Bab 12

3.2K 278 59
                                    

Budayakan Vote readers!!!
.
.
.

Hari ini Jihae benar-benar merasa lelah, seharian ia merenopasi rumah nya habis-habisan. Ia ingin suasana yang baru, selain itu juga Jihae menyimpan barang-barang sang kakak dan sang ibu di tempat yang lebih aman. Ia takut nanti saat Yoongi berkunjung kesini laki-laki itu akan menyadari hal itu.

Jihae juga mengecat kamar nya dengan warna sedikit terang agar terlihat lebih segar, beruntung kamar nya tidak terlalu besar jadi ia tidak perlu menyewa orang untuk mengecat.

Gadis itu menghempaskan tubuh nya di atas kasur yang sudah ia ganti dengan sprei motif bunga-bunga, ia memandang langi-langit kamar nya dengan pikiran tak jelas.

"Aigoo... Badan ku seperti mau remuk"

Keluh nya, padahal Yoongi memberinya hari ini libur untuk beristirahat total tapi ia malah sibuk jadi tukang. Omong-omong soal Yoongi, dari tadi pagi Jihae belum mengabari laki-laki itu sama sekali sedangkan sekarang hari sudah gelap.
Ia yakin Yoongi pasti sudah kocar kacir mencari nya.

Ia mengambil benda persegi yang terletak di atas nakas nya. Ia menyalakan ponsel nya yang ia baru sadari mati.

"Astaga mati aku" Jihae langsung menegakan tubuh nya saat melihat puluhan panggilan tak terjawab dan ratusan pesan yang masuk.

Kring...kring.

Baru saja ia menuliskan deretan angka di layar ponsel nya, benda itu sudah berdering dengan nama Yoongi yang terpampang jelas. Jihae sedikit menarik nafas nya sebelum mengangkat telpon dari kekasih nya itu.

"Yeobu--"

"Kau di mana?" suara dingin Yoongi terdengar dari sebrang sana.

"A-aku di rumah. Mianhae, tadi ponsel ku mati, seharian ini aku tidur"ucap Jihae dengan nada bersalah.

Jihae mendengar helaan nafas berat laki-laki itu.
"Sebentar lagi aku kesana, kau ingin makan sesuatu?"suara Yoongi melunak.

Jihae tersenyum mendengar nya, ia tahu laki-laki ini tidak akan bisa marah pada nya. "Aku ingin ayam saus pedas" pinta Jihae.

Yoongi yang mendengar nya terkekeh.
"Baiklah tunggu aku, sebentar lagi aku kesana"

Yoongi mematikan panggilan nya terlebih dahulu membuat Jihae kembali menghempaskan tubuh nya ke ranjang nya yang empuk yaa walau tak seempuk ranjang milik Yoongi.
Tiba-tiba wajah Jihae memanas, ia membayangkan jika suatu saat nanti ia menikah dengan Yoongi mereka akan tidur di atas kasur itu berdua.

"Astaga astaga apa yang aku pikirkan" Jihae mengetuk kepalanya berapa kali.

Cukup lama ia berpikir hal-hal aneh yang membuat pipinya selalu bersemu merah, hingga bunyi bel rumah nya berbunyi membuyarkan pikiran nya. Ia yakin itu Yoongi. Dengan langkah yang santai Jihae membuka pintu rumah nya.

Benar saja di sana sudah ada Yoongi di depan pintu rumah nya menenteng kantung plastik berlogo ayam goreng saus pedas kesukaan nya. Jihae hendak langsung menyambar ayam yang berada di tangan Yoongi namun langsung di jauhkan oleh laki-laki itu membuat Jihae bingung.

"Apa kau hanya menyambut ayam nya saja?" kata Yoongi membuat Jihae paham.

Gadis itu langsung memeluk pinggang Yoongi dan memberikan satu kecupan di pipi kekasih nya itu membuat Yoongi ikut tersenyum.

"Ayo masuk" Yoongi masih memeluk Jihae saat masuk kedalam rumah.

Sampai di ruang tamu Yoongi langsung mendudukan diri di sofa, sedangkan Jihae kedapur untuk mengambil minuman soda untuk nya dan juga Yoongi. Tak butuh waktu lama Jihae sudah kembali lagi, ia duduk di sofa sebrang Yoongi dan langsung memakan paha ayam.

Sedangkan Yoongi sedari tadi sibuk memperhatikan Jihae dari atas sampai bawah. Penampilan Jihae kali ini sungguh menggoda iman nya.

