Dylan muncul dan membuat ayah Odi berhenti menanyai perihal rasa Abe untuk Odi. Abe merasa terselamatkan oleh Dylan. Sekalipun Abe sudah yakin dengan sesuatu tapi tetap saja ia masih ragu untuk menceritakannya pada orang lain.
"Mana kakakmu? Ini ada teman-temannya." kata ayah Odi pada anak laki-lakinya itu.
Dylan terlihat menjaga kontak mata dari Abe. Dia selalu menghindari untuk menatap Abe yang tengah menatapnya. Apa dia masih membenci Abe?
"Kata Kak Odi dia makannya nanti aja karena kesel sama ayah karena ayah nanyain soal Kak Abe mulu." sahut Dylan sambil menggunakan kata 'Kak' di depan ayahnya untuk memanggil Odi dan Abe karena takut dimarahi ayahnya.
Mendengarkan jawaban Dylan itu membuat Abe penasaran, malu sekaligus heran sendiri. Kenapa ayahnya Odi menanyakan soal dirinya pada Odi?
Pantas saja begitu pertama kali bertemu dengan ayahnya Odi, Abe ditanya hal aneh yang benar-benar membuatnya terkejut itu. Apa Odi selalu menceritakan tentangnya pada ayahnya?
Abe tersenyum sambil menggelengkan kepala. Pasti tidak mungkin, pikirnya.
"Ngapain lo be? Kesambet?" tanya Rena yang ternyata diam-diam memperhatikan sikap Abe.
Abe menoleh pada Rena. "Nggak eh buset Ren nggak kesambet gue." sanggah Abe.
"Kamu balik lagi sana Lan bilangin ada Rena sama Abe di tunggu di ruang makan." kata ayahnya Odi dan Dylan.
"Iya yah Dylan kesana lagi." kata Dylan yang kemudian pergi sementara ayah Odi kini memandang Rena dan Abe.
"Oh iya kalian pasti belum makan siang kan? Ayo kita ke ruang makan sambil menunggu Odi datang." ajak ayahnya Odi dan Dylan.
"Maaf om jadi merepotkan." kat Rena dan Abe setelah mengangguk ketika mereka menuruti ajakan ayahnya Odi dan Dylan itu. Dan baru saja mereka duduk di meja makan, Dylan kembali muncul namun dengan wajah yang terlihat murung.
"Mana kakak kamu?"
"Masih belum mau keluar Yah." sahut Dylan yang kemudian duduk di salah satu kursi yang kosong di depan meja makan itu.
"Astaga anak itu.."
"Om, Kalau diizinin, saya mau bujuk Odi biar makan." Rena mengajukan diri pada ayah Odi.
"Oh boleh Ren, coba kamu bujuk." sahut ayah Odi dan Dylan itu semangat.
Rena pun menghilang dan kini kecanggungan melanda Abe dan dua laki-laki yang pasti sangat disayangi Odi.
"Dylan kamu sudah minta maaf belum sama Abe?"
Dylan menggelengkan kepalanya. "Belum Yah."
"Kalau gitu sekarang kamu minta maaf selagi ada orangnya sana."
"Nggak mau yah." sanggah Dylan.
"Dylan..."
"Nggak apa-apa Om. Saya memang pantas dipukul Dylan." kata Abe merendah.
"Maafkan anak saya kalau begitu ya. Maklum masih abg jadi labil. Mana nggak ada sosok mamanya jadi ya gitu tumbuh bersama seorang laki-laki jadi tolong dimaafkan."
Abe jadi merasa bersalah mendengar kata-kata Ayahnya Odi dan Dylan.
"Nggak apa-apa Om saya sudah maafkan. Lagian saya juga kalau jadi Dylan mungkin bakal melakukan hal yang sama." sahut Abe lagi.
Ayahnya Odi dan Dylan langsung menatap lagi anaknya. "Dylan. Ayah udah minta maaf tapi kan yang salah kamu. Jadi nggak afdol kalau kamunya juga belum minta maaf."

YOU ARE READING
Aksara
Teen FictionOdi sudah diam-diam berusaha untuk menyembunyikan hobinya sebagai blogger yang suka membuat cerita romance di blognya tapi justru orang yang pertama mengetahuinya adalah Ketua geng The Devil's yang menjadi musuh The Angel's sekaligus cast Aksara si...