Menikmati Patah Hati?

91 4 2
                                    

_Bisakah kita benar-benar menikmati patah hati?_

Happy Reading
Jangan lupa vote dan comen.

⚠️

⚠️

⚠️



          Patah hati? Sudah patah yang patah hati pula. Hati yang tidak punya tulang hanya punya perasaan. Ia bisa patah dan dia juga bisa sakit. Masihkan kedua insan itu menikmati patah hati sebelum memiliki ini. Mungkin bukan hanya mereka tapi banyak orang diluar sana merasakan fase tersebut. Fase paling menyebalkan dalam urusan percintaan. Katanya patah hati tak boleh dinikmati melainkan diobati. Tapi bagaimana jika patah hati mereka itu belum ada obatnya?

Semilir angin musim gugur membuat hati Nata perlahan tercabik-cabik kenyataan. Kenyataan bahwa Kila sudah terikat dengan kata sah. Air mata itu perlahan menuruni pipi Nata yang berwarna sedikit merah karena udara dingin musim gugur. Tangan itu langsung bergerak cepat untuk menyeka air mata itu. Ia tak boleh menangis. Kata papanya lelaki tidak boleh menangis. Lebih parahnya papanya dulu juga mendoktrinnya dengan lagu milik AlElDul itu. Hah itu sudah lama sekali.

"Seharusnya aku juga bahagia ketika melihat senyum miliknya. Senyum tertulus yang pernah aku temui. Senyum paling indah jika dinikmati dengan rasa bahagia yang memenuhi hati. Tapi senyum itu sekarang hanya milik Arkan seorang," monolognya.

Nata beranjak dari tempat duduknya dan kembali ke lantai atas untuk mengikuti acara meriah itu. Ia harus tegar dibalik hati yang ambyar. Ia sudah sampai di lantai atas. Samar-samar ia mendengar seseorang berkata seakan mengerti apa yang dirasakan oleh Nata. Nata hanya menghela nafas di depan pintu. Ia menikmati petikan gitar dan lagu yang dimainkan oleh entah siapa di dalam sana.

"Harusnya aku," lirihnya menyebut judul lagu yang sedang dinyanyikan seseorang.

Lagu itu memang sedang viral. Apalagi jika acara meriah itu dihadiri oleh sang mantan terindah. Ah memikirkannya membuat Nata semakin berharap lebih. Mantan terindah. Nata tidak punya walau ia juga pernah menjalin hubungan dengan kakak tingkat waktu kuliah dulu. Tapi yang terindah hanyalah Kila sahabat kecilnya.

Ia masih mengingat perkataan Kila dulu. "Sebaiknya lo cari pacar sana Nat. Nggak bosen apa jalan mulu sama gue?"

"Kamu aja udah cukup bagiku La," jawabnya waktu itu.

"Hahahahaha ngaco lo," tawa Kila membuat Nata tersenyum kikuk dan langsung menggaruk tengkuknya.

Nata meringis mengingat percakapan antara dirinya dan Kila pada masa itu. Padahal ia berkata serius pada Kila namun Kila lebih memilih untuk menertawakkannya. Sudah selesai dengan acara melamunnya Nata akhirnya membuka pintu utama acara itu.

"Terima-daddy!" teriak seseorang yang tak lain adalah Syabil dengan menggunakan micnya.

Nata langsung bingung dengan keadaan ini. Yang awalnya acara itu penuh dengan sorakan penonton kini hening tak ada suara. Nata tak mengerti suasana ini. Semua orang seakan-akan menelanjanginya dengan tatapan-tatapan mengerikan itu.

"Ah," ucapnya sambil menggaruk tengkuknya kagok.

"Jadi sebenarnya apa hubunganmu dengan dedek gemes kami saudara Nata Prawira?" tanya salah satu temannya.

"Aku bahkan tidak mengenalnya," jawabnya jujur.

Memang Nata tidak mengenalnya hari ini. Tapi bagaimana jika esok yang akan datang ia akan mengenal sosok Syabila? Nata tidak tahu kemana takdir akan membawanya.

Aku Kamu dan Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang