4.

2.7K 491 35
                                    

M A H A S I S W A

Meanie Lokal!AU

By moonwonie

.


Gian, pemuda tampan yang sedang menggosok pelan rambut setengah basahnya itu menoleh ke arah ponsel hitam miliknya yang tergeletak di tengah kasur berukuran single itu. Duduk di tepi kasur dan membiarkan handuk berwarna hitam itu tersampir di atas kepalanya, Gian membuka kunci layar ponselnya dan tersenyum tipis saat membaca salah satu notifikasi pesan dari nama kontak yang belum berteman dengannya namun sangat familiar.

Wira

Halo, Gi...
Add back ya^^

Iya, udah.

Hng..

Kenapa?

Besok minggu, mau ke cfd?

Ngapain?

Makan lontong opor..

"Hah?"

Gian tidak menyangka maksud pesan dari Wira melalui aplikasi pesan singkat berwarna hijau itu hanya sekedar mengajaknya makan lontong opor?

Wira

Makan lontong opor..
Gimana?
Mau ngga, Gi?

Hm, boleh.

Yes!
Eh,
Maksud aku
Iya! Ok hehe

Iya. Gue jemput?

Hng, boleh?

Boleh lah. Sekalian.

Ok!
Jam 7?

Ngga jam 6?
Sekalian jogging?

.

Sementara itu di seberang sana, pemuda berkacamata bulat tengah menahan senyumannya sambil tetap membalas chat dari pemuda yang dia kagumi itu. Tapi, Wira merengut saat membaca chat dari Gian yang mengajaknya jogging. Karena demi apapun, bahkan demi celana dalam Garda yang bermotif Frozen, Wiratama itu adalah makhluk termanis yang paling malas di ajak olahraga.

Gian

Hng, ngga jalan jalan aja?
Aku males..hehe

Ngga suka jogging?

He'em.. :(

Ya udah
Jalan jalan aja
Jam 7?

Ok!^^

Sip.

Makasih ya Gian!
Hehe

Hm

.

Wira memeluk ponsel berwarna putihnya sembari membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan sprei bermotif Pororo kesayangannya. Senyum manis nan lebar miliknya senantiasa di sunggingkan saat Gian, pemuda tampan yang berhasil mencuri perhatiannya itu menyetujui ajakan recehnya ke cfd hanya untuk makan lontong opor.

"GARDAAAA!!!! GIAN MAU AKU AJAK MAKAN LONTONG OPOR!! AAAA MAKASIH YAAAA!!!!"

Wira berteriak kencang dari kamarnya yang terletak di lantai dua, sedangkan Garda saudaranya sedang menontom film di ruang tengah yang pastinya ada di lantai bawah.

"WIRA BERISIK! JADI KAGET GUE, PADAHAL BUKAN NONTON FILM HORROR!!"

"HAHAHAH IYA MAAF GARDA KU SAYANG~~!"

"NAJIS!"

Wira bangkit dari posisi berbaringnya dan mulai berjalan ke arah meja belajar berwarna birunya. Duduk di kursi dan mengambil buku agenda kecil berwarna mint miliknya. Sembari bersenandung lirih, di ambilnya bolpoint dan mulai menuliskan beberapa kata di salah satu halaman agenda miliknya.

To do list with Gian

1. Makan lontong opor

"Besok pergi sama Gian! Ah! Harus pakai baju yang bagus biar Gian ngga malu ngajak aku jalan sampingan!"

Dengan serampangannya, yang sungguh tidak mencerminkan sikap sehari hari Wira, pemuda itu membuka lemari dua pintu besar miliknya dan mencari setelan baju sporty yang cocok untuk acara kencannya besok.

Eh?

Kencan?

Wira menunduk dan tersenyum sembari memegang kedua pipinya yang merasa menghangat setelah mengatakan rencana besok adalah kencannya dengan Gian.

Sungguh jatuh cinta berhasil membuat lelaki seteratur Wira pun jadi berantakan hanya karena 'kencan' berkedok cfd.

.

Gian meletakkan ponselnya di atas meja nakas kecil di samping tempat tidurnya. Tangannya terulur meraih bingkai foto berwarna putih gading yang menunjukkan potret sosok keluarga kecil dengan sosok Ayah Ibu dan anak lelaki kecil sekitar umur 10 tahun di antara mereka. Gian mengelus foto tersebut dari luar bingkai tersebut dan tersenyum teduh.

Kedua matanya nampak berkaca dan hatinya bergemuruh di saat jarinya menyentuh potret wajah sosok Ayah dan Ibu di foto tersebut. Mati matian Gian menahan air mata yang berkumpul di sudut mata elangnya agar tidak kembali menangis malam ini.

"Pah, Mah..Gian udah nemuin sosok yang mirip kayak Mamah. Besok kalau Gian udah yakin orang itu emang buat Gian, aku ajak dia ke tempat Papah sama Mamah ya? Dia anak yang baik, manis. Persis kayak Mamah hehe Papah bangga kan sama Gian? Pah, Mah..Gian kangen.."

Gian menghapus air mata yang mulai menetes di pipi tegasnya, kemudian meletakkan kembali bingkai foto tersebut dan bersiap untuk tidur. Menghela nafas sejenak untuk sekedar meringankan rasa sesak yang ada di dadanya.

Gian hanya rindu, sosok kedua orangtuanya.

Yang sudah lebih dulu pergi meninggalkannya sendirian, ke surga.

.

Hai!! Maaf baru update, jadwal kerja ini menyiksaku hehehe

𝐌 𝐀 𝐇 𝐀 𝐒 𝐈 𝐒 𝐖 𝐀 - (Meanie Lokal!AU) Where stories live. Discover now