chapter 3

2.8K 116 3
                                    

Happy reading...... 💋💋

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️



















Baekhyun berjalan menyusuri jalanan sepi, dengan berjalan terseok seok dia perlahan melangkahkan kakinya hingga sampai didepan apartemen kecilnya.




At Apartemen Baekhyun, 3:02a.m

Baekhyun memasuki apartemennya dan kembali mengunci pintu. Meletakkan tasnya lalu mendudukkan pantatnya dikasur.

"Aww". Ringisnya saat dirasa miliknya ngilu dan perih.

Baekhyun kembali bangkit dari duduknya lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sengaja baekhyun menggunakan piyama tanpa bra dan cd karena itu memang sudah kebiasaannya.
Baekhyun lalu pergi kedapur untuk minum obat pereda rasa sakit.
Setelah itu dengan pelan ia merebahkan tubuhnya keatas ranjang.
Saat dirasa posisinya sudah nyaman, baekhyun hendak memejamkan matanya sampai suara bel pintu mengurungkan niatnya.
Karena bel pintu rumahnya terus berbunyi, baekhyun mengambil ponsel yang ia letakkan diatas nakas samping tempat tidur tadi.
Dan benar saja bahwa sehun sudah menghubunginya dan mengiriminya pesan bahwa dia akan datang. Kemudian baekhyun mengiriminya pesan.

Aku tidak bisa membuka pintu,
jadi bukalah sendiri.
                          3:31am                                      

Suara tombol pasword pintu ditekan terdengar diluar.

Ceklek!

Pintu terbuka menampakkan wajah lesu namja albino itu. Raut kesedihan terpapar jelas diwajahnya, dengan pesan yang baekhyun kirimkan tadi dia sudah mengerti bahwa baekhyun sedang terluka.
Dia pun sudah hafal dengan kebiasaan baekhyun dan apa penyebabnya karena kebersamaan mereka 1 tahun ini. sehun menghampiri baekhyun yang sedang berbaring kaku karena susah bergerak.

"Apa sudah diobati?". Tanya sehun.
"Sudah, tapi disudut bibirku yang lain belum, aku tak bisa menjangkaunya". Jawab baekhyun santai.
"Mau aku bantu?".
"Boleh saja asal kau tidak minta imbalan kkkk". Tawa baekhyun.
"Ck, dikeadaan seperti ini kau masih bisa tertawa". Kesal sehun.
"Haha lalu apa yang harus aku lakukan? Menangis? Jika bisa membuatku sembuh aku akan melakukannya".
"Aishh, aku akan membantu mengoleskan salep". Kesalnya sehun.
"Dibagian mana?". Tambah nya.
"Dipunggungku, juga ditempat yang sangat kau sukai". Ucap baekhyun sambil mengerlingkan sebelah matanya.
"Berhenti bertingkah imut, atau aku akan menyerangmu".
"Haha arasso, cepat lakukan". Baekhyun bangun lalu memunggungi sehun lalu menaikkan baju piyamanya.
Sehun melihat lebam dipunggung baekhyun cukup banyak, dengan pelan sehun mengoleskannya pada lebam dipunggungnya.
Sesekali suara rintihan didengar oleh sehun. Setelah selesai dengan punggungnya, kini baekhyun menghadap sehun dan membuka celana piyamanya lalu membuka lebar pahanya.
Dilihatnya lecet disekitar lubang vagina milik baekhyun, Sehun menatap miris pada luka itu.

"Hentikan tatapan menakutkanmu itu hunna". Ucap baekhyun.
"Apa tidak sakit baek?". Tanya sehun.
"Sakit, apa lagi saat buang air kecil, rasanya seperti luka yang terkena air garam".
"Euh, itu pasti menyakitkan".
"Maka dari itu cepat selesaikan dan aku akan tidur".
"Eum".
Sehun dengan telaten mengolesi salep pada bagian luka baekhyun. Bahkan baekhyun sesekali menegang saat luka itu diolesi salep.

"Apa kau tidak ingin berhenti dari pekerjaan ini baek?". Tanya sehun memecah keheningan.
"Kita sudah pernah membahas ini hun, jadi hentikan pertanyaan bodohmu!".
"Hahhhh ya ya arasso". Jawab sehun sambil membuang nafas panjang.
Setelah selesai mengobati luka baekhyun, sehun berbaring disebelah baekhyun lalu ikut tertidur, karena baekhyun yang sudah terpejam lebih dulu saat sehun mengoleskan salep tadi.

ThE GirL oF ManY PeoPLeWhere stories live. Discover now