kenapa kau menceraikan Sehun Oppa?" Krystal menatap tajam kearah Suzy.

"Ya Tuhan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ya Tuhan.. Kau membuatku kecewa, Eonnie." Ucap Krystal sambil menangis.

"Maafkan Aku" Suzy memekik keras, Membuat Sehun terkejut.

Sehun mengalihkan pandangannya dari kertas yang ia pegang. Keningnya berkerut "Kau baik - baik saja, Sayang?" tanyanya khawatir.

Suzy mengerjapkan kedua matanya. Ia menatap sekelilingnya dengan seksama. Napasnya sedikit terengah. Dia merasa sesak yang amat sangat. Untuk seperkian detik, kesadarannya belum sepenuhnya muncul. Suzy mendesah panjang ini kamarnya. Syukurlah, Dia tidak berada dirumah Sehun.

Bibirnya membentuk garis simpul. Sial. Di saat seperti ini bisa - bisanya dia melamun seperti orang bodoh. Membayangkan Hal konyol apabila dirinya dan Sehun bercerai, kemudian Krystal akan mendatanginya.

Suzy meringis pelan, Dia telah membayangkan apa yang akan terjadi jika mereka bercerai. Oh Krystal akan mendorongnya terjun ke jurang.

"Aku tidak Apa - apa, Sayang" Ucap Suzy sambil menyandarkan kepalanya di pundak Sehun. Lengannya bergerak memeluk pinggang telanjang suaminya itu.

"Kau membuatku terkejut, Sayang."

Sehun menatap kembali surat wasiat ditangannya. Surat wasiat keluarga Suzy tentang Pembagian harta warisan apabila kedua orang tua suzy meninggal dunia. Suzy meminta Sehun untuk membacanya, ia terlalu malas untuk menelaah semuanya.

"Saham Ayahmu ada dimana - mana, Sayang." Ucap sehun pelan. Sehun merasa pegal, Ia mengubah posisi tubuhnya menjadi telungkup, dan saat itu juga Suzy beranjak, duduk diatas pinggangnya.

Sehun mendengus pelan. "Kau berat, Sayang."

Suzy hanya terkekeh dan menggerakan bokongnya. "Berat, hm?." Goda suzy, Tubuh Suzy sudah telanjang semenjak sehun mengikutinya ke kamarnya. Lingerie yang melekat ditubuh Suzy telah terlepas entah kemana.

Percintaan panas mereka diatas piano seakan tidak cukup, Sehun kembali mengikuti Suzy. Mulanya suaminya itu berusaha membujuk Suzy, agar permintaannya tentang mendatangani surat perceraian dibatalkan. Sehun memelas dan memohon di waktu bersamaan. Suzy terkekeh kecil mengingat raut wajah suaminya yang menggemaskan.

Suzy sadar bahwa ia tidak bisa hidup tanpa Sehun disampingnya. Itu mimpi buruk yang paling mengerikan.

"Sangat Berat, Sayang." Sehun mengerang pelan merasakan kedua dada istrinya menggesek punggungnya. "Bisakah kau berhenti menggodaku, Sayang?" Decaknya kesal.

Suzy mengusap helaian rambut Sehun dengan jemarinya "Aku tidak menggodamu, Sayang." Ucap Suzy ketus, bibirnya mengerucut.

Suzy menyimpan dagunya di bahu Sehun, kedua tangannya melingkar di leher suaminya itu. Sesekali jemarinya bergerak menggoda rahang suaminya dengan gerakan pelan. Membuat Sehun merasa sesak. sesak bukan karena bobot tubuh istrinya itu yang dia tumpu, namun sesak diantara pangkal pahanya.

"Kau bisa menghubungi pengacara Ayahmu untuk mendapatkan keterangan lebih, Sayang." Sehun membalikan tubuhnya, membuat Suzy duduk diatas perutnya. Sehun menatap Suzy dengan lembut dan penuh kasih sayang. Ia merasa sangat lega dan bahagia karena suzy membatalkan tuntutan perceraiannya.

"Kau tau, Kau adalah wanita pertama dan terakhir untukku." Sehun menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Suzy. "Aku tak mungkin menerima perceraian sialan itu, karena aku tidak bisa hidup tanpamu, Sayang."

Suzy mengulum senyum mendengar ucapan sehun " Baiklah, kalau begitu jangan."

Sudut bibir Sehun tertarik merasakan bokong istrinya menyentuh intinya "Kau berubah nakal, sayang." bisik Sehun serak.

Suzy tertawa kecil "Aku memang seperti ini, Sehun." Ucap Suzy sambil membelai dada bidang Sehun lembut.

"Aku seorang desainer T.G. salah satu brand fashion terkenal dan Aku bangga menunjukan lekukan tubuhku." Ucap Suzy

"Aku lebih suka, membayangkan kau telanjang diatas ranjangku, Sayang." kekeh Sehun, Suzy ikut terkekeh mendengarnya.

"Tapi aku tidak suka kau memakai pakaian sialan itu, Sayang. Aku tak suka melihat mereka menatap mu lapar. Apalagi kau bekerja di bidang fashion, berapa banyak model pria yang...Hmmmpp."

"Tutup mulutmu, Tuan posesif." Suzy melepaskan ciuman mereka.

"Kyung Soo tidak ada? hm.. Apa kau berbohong padaku, Sayang." Ucap sehun sambil membelai lembut pipi istrinya.

Suzy tertawa "Ya, aku berbohong sedikit. Aku hanya ingin menggodamu, Sayang."

"Kau berhasil, Nyonya Oh." Ucap Sehun lalu kembali mencium bibir Istrinya itu lembut dan melumatnya.

"Kyung Soo saat ini sedang berada di Paris. Mungkin, Ia akan kembali besok atau lusa." Ucap Suzy disela - sela ciuman panas mereka.

Sehun menyipitkan matanya tak suka "Apa kau masih mencintainya?."

"Kenapa? Kau cemburu?" Goda Suzy.

"Sangat, Sayang. Aku tidak suka melihatmu bersama pria lain, Kau hanya milikku."

"Aku mencintaimu, Sayang. Apa kamu masih meragukan cintaku? tanya suzy lembut sambil menatap sehun penuh cinta.

"Aku tidak meragukanmu, Sayang. tapi aku tidak suka istriku disentuh olehnya atau siapapun. Rasanya aku ingin sekali membunuhnya." Ucap Sehun dengan wajah kesal.

Sehun mendengus, Ia menggeleng kesal "Kamu tidak boleh lagi dekat dengannya!." Sehun memperingatkan Suzy dengan sikap posesif. Suzy hanya bisa tertawa melihat suaminya terbakar cemburu walaupun sudah berulang kali ia menjelaskan tetang kyung soo.

"Singkirkan rasa takutmu, Oh Sehun. Aku Istrimu dan hanya milikmu sepenuhnya."

The Greatest Love Where stories live. Discover now