10

493 53 3
                                    

sudah dua bulan kejadian itu berlalu, chan juga sudah tidak memikirkannya, woojin dan kiran juga tidak terlalu memikirkannya.

chan bersender di badan woojin, sambil memainkan tangan sang dominan, woojin menciumi kepala chan lalu di usap lembut. merasa bosan dengan tangan woojin, chan memeluk woojin manja.

"kamu mau apa sayang?"

"ehehehe tau aja kalau aku nempel mau sesuatu" chan mendongakkan kepalanya menatap woojin sambil nyengir.

mata chan benar-benar cantik, tanpa aba-aba woojin melahap bibir chan lalu melumatnya lembut, dia rindu waktu seperti ini karna woojin sibuk mereka jarang menghabiskan waktu seperti ini.

woojin mengehentikan aktivitasnya karna chan yang mencubit punggungnya. dia meringis sambil mengusap punggungnya sedangkan chan mengatur nafasnya.

"kamu tuh!" muka chan sudah merah padam, lucu pikir woojin.

woojin tersenyum jahil melihat chan, dia mengecup bibir chan berkali-kali.

"stop! stop!" chan menahan badan woojin yang mendekat, dia mendorong woojin jauh darinya.

"heh kenapa? ngambek?" woojin mendekati chan, chan turun dari ranjang.

"mau kemana?" tanya woojin lalu berbaring melihat chan yang membuka pintu.

"masak lah, bantuin kiran" jawab chan lalu pergi.

woojin yang bosan, mengikuti chan kedapur dia duduk sambil memperhatikan punggung chan.

"tatap teros pak, rasain dulu nih" kiran menyodorkan sendok ke depan mulut woojin, lelaki itu menurut suruhan kiran.

"masak apaan lo?" tanya woojin.

"kari, chan yang mau" jawab kiran, chan cuman ngaduk-ngaduk panci.

chan dan woojin menyiapkan semuanya di meja makan mereka berdua menyuruh kiran duduk aja karna kiran sudah masak.

"ran, gue kan mau liburan sama chan. lo gak apa kan ditinggal?" tanya woojin, kiran yang sedang mengunyah hanya mengangguk-angguk. chan yang lagi makan kesedak, dia bahkan gatau rencana liburan woojin.

"kok kamu ga bilang aku dulu!?" tanya chan yang susah payah menelan makanannya.

"ya habisnya tadi kamu pergi ninggalin aku" jawab woojin.

"ya kamu sih" kiran memijit dahinya, dia sudah sering ada di posisi ini nanti juga ujung-ujungnya salah satu dari mereka merengek ke kiran karna ngambek.

"kita berangkat habis makan" kata woojin, chan hanya mengangguk pasrah suka suka woojin saja pikirnya.

---

chan dan woojin pergi bener-bener kiran sendirian dirumah itu dia juga bingung mau ngapain, jadi dia menelpon changbin untuk menemaninya.

"kenapa kiran?" jawab changbin, yang cuman di balas cengiran sama kiran.

"temenin aku disini bin" rengek kiran. changbin yang posisinya sama felix bingung harus gimana, dia mau nemenin kiran tapi dia ga tega ninggalin felix sendirian waktu kencan begini.

"bin? lo sibuk ya?" tanya kiran, sambil menyalakan tv.

"kalau sibuk ga apa kali bin, gue tutup ya" kiran mutusin sambungan telponnya dan menonton tv.

baru beberapa puluh menit kiran didepan tv dia sudah bosan dengan semua acara tv. kiran milih rebahan sambil memainkan handphonennya.

dia sudah memainkan semua game yang ada di handphonennya tetap saja bosan. dia melamun menatap foto chan dan woojin yang ada di dinding.

kiran menghela nafasnya, mengusap perutnya "lo jadi bayi apa kagak sih" gumamnya.

cewek itu sibuk dengan pikirannya sendiri tidak sadar ada yang masuk kedalam rumah.

"lo siapa?" kiran buru-buru duduk melihat kearah pintu karna cowok tadi menanyai kiran.




yok siapa yok

ѕυrroɢαтe • woocнαɴWhere stories live. Discover now