Twenty Four.

2.5K 307 26
                                    

24

Chaeyoung sudah menangkup wajah Lisa. Menatapnya dengan kelembutan agar Lisa merasa tenang.

"katakwan perlahan. Ada apa hmm?" lembut sekali Chaeyoung berucap, hingga membuat Lisa merasa nyaman.

"Dia mengancamku. Dia akan membuatku meminta maaf langsung pada Sinb" Lisa terisak kembali saat mengatakan itu.

Chaeyoung belum terlalu jelas menangkap kalimat yang Lisa ucapkan. Apa maksudnya? Siapa dia? Siapa Sinb? Dan kenapa dia mengancam Lisa?

"Jihyo ingin membubuhku"

<Flashback On>

Lisa tersudut, badannya sudah menempel pada tembok di belakangnya.

Tidak adakah orang yang lewat? Lisa merasa takut jadinya dalam posisi seperti ini.

Tatapan tajam dari lawan dihadapannya seperti tusukan tajam pada bola mata hingga menembus hatinya.

"Kau!" suara berat penuh penekanan tertangkap jelas oleh pendengaran Lisa.

Jihyo sudah menunjuk ke arah tepat pada dada Lisa. Dan perlahan mulai menekannya.

Lisa tidak tau, kenapa ia seperti patung bisu diperlakukan seperti ini. Benar benar bukan Lisa. Sikapnya kembali pada masa pertemanannya dengan Sinb yang masih polos.

"Kau harus minta maaf atas perbuatan yang kau lakukan pada adikku Lisa" Jihyo menekan kuat dada sebelah kiri Lisa.

"Maafkan aku, kumohon maafkan aku" matanya sudah berkaca, Lisa takut.

"Jangan meminta maaf dariku, kau harus minta maaf langsung pada Sinb, Lisa" Lisa bergidik ngeri mendengar kalimat yang baru ia dengar.

Apa maksudnya? Bukankah Jihyo tadi bilang bahwa Sinb sudah meninggal? Bagaimana caranya? Memohon langsung di depan makamnya?

"Kenapa Lisa? Apa kau taku?" telunjuk Jihyo sudah tidak lagi berada didada kiri Lisa, sudah beralih pada pipi Lisa. Mengelusnya. Lisa tidak merasakan kelembutan, tapi ketakutan dalam setiap sentuhannya.

"A-aku akan meminta maaf pada Sinb?" tergagap, Lisa ingin keluar dari suasana seperti ini.

"Benarkah? Kalo begitu aku akan membantumu untuk meminta maaf langsung pada Sinb" menyeringai, Jihyo tersenyum atas keinginan Lisa. Ia memunduhkan dirinya sedikit berjarak dengan Lisa.

Lisa bisa bernafas lega sekarang. Menetralkan kembali jantungnya yang tadi berdegup kencang.

"Aku akan membunuhmu" Lisa membulatkan matanya. Apa? Apa? Apa yang baru saja ia dengar? Membunuh? Siapa? Detakan jantungnya kembali berulah cepat lagi.

"Kau bilang kau akan minta maaf dengan Sinb kan? Syaratnya yaa kau harus mati dulu, agar kau dengan Sinb bisa berada didalam dunia yang sama"

<Flashback Off>


Chaeyoung memeluk erat Lisa. Hatinya bergemuruh kencang. Kurang ajar sekali orang yang telah mengancam Lisa seperti itu.

"Chaeng, aku takut" dalam dekapan Chaeyoung, Lisa menangis. Tangis yang begitu lirih.

Tangis yang menggambarkan ketidak mampuannya untuk menghadapi segala gejolak dihati yang terus menguras kekuatan hatinya.

"Aku takut hidup Chaeng" keputus asaannya sekarang mengikat ketegarannya. Tak ada lagi yang perlu dipertahankan dalam hidupnya.

"Lisa, kumohon, bertahanlah. Aku akan melindungimu" tidak, Chaeyoung tidak mau lagi terjadi apa apa pada Lisa. Jangan lagi ada yang mati dihidupnya.

Painful ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora