NOODSITUATIE

700 41 9
                                    

Jangan lupa vote and comment okey?

Sudah siap?

Ayo kita mulai

Happy Reading!

____________________

Biar bagaimanapun, semua orang pasti akan melindungi orang yang dia sayang. Aku yakin kamu akan melakukan hal yang sama jika kamu berada di posisiku sekarang.

____________________

Laskara berjalan santai menuju rooftop sekolah untuk menyusul Gibran yang sudah bisa dipastikan ia ada di sana. Pagi ini sehabis upacara adalah jam pelajaran biologi yang tentu saja menjadi sasaran empuk mereka untuk membolos.

Laskara duduk di samping Gibran yang tengah memainkan ponselnya. Hari ini Angga belum bisa masuk sekolah. Ia harus istirahat secara intensif untuk beberapa waktu.

"Semalem aman? Macem-macem gak lo?" tanya Laskara tanpa menatap Gibran.

"Amanlah, cari mati aja gue macem-macemin ibu negara," jawab Gibran sambil terkekeh.

"Gue pegang omongan lo. Ketauan yang enggak-enggak remuk lo sama gue!" tandas Laskara tegas. Okay dia masih kesal karena Pelangi lebih memilih pulang bersama Gibran daripada dengan dirinya. Ya walaupun alasan Pelangi sangat bisa diterimanya.

"Iya iya Pak. Galak bener sama temen sendiri," balas Gibran sambil tersenyum geli.

"Makanya itu Bran, kadang emang temen yang pinter banget soal nikung! Hati-hati aja lo," sinis Laskara. Pengalaman apa gimana Kar?

"YA AMPUN KAR, JAHAT BANGET LO GITUIN GUE," ucap Gibran dramatis, "Lagaian nih ya, pesona gue masih cukup terang benderang untuk menggaet cewek-cewek. Takut banget lo kena tikung sama gue. Ya wajar sih ya, gue kan terlalu ganteng," ucap Gibran seraya menyugar rambutnya.

Laskara berdecak sambil menatap Gibran dengan tatapan mati aja lo Bran!

"Pelangi juga enggak bakal mau sama lo kali."

"Iya udah sih bos, santuy ngapa santuy. Lagian gue masih ada Amara, mana bisa gue deketin cewek lain. Gue abis keluar beli baygon aja nanyainnya udah kayak introgasi maling ayam," gerutu Gibran yang raut mukanya menjadi keruh seketika. Curhat apa gimana Bran?

Laskara mengerutkan keningnya, "Amara?"

Okey di sini Laskara memang belum mengetahui hubungan antara Gibran dan Amara.

"Pacar gue," jawab Gibran singkat. Ia sudah pasrah jika Laskara akan ikut marah kepadanya. Tapi untuk apa Laskara marah? Kan Laskara sama-sama brengseknya seperti dirinya. Eh?

"Gila! Lauren lo kemanain?" hardik Laskara sambil menggeleng tak percaya. Kebangsatanmu tertandingi Kar...

Gibran hanya mengangkat bahunya, "Kok gue jadi kangen Luren ya?"

"Kayak Lauren mau balik sama lo aja," ejek Laskara meremehkan.

"Kayak Pelangi mau balik sama lo aja," balas Gibran telak. Pedas sangat nak...

"Kok jadi bawa-bawa Pelangi sih lo?!" bentak Laskara tidak terima.

"Kita sama-sama bangsat kalau lo lupa," ucap Gibran sambil tersenyum miring.

"Ogah gue disama-samain kayak lo. Jauh. Ibarat sandal gue Homyped lo Swallow," tandas Laskara sambil terkekeh pelan.

Fix Laskara tidak marah kepada Gibran. Terbukti sudah, sama-sama kaum bangsat memang saling mengerti.

JANJI PELANGIWhere stories live. Discover now