Sebelum membaca wajib follow ya gaes, agar aku selalu update cepa dan juga follow ig ku, jangan lupa votenya juga....
***
Happy reading
***
Dekorasi weding sudah tersusun secara rapi, sesuai dengan apa yang di inginkan. Pernikahan Kak Fani dan Kak Sam akan dilangsungkan besok pagi. Sudah dua hari yang lalu Tania dan Adam menginap di rumah Bunda. Membantu mempersiapkan pernikahan kakaknya. Memang Tania sama sekali tidak membantu apa-apa, hanya duduk diam menemani kakanya yang terus di dalam kamar. Tradisi mempelai wanita yang tidak boleh keluar rumah sampai menjelang hari H.
Acaranya sederhana, pernikahan yang di gelar di depan rumah, sudah di hiasi tenda-tenda dan bangku serta tempat pelaminan. Memang itu yang di minta Kak Fani. Acara resepsi seminggu setelah menikah, yang di laksanakan di hotel punya Keluarga kak Sam.
"Kakak gugup Tan, buat besok." Tangan Tania mengelus punggung Kakaknya. Mereka sekarang sedang duduk di atas ranjang kamar kak Fani yang berada di lantai dua sebelah kamarnya dulu.
"Itu si wajar kak." Ucapnya menenagkan. "Dulu aku ngak tuh." Lanjutnya.
"Ya itu si kamu sama Adam kan kayak tikus sama kucing." Ejek Kakak Fani.
Tania mencibirkan bibirnya.
"Oh, ya kok Kamu bisa hamil Tan?" Tanya Kak Fani. Sempat bingung dan kaget saat tahu adiknya itu hamil, yang di pikirannya Tania dan Adam bagaikan tikus dan kucing, apa mereka sudah mulai mencintai satu sama lain. Pertanyaan itu seperti sambaran petir bagi Tania. Iya juga si apa yang dikatakan kakaknya itu, tetapi kalau sudah terjadi harus bagaimana.
"Apaan si nanyanya gitu." Ucap Tania kesal. Apalagi dengan ia hamil, emosianya semakin meluap-luap tanpa henti.
Kak Fania menghelah nafasnya. Apa tadi pertanyaanya salah? Atau Tania aja yang ngak mau menjawabnya. "Kakakkan cuma nanya."
Setelah itu Tania beranjak pergi, meninggalkan Kak Fani yang termenung sendiri memikirkan pertanyaanya tadi.
***
"Selamat ya kak Fani. Cantik deh." Ucap Tania.
Acara akad nikah dilangsungkan baru saja sekitar satu jam yang lalu. Para tamu ramai bertdatangan, dari temannya Kak Fani, Kak Sam, Bunda dan Ayah dan semua orang yang kenal keluarnganya dan juga Kak Sam.
Paras cantik menghiasi muka Kak Fani, make up natural yang memang kalaupun tidak make up tetap cantik, gaun kebaya putih yang sangat indah di rancang oleh temanya Bundanya.
Entah kenapa, terharu atau apa kakaknya menikah, Tania malah menangis membuat Adam yang di sebelahnya merasa malu, apalagi para tamu yang sedang menikmati hidangan menatap mereka berdua. Adam menatap geram dengan kelakuan Tania, di acara seperti ini harusnya bahagia malah menangis sesegukan.
"Apaan si lo, malu-maluin banget nangis di acara pernikahan seperti ini." Omel Adam dengan suara yang sepelan mungkin.
Harusnya berhenti menangis malah semakin kecang. Tangan Tania mengambil tisu di depan, mengusap ingus serta air matanya.
"Gue terharu Adam." Ucapnya sewot.
Adam memutar bola matanya malas. Tania sekarang dalam mood yang memang gampang berubah-ubah. Kadang Adam heran juga, kok bisa si mood bisa beribah setiap menit?
"TANIA..." suara cempreng itu membuat beberapa orang menenggok ke arah pintu masuk. Tania yang sedang mengelap bekas air matanya menenggok, matanya memancarkan kecerahan, mood yang tadinya sedih sekarang senang.

YOU ARE READING
My Husband My Rival
Teen FictionBagaimana jadinya musuh bebuyutanmu sekarang menjadi suamimu karena perjodohan yang selama ini orang tuanya rencanakan. Bagaimana jadinya mereka sekarang apakah akan ada cinta diantara mereka? atau malah bertambah rasa bencinya? * update sesuka hat...