Percaya Diri?

847 52 15
                                    

Rasa khawatir berlebih saat membayangkan kamu meninggalkanku itu sangat nyata. Ada yang bilang, aku lah yang kurang percaya diri.-Asha Arhesa.

Seperti biasanya, Laskara selalu pulang bersama Asha. Namun kali ini Laskara membawa mobilnya, dengan alasan Asha sedang tidak enak badan. Katanya Asha kelelahan akibat jadwal syutingnya yang padat.

"Laskara kamu nanti jadi ajakin aku ngumpul sama teman-teman kamu, kan?" tanya Asha kala mereka berada di dalam mobil Laskara yang masih berada di parkiran sekolah.

"Ngapain sih, Cha? Kamu lagi nggak enak badan, kan? Istirahat aja di rumah," jawab Laskara lembut.

"Aku pengen kenal sama teman-teman kamu, Kar," jawab Asha.

"Angga sama Gibran? Kamu udah kenal mereka, Cha," ujar Laskara meyakinkan Asha agar tidak ikut.

"Bukan mereka. Aku pengen ngobrol sama mereka sih. Tapi aku juga pengen kenal teman-teman kamu lainnya."

"Teman aku cuma mereka, Cha."

"Teman satu tim basket kamu?" tanya Asha.

"Nggak terlalu dekat. Jarang ngumpul," jawab Laskara sambil menyalakan mesin mobilnya.

"Cuma sama Angga dan Gibran juga nggak papa. Nanti kalau nongkrong aku ikut ya? Kalian biasa ngumpul dimana?" tanya Asha yang mungkin ingin tahu lebih banyak tentang Laskara-nya yang sekarang.

"Nanti aku nggak nongkrong. Aku temenin kamu istirahat di rumah aja mau?" Laskara melajukan mobilnya untuk keluar dari area parkir.

Asha menghela napasnya pelan. Laskara memang seperti itu, seakan menutup aksesnya untuk mengenal kehidupan Laskara selain saat bersamanya.

"Yaudah. Lain kali ajak aku ya?"

Laskara tersenyum simpul "Iya sayang, lain kali."

"Eh Kar, itu Pelangi kan?" tanya Asha sambil menunjuk Pelangi yang berdiri di depan gerbang. Sedang menunggu jemputan.

Laskara hanya mengangguk.

"Ajakin pulang bareng yuk, Kar. Kasihan dia sendirian," ucap Asha antusias.

"Buat apa sih Cha?" tanya Laskara dengan ekspresi tidak suka.

"Pelangi itu salah satu teman aku di sini, Laskara. Apa salahnya kalau kita bantu dia? Kasihan dia nunggu sendirian kayak gitu."

Teman? Padahal sebenarnya Asha sendiri tidak yakin kalau Pelangi menganggapnya teman.

"Lebih baik kita cepet pulang ya. Kamu butuh banyak istirahat, sayang." Laskara kembali meyakinkan gadisnya. Ia merasa Asha memiliki maksud lain. Asha dan Pelangi bukanlah teman. Itu yang ia tahu.

"Ayolah, Kar. Masa kamu nggak mau membantu teman sendiri?" desak Asha.

Laskara tersenyum miring. Teman? Bahkan ia tidak yakin bisa berteman baik dengan Pelangi. Pelangi saja ingin menjadi orang yang tidak saling mengenal dengan dirinya. Laskara tahu Pelangi berusaha membuangnya dari hidup gadis itu. Bukan salah Pelangi. Laskara yang lebih dahulu membuang Pelangi begitu saja.

"Nanti juga dia dijemput, Cha."

"Kamu nolak permintaan aku?" tanya Asha sambil menunjukkan puppy eyes-nya. Jurus andalan gadis itu.

Laskara menghela napasnya. Entahlah, padahal hanya memberi tumpangan kepada mantannya. Namun hal itu terasa berat bagi Laskara. Hati kecilnya mengatakan jika ada dirinya, Pelangi, dan Asha pada tempat yang sama, maka di sana akan ada luka yang menyakiti ketiganya.

JANJI PELANGIWhere stories live. Discover now