Hamzah : 29.2

4.3K 438 92
                                    

Mau berapa lama pun menghabiskan waktu bersama Abe rasanya Odi sangat bahagia. Seperti saat Abe tadi mengajak Odi mengelilingi Singapura secara singkat saat mereka transit Odi sama sekali tidak mengeluh.

Odi justru takjub sendiri karena Abe sudah seperti hapal daerah-daerah disini. Jadi selama hampir enam jam mereka berkeliling mereka sama-sama tidak tersesat sampai mereka akhirnya kembali ke Changi Airport.

"Masih sakit nggak anunya?" tanya Abe saat mereka sudah berada di pesawat.

Sebuah cubitan pun langsung mendarat di lengan Abe. "Nanyanya jangan gitu ih..." protes Odi karena pertanyaan Abe sebelumnya.

"Ya gue kan bingung nanyanya mesti gimana Di..." Abe membela dirinya.

"Nggak kok udah nggak sakit. Harusnya di bawa jalan-jalan sakit tapi karena seneng malah jadi lupa kalau lagi sakit." jelas Odi sambil tersenyum lebar membuat Abe gemas sendiri dan kalau tidak ingat tempat mungkin bibir Odi itu sudah habis olehnya.

"Seneng karena jalan-jalannya sama gue kan?" goda Abe.

Abe tadinya berpikir kalau Odi akan langsung protes tapi ternyata diluar dugaan. Odi menganggukkan kepalanya.

"Iya." sahut Odi membuat Abe tidak dapat menahan senyum. "Soalnya kalau sendiri nanti nyasar."

"Hilang di negeri orang. Kasian amat." cibir Abe yang langsung mendekap Odi.

"Abe jangan arahin ke ketek lo ih bau asem!" kata Odi begitu Abe menarik Odi ke arah ketiaknya.

"Enak aja wangi gini ya. Bidadari aja bisa pada nempel." protes Abe yang sudah melepaskan Odi.

"Nempel karena lo ngutang nggak bayar-bayar." cibir Odi.

"Maaf nih nyonya Reinendra. Yang namanya Abraham Reinendra itu nggak pernah ngutang. Pernahnya ngorong."

"Abe jorok ih Abe!"

Abe langsung tertawa melihat Odi yang kesal.

Dan begitu pesawat mereka sudah landing, Odi kembali melihat keluar jendela untuk melihat awan-awan yang baru pertama kali dilihatnya, namun kemudian ia teringat sesuatu.

"Be kalau nggak salah kita ada dua kali transit kan?" tanya Odi yang dijawab anggukkan oleh Abe. "London bukan?"

Abe mengangguk lagi.

"Berapa jam?"

"Empat jam Di." sahut Abe dan membuat Odi terlihat mendesahkan napasnya terdengar kecewa. "Kenapa Di?"

"Bentar amat ya... Gue pengen ketemu Gabriel dan siap tau kalau beruntung ketemu Anna juga padahal." jelas Odi.

"Ketemu mah ketemu aja." jelas Abe.

"Tadi aja transit enam jam di Singapura cuma bisa keliling bentar apalagi empat jam." jelas Odi.

"Nanti gue beli tiket yang baru buat kita berdua dari London ke Paris."

"Jangan Be sayang uangnya..."

"Nggak ada yang sayang buat lo mah. Kecuali gue yang sayang sama lo." kata Abe menggoda Odi.

"Idih gombal ya suaminya Odi."

"Biarin gombal buat istrinya ini." sahut Abe puas.

***

Semesta seolah berpihak pada Odi. Begitu dihubungi--Anna yang tinggal di Manchester kini tengah ada di London karena ada urusan keluarganya. Jadi Odi dan Abe tidak perlu menunggu cukup lama untuk bertemu dengan Anna dan Gabriel yang memang ada di London.

AksaraWo Geschichten leben. Entdecke jetzt