SALAH PAHAM

833 56 7
                                    

Semakin lama ternyata kamu semakin gila. Bukan semakin dewasa.-Pelangi Violetta 

Laskara menggeram di tempatnya. Ia kira Asha menungguinya latihan basket seperti biasa. Tadi ia melihat Asha berdiri di balkon lantai dua melihat dirinya berlatih basket bersama timnya. Memang tidak seperti biasa, biasanya Asha menunggu Laskara di bangku pinggir lapangan. Namun nyatanya sekarang Asha sudah tidak ada di area sekolah.

"Anjing!"

"Kenapa sih lo?" Angga menatap heran temannya itu.

"Tau nih. Gini ya Bang, dedek kasih tau. Makin tua tuh makin tobat. Istighfar bang istighfar. Kerjaannya marah-marah mulu," sahut Gibran yang otaknya mendadak waras.

"Bacot kalian," ujar Laskara tanpa melihat ke arah kedua temannya. Ia terfokus pada ponselnya. Terlihat sibuk menghubungi seseorang.

"Seriusan Kar. Ada apa sih? Kusut banget tuh muka. Si Asha mana? Biasanya juga nungguin lo," ujar Angga.

"Itu masalahnya. Gue nggak tau. Gue kira dia masih di sekolah. Ternyata nggak ada. Gue telponin juga nggak diangkat," ujar Laskara panik.

"Kalian lagi tengkar ya?" tanya Gibran.

"Enggak," jawab Laskara.

"Enggak salah? Bisa aja ada hal yang menurut lo nggak masalah tapi masalah buat dia," ujar Gibran sambil menaik-turunkan alisnya. Jiwa kebijakannya sedang keluar.

Laskara menghela napasnya, "Tadi dia nanya ke gue soal gue peluk Pelangi di taman kemarin."

"Lah monyet, lo peluk mantan? Kagak salah? Dulu yang ngebuang siapa nyet? Lupa lo?" sinis Angga. Tidak mengerti lagi dengan sahabatnya yang satu itu.

"Ah lo mah Kar, jelek-jelekin reputasi playboy aja. Baru ini ada playboy goblok banget soal cinta kayak lo," ujar Gibran yang langsung dihadiahi pelototan mata oleh Laskara.

Angga menghela napasnya, "Yaudah jangan ribut sekarang. Mending lo hubungin Tante Ariyani, Kar. Tanyain Asha udah ada di rumah apa belum."

Laskara segera mengambil ponselnya. Mencari kontak Ariyani kemudian segera mengubunginya untuk menanyakan keberadaan Asha.

"Baik tante. Terimakasih," ujar Laskara menutup percakapannya dengan Ariyani melalui telepon.

"Gimana Kar?" tanya Gibran tidak sabaran.

"Asha nggak dirumah. Terus gue harus nyari kemana anjing!!!"

Laskara mulai emosi sendiri. Entahlah, ia sudah lelah kemudian ditambah ada masalah seperti ini.

"Si anjing malah kesetanan di sini. Nggak guna bangsat! Lagian lebay banget. Acha-nya elo tuh udah gede. Bisa pulang sendiri," ujar Gibran yang secara tidak sadar menyinggung perasaan Laskara.

"Diem lo babi!!! Mau gue bogem di sini lo hah?!" sahut Laskara yang emosinya tidak perlu ditanyalan lagi.

"Sabar dulu. Ayo kita cari. Nggak akan ketemu kalau lo cuman misuh-misuh di sini," ujar Angga menengahi.

Dengan penuh emosi Laskara pergi meninggalkan kedua temannya tersebut. Tidak tahu harus mencari Asha kemana. Namun yang ia tahu ia tidak bisa diam saja.

Laskara mengendarai motornya dengan agak tergesa. Diikuti dengan Angga dan Gibran di belakangnya. Ia menepikan motornya ketika ia merasa ponsel yang ada di sakunya bergetar.

Ia segera menjawab telepon tersebut ketika mengetahui yang meneleponnya itu adalah Ariyani.

"Iya tante? Gimana? Pelangi udah ada di rumah?"

JANJI PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang