Seven.

3.3K 367 44
                                    

07

Satu minggu ini terasa berat bagi Lisa. Pergi ke kampus, bukan untuk belajar tapi untuk menumpang tinggal di salah satu tempat unit kegiatan mahasiswa pecinta alam. Yang sering di sebut markas oleh para anggotanya.

Kenapa Lisa tinggal di situ, karna pemiliknya jarang sekali ada di markas, mereka cenderung lebih sering berada di luar dari pada di dalam ruangan.

Ini juga menguntungkan untuk Lisa. Dan lebih beruntungnya lagi ketua dari pecinta alam ini adalah teman satu kelas Lisa. Sangat baik, dia bahkan meminjakan bajunya untuk Lisa, karna Lisa tidak membawa apa apa.

Lisa memberi alasan palsu. Dia mengatakan dia sedang di hukum oleh orang tuanya, Jadi dia tidak bisa pulang ke rumah.

Selama seminggu juga, Lisa bertahan dengan uang yang pas pasan. Makannya bukan delivery lagi yang mahal, melainkan jajanan pinggir jalan yang murah meriah.

Gengsi. Sebenarnya Lisa gengsi tapi apa boleh buat. Hanya dengan cara itu lisa bisa bertahan. Mengiritkan uang yang hanya tinggal beberapa lembar lagi dengan nominal yang tidak besar.

Dan kini Lisa nampak berbeda. Dia lebih sering terdiam dan mudah sekali marah jika ada yang mengganggunya.

Sering berteriak menangis di malam hari, meratapi diri yang sudah tidak berguna lagi di dunia ini.

Merasakan kepedihan yang kian bertambah di setiap harinya. Melihat orang yang sudah mulai menjauhi dirinya.

Sahabatnya. Pergi menjauh mengacuhkan Lisa. Menganggap bahwa mereka sudah tidak pernah lagi mengenal dengan yang namanya Lalisa Manoban.

Setelah Lisa mengatakan semuanya pada sahabatnya, mereka jelas sekali terang terangan menjauhi Lisa. Mengabaikan setiap telpon masuk dari Lisa.

Tidak menjawab saat Lisa menyapa mereka. Semua orang tau bahwa Lisa kini sudah dijauhi oleh sahabatnya sendiri. Tapi tidak tau alasannya apa.

*Lisa pov

Aku melihat mereka sedang duduk di salah satu gazebo dekat markas dari pecinta alam.

Tertawa dengan bahagia membicarakan sesuatu yang aku tidak ketahui. Itu menyakitkan, mereka bahagia disaat aku disini berjuang untuk bertahan hidup dengan kesedihan yang sedang memelukku.

Aku akan menggebrak mereka hari ini. Bertanya mengapa mereka mencampakkan seseorang yang dulu bahkan sering membantu mereka.

Ini tidak adil saja bagiku. Mereka menjauh setelah mereka tau aku tidak punya apa apa lagi.

"Kenapa kalian seperti ini padaku?" aku sudah berada di depan mereka.

"Apa karna aku sudah tidak memiliki apa apa lagi?" Beruntung gazebo ini sedang sepi. Tidak ada yang melihat aksi ku ini.

Mereka menatapku sinis. Tatapan yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya.

"Kau sudah tau jawabannya" Yeri membuang muka setelah mengatakan itu.

Kumohon, jangan keluar air mata ini. Kau harus kuat Lisa. Tahan sebentar.

"Kalian memang sahabat palsu"

"Kau tau sendiri Lisa, jika kau tidak punya uang kau tidak bisa pergi main bersama kami, kami hanya main dengan orang orang yang mempunyai uang" perkataan Wendy membuatku merasa di rendahkan. Seperti ini kah.

"Lagian kami tidak mau bermain dengan seorang anak koruptor, takut takut uang kami yang akan nantinya digelapkan"

"Brengsek, aku tidak sama dengan mereka. Aku bahkan sudah tidak ingin lagi bersama mereka" tamparan keras kulayangkan pada Joy yang sudah berani mengatakan seperti itu. Tidak sadar, aku tidak suka saat Joy mengatakan itu, hingga dengan refleks tangan melayangkan aksinya.

Painful ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora