SinB x Kino Pentagon

2K 124 1
                                    

Jika dihitung, mungkin ini sudah memasuki minggu ketiga program KKN kuliah SinB, yang jujur saja menurutnya cukup membosankan juga membuatnya suntuk dengan segala aktivitas sehari-hari yang sudah dilaluinya bersama teman-teman satu kelompoknya itu.

Tak seperti bulan-bulan sebelum keberangkatan menuju lokasi KKN, SinB begitu antusias, semangat empat puluh lima, mempersiapkan segala hal apapun dan barang yang akan dibawa ke poskonya nanti. Membuat jadwal, hunting foto, merencanakan beragam kegiatan menyenangkan di desa yang menjadi lokasi tempat ia mengabdi.

Semua bayangan kehidupan menyenangkan selama KKN itu memang hanya sebuah bayangan. Ia merasa dijatuhkan dari pesawat di langit tinggi ke daratan bumi paling dalam.

Ekspektasi tak sesuai realita.

Ekspektasinya tentang KKN jatuh begitu saja ketika pertama kali ia mendaratkan kakinya di desa tersebut. Desa yang akan menjadi tempat dia mengabdi selama satu bulan ke depan. Banyak sekali faktor dan lain hal yang membuatnya terus berucap di  dalam hati 'ini program kapan beresnya dah? gue pengen pulang', bahkan sejak hari pertama dirinya tinggal di desa itu.

💛💛💛

Pertama, rumah warga yang dijadikan posko kelompoknya, terletak lumayan jauh dari jalan besar desa. Hanya ada gang sebagai akses menuju posko itu. Ia harus berjalan kaki sekitar dua kilometer untuk sampai ke posko. Untung saja beberapa teman kelompoknya membawa motor, jadi dia bisa ikut menumpang.

Ugh, jangan lupakan tentang rumah itu sendiri. SinB ingat ia sampai protes pada ketua kelompoknya dan sedikit marah meminta mencari rumah warga lain untuk dijadikan posko. Kenapa? Sebagian besar anggota kelompok tidak tahu kalau ternyata  rumah yang mereka jadikan posko itu merupakan rumah kosong yang sudah tidak ditinggali selama dua tahun. Kabarnya, rumah itu baru selesai dibangun dua tahun yang lalu, sang pemilik rumah hanya menempati rumah itu selama dua bulan setelah rumah itu selesai dibangun dan siap untuk ditempati. Namun, selama dua bulan itu sang pemilik rumah jatuh sakit, sakit yang sulit disembuhkan. Akhirnya sang pemilik rumah pindah dari rumah itu, menuruti saran orang yang tau ilmu.

Okay, cukup. SinB sudah pucat pasi ketika ketua kelompoknya menceritakan tentang rumah itu lebih jauh. Namun, mereka semua mau tidak mau harus menerima dengan ikhlas akan rumah itu, karena sejujurnya rumah itulah satu-satunya pilihan terbaik dari beberapa rumah kosong milik warga yang ditawarkan oleh kepala dusun ketika survey waktu itu.

Kedua, astaga! Untung saja Sinb sudah menyiapkan alat-alat perang sebelumnya. Ia sempat mencari tahu informasi mengenai lokasi KKN-nya. Dan ya, tempat itu sangat panas. SANGAAAAAAAT.

Ketiga, cowok super menyebalkan yang ia temui di hari pertama KKN. Belum juga acara pembukaan dimulai, SinB sudah badmood semakin badmood bertemu cowok aneh.

💛💛💛

"Anjir! Panas banget ini woy! Kulit gue gak yakin tetep putih sih ini meski udah pake sunblock juga! Huh, sia-sia perawatan!"

SinB menggerutu kesal seraya berjalan cepat menuju posko kelompok terdekat yang terletak di pinggir jalan, berniat untuk berteduh di teras. Satu tangannya memegang kipas portable, satu tangannya lagi ia letakkan di pinggangnya ala bos.

instant-story [SinB]Where stories live. Discover now