09

483 59 9
                                    

"chan? kenapa?" felix terbangun karna suara handphonenya, chan menelponnya dia hampir mengumpat tadi untung aja dia ngeliat nama yang menelponnya.

"felix..." felix dengar suara chan, lelaki yang menelponnya ini sedang menangis. dia buru-buru duduk.

"lo kenapa?" tanya felix hati-hati.

"lix.. lo ada dimana?" felix terdiam, dia bingung. pagi-pagi chan menangis terus nanya dia ada dimana.

"oh, gue dirumah" jawab felix yang masih bisa mendengar isakan di telponnya.

"gue kesana" felix gelagapan, dan kaget karna sambungannya di putus oleh chan. dia buru-buru membersihkan rumahnya dan pergi mandi.

chan sampai didepan rumah felix, chan baru beberapa kali sih pergi kerumah felix karna ga sengaja ketemu dan menawarkan tumpangan buat felix.

chan mengetuk pintu rumah itu, menunggu felix membuka pintu dia melirik ke para ibu-ibu yang menatap dia sinis atau itu perasaannya saja chan masa bodo lah.

felix membukakan pintu untuk chan, chan masuk kedalam dan felix menutup pintunya. felix memperhatikan chan yang sedikit berantakan.

"duduk deh, udah gue siapin minum" suruh felix, chan menurut dia duduk di sofa yang ada di ruang tamu.

"lo kenapa?" tanya felix.

chan menceritakan semuanya, dia yakin felix menyalahkan dirinya karna dia juga yang memberi ide itu ke kiran.

felix menggeleng dia ga paham sama jalan pikir chan, kalau gamau woojin ngelakuin itu sama orang lain kenapa dia nyuruh kiran begitu pikir felix.

chan mengusap wajahnya, lalu merebahkan badannya. felix agak kaget karna chan menaruh kepalanya di paha felix.

"lix gue harus apa?" rengek chan. felix juga mana tau harus apa, dia sendiri juga pusing dengan masalahnya.

"oiya lix, tadi pas gue didepan rumah lo di liatin sinis ibu-ibu jir" kata chan, felix menunduk melihat chan.

"itu kenapa?" tanya chan menatap felix.

"gue keciduk ciuman didepan rumah sama tetangga" jawab felix malas.

"ciuman doang elah, gila disinisin juga guenya kan biasa itu mah" omel chan.

"iya masalahnya gue ciuman sama cowok, makanya tetangga gue sinis begitu" jelas felix.

chan bangun dari posisinya dan duduk menghadap felix, karna jarang-jarang felix mau cerita masalah pribadinya ke chan.

"siapa cowok yang berani nyium lo didepan rumah?" tanya chan sambil memakan biskuit yang disediakan felix.

"changbin" jawab felix. chan tersedak, felix buru-buru memberikan minum ke chan.

"gue kira changbin lurus" gumam chan. felix menggeleng, dia menceritakan bagaimana dia sama changbin bisa bersama. chan tersenyum pahit, jelas-jelas changbin mencari pelarian karna kiran ada dibawah kuasanya sekarang.

tapi dia gamau menghancurkan mood felix yang senang menceritakan changbin. pagi itu chan dan felix bercerita random sampai chan lupa masalah yang ada dirumah.

---

"kenapa lo mau aja ngelakuin ini?" tanya woojin yang sudah selesai mandi dan sudah rapi dengan pakaiannya.

"karna uang" jawab kiran singkat, kiran masih berantakan tapi dia sudah memakai pakaiannya yang ada dikamar.

"lo dikasih berapa sama chan?" tanya woojin sedikit kesal, dia benar-benar ga habis pikir sama kiran yang mau aja menuruti chan.

"100jt lebih"

"gila" kata woojin lalu pergi keruang kerjanya meninggalkan kiran yang terdiam disana.

kiran memasak didapur, biasanya ada chan menemaninya untuk memasak tapi kali ini dia sendiri. kiran menaruh masakannya diatas meja dan pergi memanggil woojin yang ada di ruang kerjanya.

mereka makan dalam hening, cuman ada suara sendok dan garpu. selesai makan kiran menahan woojin untuk tetap di tempatnya.

"jin, kalau ini ga berhasil lo harus ngelakuin lagi. kalau gak chan bakal ngamuk ke gue" woojin terdiam.




yuhuuuuu

ѕυrroɢαтe • woocнαɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang