Tegal Beragam Rasa

304 21 0
                                    

Hari ini tanggal 22 Desember. Tepat hari ini resmi aku dikhitbah oleh mas Dharma. Dan sebuah cincin sudah melingkar di jari manis ku.

Bahagia namun terluka, Senang namun berduka. Itu yg ku rasakan saat ini. Aku senang bahagia dikhitbah oleh mas Dharma, namun aku juga terluka saat mengenang hal yang terjadi bulan lalu ya saat adikku kembali ke ribaan Illahi dan aku tidak bisa melihat keadaan terakhirnya.

Dan kini aku hanya bisa melihat nya lewat gundukan tanah ber nisan.

Oh ya 2 hari yang lalu, aku habis sidang skripsi dan alhamdulillah hasilnya memuaskan. Aku mendapat predikat cum laude, setidaknya sekarang satu langkah sudah ku capai, tinggal beberapa langkah lagi.

"Dek?" Ucap mas Dharma, melambai lambaikan tangan di depan wajahmu. "Kenapa ngelamun? Mikirin Laila?" lanjutnya. Melihat ku yang menatap nanar foto Laila yang ada di pangkuanku.

"Eh? Ada mas Dharma toh. Iya mas, rindu aku sama dia." Jawabku,menghela napas kasar.

"Kenapa gak sama mas aja?" Ucap mas Dharma sembari menaik turunkan alisnya.

"Alah ndak usah lah, kan udh ada di sini." Ucap ku sembari menahan tawa.

Mas Dharma memang tau saja bagaimana menghibur, dengan gombalan gombalan receh nya itu.

Saat aku dan mas Dharma masih tertawa tawa ria. Tiba tiba

"NIAAAAAA!"

Suara jeritan ke tiga kalinya untuk hari ini. Ya siapa lagi kalau bukan adhira yg bulan lalu merengek-rengek minta ikut. Tp jadinya malah gini, dua jeritan sebelumnya dikarenakan oleh jaringan Telkomsel disini tuh kayak kentut, geser dikit ilang. Makanya aku pakai axis yg dimana aja jaringan lancar terus, gk di Jogja atau Tegal jaringan nya cukup bersahabat walau kadang kalau lagi ngambek jaringannya bisa bisa aku off seharian. Eh malah bahas beginian wkwkwk.

"Apaan? Berisik lo. Makanya ganti kartu sana, mentang mentang anak sultan kartu nya telkomsel. Sekarang gk ada jaringan tau rasa lu." Ucapku setengah teriak

"Bukan masalah kartu, hari ini lu mau ke makam Laila kan? Gue ikut boleh? Kangen gue sama dia."

Iya memang hari ini niatnya aku akan ke makam Laila. Ah adhira bikin aku tambah rindu aja.

"Iya boleh, siap siap sana. Gue tungguin di luar."

***

Sudah seminggu aku di Tegal, ya sudah tanggal 29 Desember. Aku harus segera kembali ke Jogja mengurus wisuda ku dan segala macamnya.

Dan Mas Dharma mengantarku sampai ke stasiun. Tinggal 30 menit lagi aku akan berangkat ke Jogja rumah kedua ku setelah Tegal.

"Dek jaga hati ya disana, Mas selalu tunggu kamu disini." Ucap mas Dharma mengenggam tanganku, seakan takut kehilangan.

"InsyaAllah mas selama tuhan menghendaki Nia akan jaga hati ini buat mas," Ucapku menyentuh dada sebelah kiriku. "mas juga jaga hati disini." lanjutku

Mas Dharma hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Uuuh kenapa gue kajebak di suasana beginian sih. Bikin iri tau gak?!" ucap Adhira setengah teriak.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"Udah ah, yuk masuk Ra. Mas aku pergi dulu." Ucapku pamit dengan mas Dharma dan menarik tangan adhira.

Aku dan Adhira masuk ke dalam kereta.

Selamat tinggal kota kelahiranku. Kota beragam rasa, tempat awalku memulai cerita. Jika Tuhan menghendaki aku ingin mengakhiri kisahku disini jua bersama orang yg kucinta

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
TBC
Aku bingung gimana bikin Part ini. Kl acak acak mohon maaf ya.
Intinya double up heheh

Ah bingung mau ngomong apa
Intinya jangan lupa vote dan commentnya. Sama kritik sarannya juga

Bye👋

Agnia Divyanisa Where stories live. Discover now