ADISA | 18

2.7K 82 5
                                    

Hellloooo, guiseee...

Jangan lupa untuk tekan tombol 🌟 yaa... Agar ADISA semakin di depan 💃💃💃💃

Happy reading~

.

Reza menendang keras kursi tempat biasanya duduk di samping Adisa. Dari wajahnya sangat terlihat jelas, bagaimana sang ketua ekskul basket itu mengekspresikan kemarahannya. Kepalan tangannya menghantam meja berkali-kali. Matanya menatap nyalang pada siapa saja yang bertanya padanya.

"SIAL!" makinya keras.

"Lo ngapain, sih, Ja?" Raya muncul dengan kedua tangan terlipat di dada

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Lo ngapain, sih, Ja?" Raya muncul dengan kedua tangan terlipat di dada. "Sadar, makanya! Pesan lo, aja, jarang dibales. Apalagi perasaan," sindirnya ringan.

"Diem!"

Bola mata Raya berotasi. "Emangnya dengan lo kaya gini, dia sadar sama perasaan lo, hah?!"

Memutar tubuh, Reza menatap tajam Raya. "Ini nggak ada urusannya sama lo."

Raya mendengus kemudian tersenyum sinis. Menopang tubuh pada meja di belakang tubuh, matanya menatap Reza sama tajamnya. "Sayangnya, gue emang punya hobi ikut campur urusan orang lain."

"Berisik, Ay! Gue lagi pengen makan orang!"

"Lo kapan sadarnya, sih?! Cewek nggak tahu diri kaya gitu, sama sekali nggak pantes lo pikirin!"

"Mulut lo bisa mingkem, nggak?!"

"Nggak, sebelum otak lo yang udah pindah ke dengkul itu kembali ke asalnya. Dan juga, buang jauh-jauh isi otak lo yang cuma tau gimana caranya jadi bucin-nya Adisa."

"Ay..." Odi muncul tepat saat Raya menyelesaikan ucapannya. Menatap Raya dengan tatapan memperingati. Kemudian beralih pada Reza. "Lo kenapa, sih, Njul?" tanyanya sambil membenarkan kursi yang tergeletak di lantai.

"Broken heart to second round gue, Di." Reza menjawab ogah-ogahan. Mendudukkan diri di meja dengan wajah merengut. Namun wajahnya berubah galak saat bersinggungan dengan wajah tengil Raya. "Awas lo ngomong jelek-jelek kaya tadi, Ay!"

"Gue ngomongin fakta, tuh. Dia emang nggak tahu diri, 'kan? Ada yang lebih oke main embat, aja. Yang lama dilupain, deh..."

"Mulut lo minta gue sambelin, Ay?"

"Harusnya mata lo yang gue sambelin. Biar terbuka lebar..."

"Berani lo sama gue?!"

"Lo mau bukti?"

Odi menggaruk pelipis sambil menarik napas panjang. Pusing dengan perdebatan dua orang yang sama-sama keras kepala. "Kalian berdua bisa diem, nggak?" pintanya dengan nada putus asa.

 "Kalian berdua bisa diem, nggak?" pintanya dengan nada putus asa

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
ADISADonde viven las historias. Descúbrelo ahora