Fiveteen.

2.8K 376 16
                                    

15


Pagi. Seorang dokter baru saja memeriksa tubuh Chaeyoung yang baru saja terbangun.

Sebenarnya dini hari. Saat semua sudah terlelap dengan mimpinya masing masing, termasuk Lisa. Chaeyoung bangun merasakan sakit kepala yang teramat mendalam seperti di timpa sesuatu yang berat.

Melihat Lisa yang tertidur di dekatnya membuat Chaeyoung tidak berani membangunkannya. Padahal diri sudah tidak kuat menahan.

Beberapa menit merasakan sesuatu yang menyerang kepalanya dengan brutal. Chaeyoung akhirnya bisa tertidur kembali setelah terjaga selama satu jam.

"Bagaimana keadaan Chaeyoung dokter?" Lisa lah yang bertanya terlebih dahulu pada dokter yang sudah memeriksa keadaannya.

"Sudah sedikit membaik, tapi tolong, jangan berfikir yang terlalu berat. Dan makan 3 kali sehari" Lisa mengangguk menanggapi ucapan dokter.

Lisa kembali duduk di kursi samping ranjang Chaeyoung saat dokter bersama susternya sudah meninggalkan ruang rawat Chaeyoung.

"Bagaimana Chaeng? Masih sakit kepalanya?" tapi tak ada jawaban dari Chaeyoung. Tatapannya kosong. Seperti yang pernah Lisa lihat sebelumnya.

"Chaeng" memegang tangannya erat menyadarkan lamunannya dengan sentuhan yang Lisa buat.

"Aku ingin pulang"

"Tapi Chaeng kau belum sem..."

"Aku ingin pulang Lisa" Chaeyoung memotong kalimat Lisa dan berusaha mendudukkan dirinya yang masih terasa sakit.

"Chaeng jangan dulu" tentu saja Lisa khawatir saat melihat Chaeyoung yang berusaha menahan sakitnya di kepala.

"Lisaa" suara rendah dan tatapan sendu membuat Lisa membuang wajahnya kasar ke arah kanan. Lisa tidak kuat suara lirih dan tatapan sendu itu terdengar dan terlihat dari wajah Chaeyoung.

"Baiklah"

______

Lisa kini yang menjaga dan mengurus Chaeyoung. Keadaannya yang belum pulih betul membuat Lisa harus berbuat selayaknya seorang kaka yang menjaga adiknya yang sakit.

Tapi tidak masalah bagi Lisa. Karna dulu juga Chaeyoung memperlakukan Lisa seperti itu. Toh juga chaeyoung adalah penolong bagi Lisa. Superhero yang mempunyai kekuatan dalam menyikapi sikapnya dulu.

Sesampainya Lisa datang ke apartemen milik Chaeyoung, Lisa mandi dulu. Badan yang gerah penuh keringat dan bau adalah alasan Lisa untuk menyegarkan kembali tubuhnya.

Berganti dengan setelan baju yang sudah di belinya beberapa hari yang lalu bersama Chaeyoung.

"Mau di elap tubuhnya?" Lisa sudah duduk di samping Chaeyoung yang sedang mengistirahatkan tubuhnya. Badan Chaeyoung dan Lisa juga sama. Tak jauh beda. Sama sama berkeringat.

"Pake air hangat yaa?" Lisa tetap pergi ke dapur walau tak ada jawaban dari Chaeyoung, untuk memanaskan air untuknya.

Datang lagi dengan wadah kecil berisi air hangat dan handuk kecil.

Perlahan dan telaten Lisa mengusap lembut tangan Chaeyoung dengan handuk yang sudah di celupkan pada air hangat.

Seperti sudah biasa melakukan ini, padahal ini pertama kalinya Lisa seperti ini. Tentu saja. Lisa melakukan ini pada siapa jika di rumah. Anak satu satunya kan. Orang tuanya jarang sekali sakit. Jika sakit ada seseorang yang merawatnya.

