Twenty Eight.

2.6K 314 75
                                    

# 28


Chaeyoung mematikan lampu utama, ia membiarkan lampu yang sedikit redup cahayanya di samping ranjang. Sebelum akhirnya Chaeyoung tidur dengan posisi duduk menyandarkan kepala pada tangan yang dilipat di meja belajarnya.

Posisi yang tidak nyaman untuk mengistirahatkan tubuh yang sudah sangat lelah. Tapi mau bagaimana lagi? Punggungnya terasa sangat sakit jika bersentuhan langsung dengan sesuatu. Dan hanya posisi seperti ini yang bisa membuatnya terlelap.




Seseorang mengerjapkan matanya beberapa kali. Merasakan sesuatu yang sedikit sakit dibagian lehernya.

Matanya kini sudah bisa terbuka jelas.

Suasana kamar masih terasa temaram cahayanya, jendela dan gordennya menutup rapat sehingga tidak mengijinkan sinar mentari memasuki ruang kamar yang bernuansa monokrom.

Kamar ini. Lisa sedikit mengingat kembali apa yang terjadi sebelum ia tidak sadarkan diri.

"Chaeng" Lisa teringat. Bagaimana keadaan Chaeyoung? Seingatnya Chaeyoung hampir membunuh seseorang.

"Aarrgh" Lisa meringis sakit saat rasa pusing masih berada dikepalanya.

Ia tidak melihat Chaeyoung disampingnya? Kemana Chaeyoung?

Saat ia ingin bangkit dari tidurnya, Lisa melihat Chaeyoung yang berada di meja belajar. Tidur kah?

Pelan-pelan Lisa bersandar pada headboard sambil tangannya memegang leher yang terasa perih.

"Apa ini" Lisa merasakan sesuatu menempel pada lehernya, dan ia segera tau, bahwa itu adalah plester.

Pasti Chaeyoung yang melakukan ini, guman Lisa.

Lama-lama Lisa tidak tega melihat Chaeyoung yang tidur dalam posisi seperti itu. Kenapa tidak tidur disampingnya saja? Pikir Lisa.

Dirasa sudah sedikit membaik, Lisa beranjak untuk menghampiri Chaeyoung.

Melihat penyelamat ini, Lisa bersyukur. Ada juga orang yang masih menginginkannya hidup saat hati ingin menguburkan diri.

Tangan Lisa terangkat untuk mengelus punggung Chaeyoung. Namun Lisa terkejut saat sentuhannya itu membuat Chaeyoung terusik sambil meringis.

Ada apa? Chaeyoung masih belum membuka matanya.

Lisa mencoba kembali mengelus punggung itu. Dan respon Chaeyoung adalah ia menegakkan tubuhnya. Seolah punggungnya sangat sensitif bila disentuh.

Apa ada sesuatu dipunggung Chaeyoung? Guman Lisa sambil mengingat kejadian kemarin.

Dan yaa, Lisa teringat. Chaeyoung menyelamatkannya saat dirinya hampir tertabrak mobil.

Tubuhnya seperti terbanting tapi ia tidak terlalu merasakan sakit, hanya lutut saja yang terasa sakit.

Itu semua karna saat terjatuh, Chaeyoung memeluk tubuhnya hingga tubuh yang lebih keras terhantam adalah tubuh Chaeyoung.

Lisa menutup mulutnya terkejut. Lukanya pasti cukup parah pikir Lisa.

Ingin membangunkan untuk menanyakan apa ada luka dipunggungnya tapi Lisa urungkan.

Wajah letih itu butuh istirahat lebih lama lagi. Lisa hanya bisa menunggu, menarik kursi satunya lagi untuk bisa berada disamping Chaeyoung.

Mengikut sertakan dirinya seperti posisi Chaeyoung. Dilihat wajah itu. Wajah yang terlihat damai, tapi beberapa jam yang lalu wajahnya tidak sedamai ini.

Jika diingat lagi, Lisa merasa takut saat melihat Chaeyoung dengan murkanya hampir merenggut nyawa orang. Jika Lisa tidak menghentikannya, mungkin Chaeyoung kini sudah dicap sebagai seorang pembunuh.

Painful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang