satu

1.5K 57 6
                                    

Hari ini Kenzo ikut ke kantor. Sabtu biasanya jadwal dia bersama ayahnya tapi dikarenakan mas Zaki-mantan suamiku- lembur, alhasil disinilah kita sekarang. Kantorku masih menganut 6 hari kerja. Jadi, Sabtu masih berangkat seperti biasa tapi sudah pulang pada waktu makan siang.

Kenzo memang tipe anak cerewet yang mudah berbaur dengan siapa saja. Contohnya sekarang dia lagi asik ngobrol sama Jeff. Aku ngga ngerti lagi gimana bisa Jeff yang tadi lagi di ruang design tiba-tiba udah diruang tengah nemenin Kenzo main.

"Sayang, ini susunya."

"Tapi aku ngga suka susu mbak, kecuali susu ibu."
Eh, kok dia yang jawab.

"Maaf mas Jeff, saya lagi ngomong sama Kenzo."
Ngomong-ngomong, Jeff ini lebih muda dari aku dia baru dua dua kalo ngga salah. Masih fresh graduate gitu lah. Tapi karena dia atasan dikantor ini, aku panggilnya pakai embel-embel mas. Dia ngga mau dipanggil bapak.

"Ehh, kirain lagi ngomong sama saya mbak. Ada sayangnya sih." Sumpah ini berondong genit banget dari awal ketemu. Ngga tau aja dia kalau genitin aku sekali, jiwa jablay ku tumbuh sepuluh kali lipat lebih cepat.

"Kenzo, susunya sayang." Kenzo dari tadi memang masih fokus sama mainannya. Ngga peduliin emaknya yang dari tadi manggil, ngga peduli juga kalau emaknya lagi di godain sama berondong.

"Mam, nanti makan siang di mekdi sama uncle Jeff ya? Uncle janji sama Kenzo tadi mau beliin burger sama main di timezone." Apalagi ini ya Tuhan, berondong ini gercep banget sih. Kalau udah pakai Kenzo gini aku bisa apa. Ayo Adin kamu pasti bisa!

"Katanya mau temenin mama belanja, isi kulkas udah kosong lho, sabun mandi kamu juga udah hampir habis kan?"

"Kan bisa sekalian mam, uncle Jeff ngga apa kan kalau nanti temenin mama belanja juga?" Jeff cuma senyum dan mengangguk.

"Tuh mam, uncle ngga apa." Anak siapa sih ini, umur baru empat lebih tapi kalau soal nego kaya gini udah pinter amat.

"Oke, oke mama ngalah." Aku melihat kearah Jeff, seperti biasa dia hanya tersenyum memperlihatkan lesung pipinya sambil mengedipkan mata. Genit!
Tambah basah aku ya Tuhan...

"Ya udah, kamu lanjutin mainnya. Mama selesaiin kerjaan mama dulu. Jangan ganggu Uncle Jeff ya." Aku mengelus kepala Kenzo dengan sayang. "Permisi mas, saya mau menyelesaikan pekerjaan saya dahulu. Maaf kalau Kenzo mengganggu mas Jeff."

"Ngga apa-apa, itung-itung latihan." Aku segera berlalu, ngga kuat lama-lama takut goyah juga. "Eh, kok ngga dielus juga sih"
Samar aku mendengar gerutuannya.

Ya Tuhan, aku harus jauh-jauh dari virus bahaya kaya Jeff itu. Abang neng ngga kuat bang..

------

Siang ini, seperti yang diucapkan Kenzo tadi aku menemani Kenzo makan siang di mekdi dengan Jeff juga pastinya.

"Nanti kamu main sama uncle aja ya sayang, mama belanja sendirian ngga apa."

"Kenzo kan juga mau belanja mam."

"Emang Kenzo mau beli apa, biar mama yang beli."

"Sabun mandi Ken kan abis mam, Ken mau pilih sendiri nanti."

Aku menghembuskan nafas, upaya meminimalisir kebersamaan dengan Jeff kayaknya bakal sulit.

"Ya udah, Ken mau wangi apa? Nanti mama ambil wangi yang Ken mau."

"Pokoknya Ken mau pilih sendiri nanti." Oke Kenzo mulai mengeluarkan jurus andalannya. Ngambek.

"Ya udah si Din, ikut Kenzo main dulu sebentar ap susahnya si?" Heh, apa?? Dia panggil aku apa? Ngga pakai embel-embel mbak lagi? Oke ini diluar kantor, tapi usia dia dibawahku lho. Bukannya aku gila hormat tapi biasanya gitu lho kalau orang yang lebih muda pasti panggil aku mbak. Apalagi ditambah statusku sekarang.

"Kamu ngga usah cari cara buat ngehindari aku deh, ngga akan mempan juga. Semakin kamu menghindar, semakin aku deketin kamu." Lagi-lagi dia mengeluarkan jurus senyum andalannya. Ditambah panggilannya juga berubah jadi aku-kamu.

Kepalaku mulai pusing dengan kode-kode ini. Kalau pakai jurus hard to get malah bikin berondong ini suka. Aku akan coba pakai jurus jablay. Tapi itu nanti, ngga mungkin aku pakai di tempat ramai kaya gini kan.

Kenzo begitu menikmati bermain dengan uncle barunya. Mama yang tidak diperbolehkan belanja dan sudah bosan menunggu, akhirnya mencoba beberapa permainan juga. Aku selalu penasaran, kenapa selalu gagal main capit boneka. Padahal aku pernah nonton di Youtube, kayaknya gampang banget sampai dihabisin satu mesin. Lha ini aku udah berkali-kali masih gagal juga.

"Jangan buru-buru kaya gitu mainnya. Santai pakai perhitungan." Entah sejak kapan berondong raksasa ini sudah ada dibelakangku. Posisinya kaya di drama begitulah, yang seoalah-olah dia meluk dari belakang.
Aku gugup, mencoba konsen memperhatikan mesin capit yang sedang bergerak. Dan woiilaa.. dia dapat lho..

"Woaa,, uncle hebat. Dapet boneka." Kenzo yang tak kusadari ada disampingku mengambil boneka tangkapan Jeff.

"Tapi Kenzo ngga suka boneka uncle. Buat mama aja nih." Ye ini anak, yang ngambilin boneka buat kamu siapa juga.

"Nih, punyamu." Akhirnya aku menyodorkan boneka ponytail warna pink itu ke Jeff.

"Buat kamu aja, sementara jadi temen tidur sebelum aku yang temenin." Jawabnya berbisik. Jantung ya Tuhan. Sekali lagi diserang aku pasti kolapse. Mana tersangkanya udah kabur sambil cekikikan sama Kenzo ngga ngerasa bersalah sama sekali.

----

Sedikit demi sedikit ya.

Dec 14, 2019

Love

Obing

Tak Cukup Dengan CintaWhere stories live. Discover now