Thirteen.

2.9K 361 7
                                    

13

Taman luas nan hijau dengan bangku taman yang tersebar di sisi luas taman adalah tempat terakhir untuk menutup hari yang lelah.

Tempat ini adalah kemauan Lisa yang ingin bersantai ria dengan memakan es krim juga cemilan yang baru mereka beli.

Duduk santai di bangku taman, menghadap ke arah rerumputan hijau yang sedang di pakai bermain bola oleh anak anak laki laki berusia sekita 7-10 tahun.

Lisa tersenyum saat melihat mereka tertawa lepas. Anak anak yang belum mengetahui kerasnya dunia saat mereka sudah meninggalkan bangku sekolah.

"Lihatlah, mereka sangat lucu" Chaeyoung menjawab dengan deheman saja. Karna ia sekarang sedang memejamkan matanya. Tidak mau melihat banyaknya orang yang berada di taman ini, yang sedang berjalan dan berlari kesana kemari. Membuat kepala Chaeyoung merasa pusing.

Berbeda halnya jika di dalam aquarium tadi, pengunjung disini jauh lebih ramai dan itu memusingkan.

Tidak kuat dengan keramaian. Tapi sepertinya Lisa tidak menyadari raut wajah dari Chaeyoung yang sedang terpejam pusing. Lisa fokus melihat tawa mereka.

Bukan kebahagiaan yang Lisa rasa, ah mungkin bahagia tapi rasa sakit lebih dominan dirasanya.

Sakit karna Lisa kembali iri pada kebahagiaan mereka. Dirinya sekarang tidak bisa sebahagia itu. Tertawa bersama kedua orang tuanya tidak bisa lagi Lisa rasa.

Bisa. Jika ada suatu keajaiban datang dari diri orangtuanya. Tapi sepertinya saat ini juga mereka sudah sadar di balik jeruji itu. Mungkin sekarang sudah merasa bersalah karna telah memperlakukan Lisa tanpa kasih sayang yang tulus. Hanya memberi harta haram pada anaknya yang mereka bisa.

"Chaeng, apa kau mau kembali seperti anak kecil lagi? Yang belum mengetahui namanya beban dan masalah"

Terkejut. Perkataan Lisa seperti menyambar relung hatinya dengan kejam.

Matanya terbuka dan membulat sempurna. Membiarkan pupilnya melihat pada kerumunan orang di depannya.

Terdiam dengan badan yang tidak mau bergerak.

Merasa tidak ada jawaban Lisa melihat ke arah Chaeyoung.

"Chaeng" sapanya pelan. Tidak ada respon. Tatapan Chaeyoung kosong membuat Lisa bergidik ngeri.

"Chaeng, kau baik baik saja" berbicara keras seraya merangkul untuk menyadarkannya dari keterdiamannya.

"Aah iyaa hah iyaa" tentu terkejut Chaeyoung saat Lisa menyadarkannya.

"Ah Lisa, sebaiknya kita pulang, aku sudah tidak kuat"

"Kenapa? Kau sakit?"

"Tidak, eum ini waktunya sudah hampir malam. Ayo pulang"

Lagi dan lagi, Lisa di buat bingung dengan Chaeyoung. Jelas jelas Lisa melihat Chaeyoung yang sedang melamun. Melamunkan pasti memikirkan sesuatu. Apa yang di pikirkan oleh Chaeyoung sampai seperti itu? Lisa terus bertanya dalam hatinya. Kenapa.

Chaeyoung sudah berjalan lebih dulu, Lisa mengejar.

'Aissh kenapa dia selalu jalan lebih dulu dan aku selalu mengejarnya' gerutuan kecil Lisa.

"Chaeng ada apa? Kau ada masalah?" sepanjang perjalanan meninggalkan taman ini Lisa terus bertanya. Hingga sebentar lagi sudah sampai pada pada mobilnya. Mereka mendengar jeritan.

"AARGGHHH TOLONG"

"Lisa, kau dengar itu?" Lisa coba menajamkan pendengarnya yang samar samar mendengar suara teriakan.

"TOLONG, SIAPAPUN TOLONG KAMI"

Jika di taman tadi banyak sekali orang yang berlalu lalang, beda halnya dengan tempat parkir ini yang cukup sepi.

Membuat hanya Chaeyoung dan Lisa saja yang mengetahui asal suara itu. Tapi suara itu seperti dua orang. Karna sebelumnya Chaeyoung mendengar suara perempuan dan yang baru saja berteriak adalah pria.

"Chaeng disana" Lisa menunjuk sebuah mobil sedan merah yang ada di ujung barisan mobil terparkir ini.

Berlari kencang untuk dapat segera menemukan seseorang yang meminta bantuan.

Lisa yang sudah sampai di mobil berwarna merah itu mengedarkan pandangannya pada sekitar. Mencari orang tersebut.

"Di sini"

Suara dari pria itu ada dekat dengan Lisa. Segera Lisa melangkah maju, dan benar. 2 orang sedang berada di balik mobil sedan merah ini.

Lisa menutup mulutnya terkejut. Chaeyoung yang baru saja sampai juga terkejut saat mensejajarkan pandangannya dengan Lisa.

"Tolong, istri saya akan melahirkan" pria yang sudah terlihat tua ini sedang menangis.

Istrinya terbaring dengan paha suami sebagai bantalannya. Darah terlihat mengalir melewati betisnya. Sepertnya ia pendaharan.

Nyonya ini sedang memakai dress selutut hingga darah terus mengalir dan dapat dilihat.

Tangan sang suami memegang erat tangan istri, tangan satunya lagi di gunaakan untuk mengelus kepala dan membasuh keringat yang banyak dari wajah sang istri. Nyonya ini teriak lebih keras lagi untuk mengeluarkan rasa sakitnya.

Membuat Lisa tersentak kaget dan langsung membantu tuan ini mengangkat tubuh sang istri yang sedikit berat untuk di bawa ke mobilnya Chaeyoung.

"Chaeng, cepat. Bukakan pintu mobilnya" tersentak, Chaeyoung berlari lebih dulu untuk memmbuka pintu mobilnya.

Mereka sudah masuk. Chaeyoung melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumah sakit terdekat.

Persetan, mobil lain menghalangi jalannya. Karna sudah mendekati malam, jalan sedikit macet di akibatkan oleh orang yang pulang kerja.

"Hyaaa!! Tolong minggir!!" Lisa mengeluarkan kepalanya di jendela mobil, meneriaki mobil mobil yang menghalangi jalannya.

Chaeyoung mengerang frustrasi saat mendengar teriakan sakit dari seseorang di belakangnya. Memencet klakson beberapa kali agar mereka memberi jalan.

"Oh ayolah cepat, istriku akan melahirkan" suara suami itu turrut menambah ke emosian diri Chaeyoung dan Lisa pada beberapa mobil yang lagi lagi menyela.

"ARRGGHH SAKITTT"

"Sabar sayang sebentar lagi"

Chaeyoung semakin melajukan mobilnya saat mendengar erangan dari nyonya itu.

Painful ✓Where stories live. Discover now