06

500 58 3
                                    

woojin siap-siap buat pergi kerja, sebenarnya dia gamau kerja pengen dirumah aja sama chan. karna kapan lagi chan gak ke studio tapi dia urungkan niat meliburkan diri itu karna atasannya sudah menelponnya berkali-kali.

"kamu gajadi libur?"

"gajadi ada urusan dikantor, kamu berdua aja sama kiran ya"

"yaudah deh" kata chan lalu memeluk woojin. chan lagi manja sekarang, tapi mau gimana lagi woojin harus ke kantor.

"bentar aja kok chan" woojin mengusap kepala chan sesekali menyiumi pucuk kepala chan.

"bentar aja kok chan~" kata chan nyolot, dia kesal. woojin sudah janji untuk libur hari ini, tapi malah pergi kerja.

"besok deh ya" woojin mengacungkan jari kelingking nya. chan yang paham lalu menautkan jari kelingkingnya.

"ga boleh ingkar kayak hari ini yah?" woojin mengangguk, chan melepas pelukannya lalu merapikan baju woojin yang sedikit kusut karna dia meluk woojin.

woojin pergi keluar kamar dan chan mengikutinya, dia melirik kiran yang ada di ruang tengah.

"ran, gue pergi dulu ya"

"o-oh iya jin, hati-hati ya" kata kiran, sambil melihat woojin keluar rumah.

woojin masuk kedalam mobilnya dan chan melambaikan tangannya.

"pulang nanti beliin martabak manis ya hehe" katanya sambil nyengir yang hanya di balas anggukan dari woojin lalu melajukan mobilnya jauh dari mobil.

chan masuk kedalam rumah duduk di samping kiran, dia menyenderkan kepalanya di bahu kiran. kiran agak kaget.

"kenapa chan?"

"ga apa kiran, gue cuman bingung aja gimana woojin nanti. dia gamau nyentuh lo sedikit pun"

kiran terdiam, dia juga gatau harus apa.

---

sudah 3 jam woojin ada di depan monitornya, kerjaannya belum selesai dia kebanyakan melamun mikirin masalah dia sama chan dan kiran. dia bener-bener ga habis pikir sama jalan pikiran chan.

dia memainkan pulpen yang dia pegang dari tadi. lee minho, rekan kerjanya menatap dia heran karna jarang-jarang woojin melamun waktu kerja.

"woojin" tidak ada jawaban dari woojin, dia ga merespon panggilan dari minho.

"woi jin" minho melempar penghapus ke arah woojin.

"apaan sih!?" woojin sedikit terkejut karna lemparan itu, dia menatap kesal minho yang ada di hadapannya.

"lo kenapa? melamun mulu dari tadi, ada masalah sama chan?"

minho memang pekaan ,- batin woojin, dia melirik jam dinding sudah waktunya pulang. dia mematikan komputernya terus beresin barangnya.

"lah udah selesai lo?" tanya minho yang bingung ngeliat woojin udah beberes aja padahal dari jam masuk dia kebanyakan melamun.

"gue kerjain di rumah aja, lo mau ikut gue gak?" tanya woojin yang sudah siap untuk pulang, minho mengangguk dia juga gabut dirumah.

woojin mengajak minho ke restoran, minho celingak-celinguk bingung tumbenan woojin ngajak dia ke restoran biasa juga di cafe doang cuman ngopi.

"kenapa lo pilih tempat sepi gini? lo mau berduaan sama gue ya" goda minho sambil menyenggol lengan woojin.

"ga" jawab woojin singkat terus duduk di kursinya.

"terus apa?" tanya minho sambil melihat-lihat menu makanan.

"gue mau cerita" kata woojin, lalu mengembalikan daftar menu ke pelayan, menyebutkan pesanannya.

minho juga melakukan hal yang sama, pelayan pergi baru lah woojin mulai menceritakan masalahnya dengan chan dan cewek bernama kiran ini.

"gue bingung ho, gimana dong?" kata woojin frustasi, dia bahkan cuman mengaduk makanannya.

"ya coba aja dulu, kan lo sendiri mau punya anak, dari darah daging lo sendiri" jawab minho santai sambil mengunyah.

"ya emang harus begitu? gue males berhubungan sama cewek"

"mau gimana lagi anjir, gue juga ikut bingung, berat amat masalah lo" minho meminum airnya, dan siap-siap buat ngomong lagi.

"lagipula kenapa dah chan tiba-tiba begitu?"

"ya mana gue tau tadi pagi changbin bawa cewek terus chan bilang tuh cewek tinggal di rumah"

minho mengangguk-angguk sambil memakan dessertnya, mumpung di traktir jadi dia pesan aja sesuka dia.

"udahlah pasrah aja gue" kata woojin.

"chan ngasih berapa uang ke cewek itu?"

"hah?" woojin bingung.

"ya kan minjem rahim tuh cewek, pasti chan bayar dia" kata minho santai sedangkan woojin juga baru sadar kenapa ada cewek yang tiba-tiba datang mau menawarkan diri buat ngandung anaknya, dia harus tanya chan.






xixixixixi

ѕυrroɢαтe • woocнαɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang