Bab 2

3.3K 381 26
                                    

Pagi sudah menjelang, dan laki-laki bermarga Min itu masih setia menggelung selimut tebal nya. Dengkuran halus juga masih begitu terdengar.

Di luar kamar nampak sebuah buntalan dengan piyama frozen tengah berjinjit berusaha membuka handle pintu. Cukup lama ia berusaha membuka nya, beruntung dengan usahanya ia bisa membuka pintu besar itu.

"Daddy..."panggilnya dengan suara khas nya.

Pandangan nya tertuju pada gelungan selimut, dapat ia pastikan daddy nya masih terlelap dan masih di dunia mimpi. Ia berlari menuju laki-laki yang ia sebut daddy itu.

"Dad bangun..." ia sedikit menguncang tubuh Yoongi.

Bibir nya mengerucut lucu saat sang ayah masih tertidur sama sekali tak merasa terganggu akibat guncangan nya.

Cup.

Satu kecupan ia berikan di bibir Yoongi, biasanya kecupan manis itu akan berhasil membangunkan sang ayah dari tidur panjang nya. Senyum nya merekah kala sang ayah menggeliat dan tersenyum kearahnya walau belum sepenuhnya terjaga.

"Selamat pagi sayang"sapa nya dengan suara khas bangun tidur.
Ia menarik buntalan imut itu kedalam dekapan nya sembari mengecupi pipi nya,membuat anak kecil itu terkikik geli kala bibir basah sang ayah mendarat di pipi gembul nya.

"Dad nanti siapa yang akan membuatkan Anna salapan?"tanya buntalan itu sambil memainkan telinga Yoongi, bukan tanpa pasal. Ia selalu melihat orang yang berbeda-beda di dapur saat memasakan nya.

"Nanti akan ada sekertaris Daddy yang akan memasakan untuk kita"

Gadis umur 4 tahun itu menatap Yoongi dengan pandangan lugunya.
"Apa selatis Daddy yang kemarin? Yang bibil nya memakai klayon sepelti Anna dad?"

Yoongi tergelak, dengan cara bicara Anna yang masih belepotan dan juga  mengejek penampilan sekertarisnya yang menor itu.

"Tidak, yang ini berbeda"gumam nya.

Ia mengingat sekertaris barunya kemarin, entah kenapa melihat sekertaris barunya itu seperti tidak asing lagi. Terutama matanya, ia seperti pernah melihat mata cokelat itu.

"Memang sepelti apa dad?"

"Anna bisa melihatnya nanti, sekarang ayo bangun. Gosok gigi dan cuci muka"

Yoongi menggendong tubuh mungil anak semata wayang nya itu menuju kamar mandi, dan melakukan rutinitas pagi mereka setiap paginya.

Setelah selesai keduanya turun kebawah untuk menunggu kehadiran sekertaris barunya Yoongi.
Yoongi memang memperkerjakan banyak orang di mansion nya tapi tidak untuk urusan memasak dan mengurus putrinya.

Ia tak ingin sembarang orang yang mencampuri tangan urusan nya.

"Tuan, ada sekertaris anda di depan"ujar wanita setengah baya yang bertugas sebagai pembantu di mansion nya.

"Suruh dia masuk, temui aku di dapur"

Wanita itu mengangguk tanda paham lalu kembali kedepan untuk memanggil sekertaris barunya Yoongi.
Di ruang tamu Jihae tengah duduk di sofa super empuk milik CEO nya. Matanya tak henti melihat setiap jengkal dari mansion mewah ini.

Untuk pertama kali nya Jihae memasuki rumah semegah dan semewa ini, dapat ia bayangkan seluas apa rumah ini. Mungkin mall saja bisa kalah luas.

"Nona, Tuan Min meminta anda untuk menemuinya di dapur. Mari saya hantar"
Jihae mengekori wanita paruh baya itu.

Ia sedikit merapikan penampilan nya, ia tak mau terlihat kusut di depan CEO nya.
Mereka sudah sampai di dapur, di pantry sudah ada Yoongi dan seorang anak kecil. Sepertinya mereka sedang asik mengobrol.

Revenge or Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang