Sembilan belas

2.8K 115 21
                                    

"Hidup nggak sesimple omongan orang."

Jangan lupa untuk VOTE+KOMENT

Setelah bel istirahat berbunyi Keana sama sekali tidak beranjak dari bangkunya untuk ke kantin. Seperti teman yang lainya yang malah berlari cepat menuju kantin untuk mengisi perut yang sudah berdemo.

Tidak ada selera makan sama sekali dan ia hanya ingin pulang cepat. Hari ini Bram sudah berjanji padanya untuk mengajaknya jalan-jalan. Entah kemana Keana hanya mengikuti tanpa berkomentar.

Toh, Bram tidak seburuk apa yang ada di pikirannya saat pertama kali cowok itu menolongnya.

Selama jam pelajaran Keana ingin memutar waktu agar lebih cepat. Berharap semua masalah harus pergi dari hidupnya. Bagaikan benang kusut, Keana tak dapat lagi merapikan dan menyelesaikannya.

Ya, saat ini Keana mencoba lari dari masalah tanpa menyelesaikannya.

Setelah bel pulang berbunyi Keana segera menyandang tasnya dan berlalu pergi, tak mempedulikan teriakan Dara yang memanggilnya.

Ia segera berlari keluar kelas menuju parkiran, di mana Bram sudah menunggu di depan.

"Kenapa buru-buru?" Keana menoleh dan menghela napas berat. Menyandarkan kepalanya di punggung kursi.

"Gue cuma pengen cepat pergi. Gak suka di sini." Ketusnya melirik Bram sekilas sebelum kembali menatap ke depan.

Bram terkekeh pelan dan langsung menjalankan mobil sesuai tujuannya.

Gafa menautkan alisnya bingung melihat Keana terburu-buru masuk ke dalam mobil abu-abu itu. Ini pertama kalinya Gafa melihat Keana pergi bersama cowok, entah siapa Gafa tidak tahu, yang jelas ada rasa cemburu di dirinya.

Gafa ingin menjalan kan motornya tapi dia urungkan ketika melihat Dara berjalan ke gerbang depan. Gafa segera mendekati Dara sebelum perempuan itu masuk ke dalam mobil. "Dar tumben lo pulang sendiri? Nggak bareng Keana?"

Dara menoleh dan menggeleng kecil. "Lo tahu kan? Gue sama Keana nggak duduk sebangku lagi?" Gafa mengangguk mengiakan. Bahkan Gafa masih ingat cerita dari Revan bahwa Dara dan Keana sedang bertengkar.

Kalian pasti tahulah dari mana Revan dapat info itu. Cowok itu selalu mampir ke kelas Keana sekedar mendekati perempuan.

"Lo kenapa tiba-tiba berantem sama Keana?" Tanya Gafa penasaran. Selama 2 tahun Gafa mengenal keduanya tidak pernah mendengar keduanya bertengkar.

"Ceritanya panjang banget. Gue ga bisa jelasin sekarang, nyokap gue udah jemput." Jawab Dara.

"Kita ketemuan aja. Ntar gue share loc."

"Sip!"

Saat ini Keana duduk di bawah pohon menikmati angin sepoi-sepoi. Mencoba menghilangkan segala pikiran yang mengganjal dikepalanya.

Bram pun tak mengganggu membiarkan Keana sibuk dengan berbagai pikiran. Selama bertemu gadis itu Bram cukup mengerti apa permasalahan yang dia dapat. Selama Keana bolos sekolah dia lah yang menemani gadis itu pergi.

Seperti sekarang, Keana mengajaknya ke suatu tempat. Hal yang sering dilakukan Keana hanya melamun dan diam tanpa banyak bicara. Lagi pula, Bram tak merasa di repotkan. Dia bahkan senang bisa mengajak Keana pergi kemana pun yang gadis itu inginkan.

"Lo gak bisa gini terus,"

"Maksud lo?" Keana melirik Bram yang berdiri di bawah pohon memainkan daun-daun.

"KEANA"Where stories live. Discover now