Lisa pernah melihat ini di salah satu film yang ia tonton, dulu sekali saat belum terlalu sibuk dengan pertemanannya yang hedonisme. Salah satu pemeran utamanya sakit dan di urus oleh seorang yang menolongnya.

Mengusap bagian wajahnya sekarang. Cantik. Hidung mancung, mata indah, pipi chipmunk. Lucu.

"Ada apa? Jangan melamun terus Chaeng" entahlah, ekspresinya terus memandang kosong ke arah depan.

Ada rasa takut. Lisa takut Chaeyoung dirasuki oleh makhluk halus karna terus melamun. Pikiran aneh sih tapi yaa nemang itu yang Lisa takutkan.

Duduk di kasur yang sama denngan Chaeyoung yang sedang berbaring, bersiap memejamkan kembali matanya.
Lisa benar benar dibuat bingung dengan sikap Chaeyoung yang seperti ini.

  ____

Ting tong...

Suara bel apartemen ini membuat Lisa bangkit dari kasurnya dan berjalan peralahan untuk membuka pintu tersebut. Lisa sudah tau siapa yang datang.

"Anyeong Oppa"

"Lisaa, bagaimana keadaan Chaeyoung?"

"Masuk dulu Oppa" yaa yang datang adalah Chanyeol Oppa. Orang satu satunya yang Lisa tau yang baru saja di kenalkan oleh Chaeyoung kemarin.

Lisa mana punya kontak Chanyeol Oppa, dia mengambil di kontak ponsel milik chaeyoung. Sebenarnya dia ingin menelpon keluarganya, tapi Lisa tidak menemukan kontak keluarganya.

Dan satu satunya kontak yang ada nama 'Oppa'nya hanya satu. Yaa Chanyeol Oppa.

Chanyeol terlebih dulu melihat kondisi Chaeyoung yang ada di kamar. Hatinya sakit saat melihat seseorang yang sudah Chanyeol anggap sebagai adiknya sendiri sedang terbaring lemah di atas kasurnya.

Mendekati dan mengusap lembut kepala Chaeyoung yang sedikit hangat.

"Chaeyeong-aa apa yang terjadi padamu hmm?"



Chanyeol duduk di ruang tamu setelah melihat adiknya, dengan Lisa yang sudah menyiapkan segelas air putih untuk Chanyeol.

"Apa yang terjadi?" Chanyol langsung bertanya.

"Chaeyoung pingsan setelah melihat seseorang dinyatakan meninggal saat melahirkan"

"MWO?!" chanyeol benar benar terkejut ketika mendengar alasan dibalik pingsannya Chaeyoung.

Lisa jadi ikut terkejut mendengar kagetnya chanyeol dan melihat ekspresi Chanyeol yang berubah. Ada apa? Astaga kebingungannya meningkat lagi.

"Waeyo Oppa? Apa yang terjadi. Aku sering kali melihat Chaeyoung yang melamun. Kenapa?" tolong jangan buat Lisa berada di lingaran kebingungan sendirian, beri tahu sedikit agar Lisa bisa keluar dari lubang kebingungan yang menyeretnya terus masuk ke dalam.

"Sebelumnya, sebenarnya kau siapa? Karna aku tidak pernah melihatmu sebelumnya? Dan teman teman chaeyoung aku tau semua"

"Aku Lisa. Lalisa Manoban. Aku dan Chaeyoung baru saja menjadi sahabat beberapa minggu yang lalu"

"Sahabat? Siapa yang menyatakannya duluan?"

"Chaeng" Chanyeol menarik nafas berat. Semakin tidak mengerti juga apa yang sedang terjadi.

"Kenapa Chaeyoung mau bersahabat denganmu? Ah jangan tersinggung. Maksudku, bagaimana bisa Chaeyoung semudah itu mengatakan sahabat pada orang yang baru dikenalnya"

"Pasti ada sesuatu dari dalam dirimu"

Painful ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora