SMA KASTURI

35.7K 1K 22
                                    

Masa SMA adalah masa terakhir, dimana kalian masih menyandang gelar sebagai seorang Pelajar. Berbeda jika sudah masuk kuliah, gelarnya beda lagi. Mahasiswa namanya.

Disini, seorang gadis yang sedang menjaga gerbang sekolah nampak melempar senyum manisnya pada murid lain yang mulai berdatangan.

"Pagi Ajeng!" Sapaanya dibalas ramah pula.

"Pagi Nay! Udah siap ngehukum murid yang telat aja nih kayaknya?"

"Bisa aja? Enggak kok, cuman ngejalanin tugas sebagai sekertaris." Mereka terkekeh, obrolan hangat di hari senin yang cerah.

Dia Nayla, Nayla Satiwari. Murid kelas XII yang terkenal dengan segala kecerdasanya. Kebanggaan SMA Kasturi? Sudah pasti.

Nayla adalah siswi yang pandai dalam semua bidang pelajaran. Apalagi dia keponakan Kepala Sekolah, sudah harus pintar dan berprestasi bukan?

Gadis dengan perawakan tak terlalu tinggi itu adalah Primadona sekolah, ya meskipun selalu tampil natural dan apa adanya. Selain itu, siapapun bisa berteman baik denganya.

"Tinggal anak duabelas IPS 8 yang belum dateng. Yakin mau ditungguin?" Yang ditanya mengangguk.

"Yakin, biar sekalian tahu siapa aja yang telatnya."

Nesa tersenyum. "Nay-Nay, semua orang tahu kali siapa yang sering telat disini? Vito CS." Wajahnya langsung suram. Menyebalkan, nama itu paling anti Nesa sebut sebenarnya.

"Iya tahu, tapi kan tetep aja Sa, mereka harus dicatet nama-namanya. Biar kapok, sekalian masuk BK."

"BK udah bosen ngurusin mereka. Lagian buang-buang waktu tahu nggak? Bentar lagi juga upacara mau mulai, siap-siap aja yuk?"

Tapi tujuanya tak selemah itu. Kali ini Nayla harus bisa membuat anak-anak XII IPS 8 insaf. Setidaknya tak datang terlambat lagi.

"Tunggu bentar lagi. Pasti dateng," Ucapanya terhenti, mereka sudah datang.

Anak laki-laki dengan motor dan jaket hitam bertuliskan Venus dipunggungnya itu mulai memadati gerbang sekolah. Nayla dan Nesa mana bisa menghentikan laju motornya? Mau tidak mau mereka harus mengikuti sampai parkiran yang sudah di klaim milik anak-anak Venus. Parkiran khusus.

"Permisi?" Gadis itu memberanikan diri untuk menegur lebih dulu.

"Makan areng pake itik, makanya bereng Aw Karin!

"Cakep!"

"Tuh kan, orang cantik pada dateng nyamperin!"

"Eaaa...! Petpet terus Gan, pantang lolos kalo yang bening." Pantun menyebalkan dari Ganu keluar lagi. Pria berdarah sunda itu memang tukang pantun nomor satu seantero. Bahkan, adik kelas laki-laki sering khursus padanya, belajar pantun ampuh untuk nembak cewek.

"Ojek neng?" Marko, sambil menepuk jok belakang motornya. Nayla diam, ia kaku jika harus berbicara dengan pria aneh semacam ini. Apalagi mereka anak-anak bermasalah disekolah. Sudah sering buat onar.

"Bisa sebutin namanya satu-satu?" Nesa to the point.

Anak Venus saling pandang. Tanpa hitungan detik, mereka tertawa. Tertawa meledek lebih tepatnya. Dua gadis itu menyerngit. Dasar sinting.

"Nggak ada yang lucu!"

"Emang nggak ada. Siapa nama lo? Ne-sa San-jaya." Marko mengeja Name tag-nya. Pria itu berdiri lalu datang kehadapanya.

"Mau tulis nama, abis itu lo setorin ke Pak Makmur?"

"Iya, biar lo semua itu kapok! Dan nggak pada telat lagi!" Suaranya yang menggelegar membuat semua tutup telinga.

VITO BAGASKARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang