"Mana sini liat cincin tunangannya?"
Odi tersenyum pada ketiga sahabatnya yang sebulan yang lalu sempat kesal karena Odi membatalkan rencana hang out mereka sebelum Odi menjelaskan alasannya membatalkan karena ia bertunangan secara resmi dengan Abe.
Odi mengulurkan tangan kirinya yang di jari manisnya sudah terlingkar cincin berlian berwarna silver itu.
"Cantik banget cincinnya. Kalau dijual bisa dapet seblak berapa plastik ya?" gumam Adisti tanpa pikir panjang.
"Hush jangan lah. Nanti gue digantung di jemuran sama Abe kalau ketauan gue jual cincinnya buat dituker sama seblak." protes Odi.
"Cieee jadi nanti pas wisuda udah nggak cuma didampingi sama ayah dan ade lo yang super ganteng itu dong?" tanya Brianna menggoda Odi.
Odi tersenyum sambil menganggukkan kepala malu-malu.
"Dih geli gue liat lo kaya gini. Jadi kaya budak cintanya si Abe sekarang lo." cibir Gisya jahil sambil terkekeh membuat semuanya ikut terkekeh sementara Odi kesal sendiri karena diledeki.
"Tapi Di... gue masih penasaran kenapa lo akhirnya bisa terima Abe padahal lo sendiri bilang dulu benci setengah mati sama dia?" tanya Brianna penasaran begitu juga Gisya dan Adisti.
Odi menghela napas. "Apa ya..." Odi terlihat berpikir dan kemudian mengedikkan bahunya. "Entahlah gue bingung juga, cuma karena dia ceritain soal kisah hidupnya yang emang dari dulu selalu lindungin gue, nah gue jadi inget kata-kata mutiara 'kalau Tuhan tidak menjodohkanmu dengan orang yang selalu kamu sebut dalam doa, mungkin Tuhan mau kamu bersama orang yang diam-diam menyebut namamu dalam doanya' nah pasti begitu, makanya gue nyangkut sama Abe." jelas Odi percaya diri.
"Halah padahal lo sendiri nggak pernah nyematin nama siapa yang lo pengen di dalam doa." cibir Gisya.
Odi langsung terkekeh. "Iya juga sih. Atau apa gue pernah nggak sengaja nyebut nama Abe dalam doa gue ya makanya dia jadi nyangkut sama gue?"
"Lo mah dikata kalian berdua cuma jemuran sangkut sana sangkut sini?" kini giliran Adisti yang mencibir Odi.
"Tapi Di lo udah yakin banget belum to grow old with your Abraham Reinendra? Lagian pernikahan lo masih dua bulan lagi jadi lo masih bisa mikir-mikir." kata Brianna yang membuat Odi tersenyum lalu geleng-geleng kepala.
"Nggak kok. Gue nggak pernah seyakin ini sebelumnya."
***
"Nggik kik. Gii nggik pirnih siyikin ini sibilimnyi." gumam Odi meledeki kata-kata yang pernah terlontar dari bibirnya sebulan yang lalu.
Odi menyesal bukan karena ia tidak yakin akan menikahi Abe tapi dia agak sedikit menyesal karena rasanya mereka belum siap nikah sekarang.
Satu hingga dua bulan setelah pertunangannya, Odi dan Abe disibukkan dengan persiapan pernikahan mereka. Namun karena di sisi lain Odi harus sibuk mempersiapkan wisudanya, jadi Abe yang mengambil alih semuanya. Dan Odi jadi kesal karena hal itu. Odi ingin ikut andil dalam pernikahannya yang seumur hidup ini.
"Lo ngomong apa barusan?" tanya Abe mendengar keluhan Odi.
Odi menggelengkan kepalanya. "Nggak." sahutnya singkat.
Abe menganggukkan kepalanya dan kembali mengurus beberapa hal terkait pernikahan mereka.
Awalnya Odi menahan emosinya karena hanya boleh melihat Abe mengurus pernikahan mereka tanpa melibatkan dirinya. Tapi akhirnya kekesalannya tak dapat ia bendung.
"Be... Be..."
Abe menoleh. "Apa Di?"
"Menurut lo pernikahan cukup sekali seumur hidup nggak sih?" tanya Odi membuat Abe menatapnya heran.

YOU ARE READING
Aksara
Teen FictionOdi sudah diam-diam berusaha untuk menyembunyikan hobinya sebagai blogger yang suka membuat cerita romance di blognya tapi justru orang yang pertama mengetahuinya adalah Ketua geng The Devil's yang menjadi musuh The Angel's sekaligus cast Aksara si...