Kaos putih tipis yang sedikit melorot memperlihatkan tali bra hitam nya, hotpans pendek, dan lagi kenapa rambut nya harus di cepol asal begitu.

Mulut Jihae tak henti mengunyah membuat Yoongi kembali salah fokus dengan bibir merah berminyak itu.
Yoongi langsung berdiri dan duduk di dekat Jihae.

"Apa kau tidak makan seharian?"tanya Yoongi sambil menyelipkan rambut Jihae yang sedikit menjuntai menghalangi wajah Jihae.

"Aku hanya makan sedikit"jawab Jihae seadanya lalu kembali fokus pada ayam nya.

Yoongi menarik pinggang Jihae agar merapat pada nya, melingkarkan tangan kokoh nya ke pinggang ramping milik perempuan itu.
Sesekali ia menciumi pipi Jihae yang nampak chubby Jihae membiarkan nya karna ia sungguh lapar, tapi agak nya Yoongi kini melunjak.

Ia merasakan basah di leher nya membuat nya menghentikan mengunyah, jihae sedikit menggeliat saat ia merasa leher nya di sedot.
"Oppah"

Oh sungguh Jihae tidak nyaman begini, benda kenyal itu begitu menggelitik leher nya. Dan bodoh nya Jihae mendongakan kepala nya membuat benda itu semakin aktif berkelana di sana.

Entah kemana paha ayam yang tadi ia pegang, mata nya sudah terpejam merasakan getaran itu. Yoongi semakin gencar, ia mencari bibir Jihae kemudian melahap nya dengan lembut.
Lumatan-lumatan kecil itu mampu membuat Jihae melayang ke atas awan.

"Emmpp.."

Jihae melenguh pelan saat Yoongi menyesap bibir bawah nya sedikit kencang, ia membiarkan lidah Yoongi mengakses bagian mulut nya.

Gadis Shin itu benar-benar terbuai dengan sentuhan bibir Yoongi, ia merasakan tubuh nya di dorong pelan hingga terlentang di sofa yang ia duduki.
Tangan Jihae meremas rambut Yoongi hingga ciuman nya semakin dalam.

Gila, Jihae rasa ia sudah gila dengan tindakan nya yang terbuai dengan ciuman Yoongi. Terkutuklah Yoongi dengan ciuman maut nya.
"Aahh-opp hahh"

Sial. Yoongi merasakan selangkangan nya menyempit akibat sesuatu yang mengeras.

🥀🥀🥀

Mata Jihae terbuka, ia menoleh pada jam dinding yang tergantung di dinding nya. Masih nemunjukan pukul 03.05 pagi, ia melirik samping nya.

"Nyenyak sekali"

Jihae sedikit bangkit untuk melihat Yoongi yang tertidur di kasur nya, selesai kejadian semalam Yoongi tidak mau pulang dan berakhir tidur di sini bersama nya, dengan berciuman panas sepanjang malam.

Tapi beruntung Jihae masih bisa menahan Yoongi untuk tidak bertindak lebih jauh lagi, ia yakin jika ia tidak menahan dan menghentikan nya Yoongi akan semakin gencar untuk melahap nya dan berakhir dengan hubungan intim.

Yoongi menggeliat dan menarik Jihae masuk kedalam pelukan nya.
"Kenapa sudah bangun?"

Jihae mendongak saat menyadari bahwa Yoongi tidak tidur.
"Oppa tidak tidur?"

Yoongi tak menjawab, ia semakin mengeratkan pelukan nya pada Jihae.
Cukup lama mereka terdiam, Jihae yang nyaman berada di pelukan Yoongi hanya diam dan mendengarkan detak jantung Yoongi yang teratur.

Kini pikiran Jihae berkelana, ia semakin hari semakin terbiasa dan nyaman berada di dekat Yoongi. Bahkan ia merasa kehilangan saat laki-laki ini jauh dari nya. Ia takut ia akan terlena dan lalai akan misi nya merebut Anna.

Mata nya membelak saat merasakan pucuk kepalanya di kecup oleh Yoongi.

"Saranghae"

Satu ucapan yang tulus dari Yoongi. Membuat kepalanya pening, apa yang harus ia lakukan?

"Nado saranghae"

Untuk saat ini biarlah begini.

.
.
.



TBC

Segini dulu ya, maaf kalo kurang greget. Aku mau bikin konflik nya nih tapi masih bingung narok konflik di part berapa😁

Revenge or Love?Where stories live. Discover now