Sepasang Senja

95 5 0
                                    

Selamat Membaca. Jangan lupa memberi bintang dan komennya.

⚠️⚠️⚠️

"Aku bahagia hari ini karena sepasang senja menemaniku menuju malam."

📖📖📖

             "Daddy!" teriak Syabil.

Semua mata di dalam kelas menoleh ke arah Syabil yang tidak sadar dengan ucapannya. Hari ini adalah takdir kedua mereka setelah seminggu tidak dipertemukan. Syabil masih tidak menyangka jika Nata adalah gurunya di sekolah ini.

"Syabil," lirih Nata dengan pandangan bingung.

Nata terkejut mendapati gadis patah hati itu. Ia bahkan tidak pernah berpikir jika mereka akan dipertemukan kembali. Ia berpikir takdirnya hanya sebatas kejadian malam itu. Malam dimana ia menenangkan gadis itu ketika menangis. Ternyata ia salah besar. Ia hanya berharap jika takdir mereka hanya sebatas guru dan murid saja. Tapi siapa yang tahu takdir? Hanya sang Pencipta. Kalaupun takdir mereka berubah, mereka bisa apa? Apalagi sudah dua hari yang lalu gadis itu mengusik malam tenangnya. Ia juga tidak tahu kenapa. Apakah ia move on secepat itu dari sahabat kecil yang dipercaya sebagai cinta pertamanya? Entahlah ia juga bingung.

"Apakah Syabil anak pak guru itu?" bisik-bisik teman sekelasnya yang masih bisa ia dengar.

"Mana mungkin. Bukankah pak guru itu belum punya istri?" jawab temannya yang lain.

"Apa mereka punya hubungan semacam itu?" bisik yang lainnya.

"Gue nggak mengira jika Syabil orang yang seperti itu. Tadi pagi udah buat heboh sekolahan sama Langit sekarang sama pak guru ganteng itu. Dasar cewek ganjen."

"Cabe!" sebal yang lainnya.

Semua prasangka itu terdengar di telinga Syabil. Ia harus mengambil tindakan agar semua orang tidak salah paham dengan hubungannya dan Nata.

"Daddy Jungkook. Mengapa harus Daddy sih panggilannya? Kurang cocok tau." Syabil berbicara dengan handphone yang sedari tadi berada di loker meja.

"Ehem. Sebaiknya kita mulai perkenalan saja. Baiklah semuanya perkenalkan nama Saya Muhammad Hafiz Nata Prawira. Kalian bisa memanggil saya pak Nata. Saya bertugas menggantikan bu Risa sebagai guru matematika sekaligus wali kelas kalian. Mohon bantuannya. Jika ada masalah dalam kelas sebaiknya langsung dilaporkan kepada saya terlebih dahulu sebelum ke BK ataupun ke kepala sekolah."

"Baiklah kita akan mulai pelajaran hari ini."

Di sisi pojok kelas Syabil masih menatap Nata dari jauh dan membuat Langit keheranan dengan Syabil. Sepertinya mereka saling mengenal. Itulah yang dipikirkan Langit.

" Kamu kenal sama pak Nata?" tanya Langit pada Syabil dan dijawab dengan gelengan kepala.

"Kenapa?" tanya Syabil.

"Gak papa kok. Ku kira kamu kenal sama pak Nata."

"Enggak."

Syabil tidak ingin menambah masalah kembali dengan Nata. Cukup hari itu ia berurusan dengan Nata selebihnya biar hanya sekedar murid dan guru.

 Cukup hari itu ia berurusan dengan Nata selebihnya biar hanya sekedar murid dan guru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Kamu dan Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang