Bab 9

3.3K 323 23
                                    

Pandangan menusuk milik Yoongi tak lepas dari Namjoon yang terlihat sangat menikmati obrolan nya bersama Jihae, keduanya nampak membicarakan kenangan masa kecil mereka dulu yang menurut Yoongi sangat membosankan.

Yoongi tidak suka ada laki-laki yang terlihat begitu dekat dengan gadis nya, rasa cemburu itu hadir begitu saja.
"Aku tidak menyangka kau akan tumbuh menjadi gadis secantik ini"

Prang..

Jihae dan Namjoon terperanjat saat Yoongi membanting sendok nya kepiring membuat suara dentingan keras.
"Aku ketoilet sebentar"ucap nya datar lalu beranjak dari kursi meninggalkan kedua orang itu menatap nya.

Jihae sangat tahu Yoongi sedang cemburu, tapi Namjoon adalah teman masa kecil nya dan Soora dulu mereka baru bertemu lagi sekarang. terakhir bertemu saat di pemakaman Soora.
"Aku masih tidak menyangka Soora pergi begitu cepat"gumam Namjoon.

"Oppa bisa kita tidak bahas hal itu?"pinta Jihae, ia takut jika Yoongi akan mendengar nya dan mengetahui semuanya.

"Ohh maaf, aku tidak bermaksud"ucap Namjoon dengan tidak enak hati.

Tak lama ponsel Jihae bergetar menandakan pesan masuk dari Yoongi.

Sajangnim

Aku tunggu di mobil, bilang pada teman masa kecil mu itu meeting ditunda

Jihae menghela nafas panjang, ia sudah yakin ini akan terjadi. Dengan berat hati Jihae bicara pada Namjoon dengan alasan Yoongi sedang tidak enak badan.

"Aku rasa Min sajangnim tertarik pada mu, dia terlihat sangat kesal saat kita ngobrol tadi"imbuh Namjoon saat Jihae membereskan barang nya.

"Mana mungkin begitu"jawab Jihae dengan nada canggung.

Namjoon terkekeh melihat nya, Jihae masih sama saja seperti Jihae kecil. Tidak pandai berbohong.

"Pergilah sebelum kekasih mu marah"dengan berat hati Jihae meninggalkan Namjoon di restoran tadi. Padahal masih banyak hal yang ingin mereka bicarakan, apalagi Jihae belum sempat menanyakan kabar istri Namjoon yang kabar nya kini mereka sudah mempunyai seorang anak.

Saat Jihae memasuki mobil Yoongi hanya diam tanpa bersuara, ia yakin saat ini mood Yoongi bertambah kacau karena kejadian ini.
Daripada menambah masalah Jihae memilih diam hingga laki-laki itu sendiri yang mengajaknya bicara.

"Kenapa diam? Kau tidak berniat menjelaskan apapun?"sergah Yoongi sambil menyetir.

"Apa yang harus di jelaskan? Memang apa yang sudah aku lakukan?"tanya Jihae balik dengan nada bicara setenang mungkin, ia tidak ingin memancing emosi Yoongi.

"Tentu saja ada."ujar Yoongi dengan penuh penekanan.

Jihae diam, ia tak ingin memancing keributan saat Yoongi tengah menyetir.

Hingga Yoongi tak membawanya ke kantor melainkan ke apartemen nya, Jihae hanya mengikuti Yoongi di belakang. Laki-laki itu membuka pintu apartemen Jihae setelah menekan pasword nya.

Brak.

Jihae terperanjat saat Yoongi menarik dan mencium nya saat menutup pintu dengan kasar. Jujur saja Jihae kaget saat mendapat ciuman dengan penuh nafsu itu, Yoongi menuntun Jihae hingga tubuh mungil itu terhimpit ke dinding.

Beberapa kali Jihae mencoba mendorong tubuh Yoongi namun tak juga berhasil. Lidah Yoongi mendesak masuk mengajak lidah Jihae berperang.

Dengan sebisa nya Jihae membalas setiap lumatan yang Yoongi berikan. Tangan Jihae mencengkram erat pundak Yoongi.
Cukup lama Yoongi melumat habis bibir Jihae seolah tak bosan mengecap bibir itu. Sadar pasokan oksigen Jihae habis, Yoongi menyudahi ciuman nya meski ia tetap menempelkan kening nya.

Nafas keduanya beradu, mata Yoongi sayu menatap wajah memerah milik Jihae.

"Aku tidak suka kau lebih dekat dengan laki-laki lain, sampai kau mengabaikan ku"ucap Yoongi dengan masih terus memperhatikan mata Jihae membuat Jihae tak dapat mengalihkan pandangan nya.

Masih dengan nafas terengah Jihae mengalungkan tangan nya ke leher Yoongi menarik tengkuk laki-laki itu dan kembali menyatukan bibir mereka. Jihae dengan begitu tenang melumat bibir Yoongi, memejamkan matanya dan merasakan begitu lembutnya bibir Yoongi.

Jihae tersenyum saat Yoongi mulai menarik pinggang nya dan memperdalam ciuman mereka.

🦉🦉🦉

Yoongi mencoba membuka matanya sedikit, ia melirik jam dinding di kamar bernuansa putih itu. Sudah jam 2 pagi, dan dia tidak pulang seharian ke mansion nya. Bisa di pastikan Princess kecilnya akan merajuk.

Namun pandangan nya teralihkan pada sosok yang sedang meringkuk di dalam pelukan nya, wajah gadis itu begitu damai saat terlelap. Yoongi tersenyum penuh arti, tangan kekar nya menarik tubuh mungil Jihae menjadi lebih dekat lagi kepadanya.

"Aku mencintai mu"bisik Yoongi sebelum mencium bibir Jihae yang sedikit bengkak akibatnya.

"Eummm"

Jihae sedikit menggeliat saat merasakan sesuatu yang menyentuh bibirnya, perlahan matanya terbuka. Seketika senyum nya terbit saat mengetahui Yoongi tengah mencium nya.

Tangan Jihae terulur untuk mengalungkan di leher Yoongi.

"Tidur mu terganggu?"tanya Yoongi masih begitu dekat dengan wajah jihae.

Jihae hanya menggeleng sebagai jawaban, lalu menarik tubuh Yoongi dan masuk kedalam dekapan laki-laki itu.
Wangi tubuh Yoongi begitu menenangkan.

"Anna pasti akan marah Daddy nya tidak pulang" bisik Jihae.

"Aku pastikan begitu, tapi jika sudah menyangkut dirimu aku yakin dia tidak akan marah"

Jihae kembali terkekeh, ia membayangkan wajah imut Anna yang sangat menggemaskan. Anak itu selalu berhasil menaikan Mood nya.

"Jihae..."

Merasa di panggil Jihae mendongak menatap Yoongi yang kini menatap nya lekat penuh arti, pandangan itu pandangan yang selalu menatap nya memuja.

"Aku ingin kau menjadi milik ku seutuhnya, aku ingin menikahimu"

Jantung Jihae seakan lepas dari dadanya, ia tak berpikir untuk menjalani hal seserius ini dengan Yoongi. Ia tak mungkin melakukan hal itu karena sedari awal ia memang tak berniat menjalin hubungan dengan Yoongi kecuali permintaan sang ibu yang memaksanya.

Ia menatap mata sayu Yoongi, dari mata itu Jihae bisa lihat betapa tulus dan cinta nya laki-laki itu kepadanya. Bagaimana bisa Jihae menyakitinya, walau nyatanya laki-laki di depan nya ini sudah membuat kakaknya pergi untuk selamanya.

"E-ehh.. Bukan nya ini terlalu cepat Oppa?" suara Jihae mendadak tercekat, entah kenapa ia menjadi sangat gugup begini.

"Terlalu cepat?. Aku rasa tidak, bukankah kita sudah saling mencintai? Untuk apalagi menunda waktu. Aku sudah sangat yakin dengan mu"

Jihae tertunduk tak dapat lagi menjawab, hatinya akan semakin sakit melihat tatapan mata Yoongi.

"Maaf.. Tapi ini terlalu cepat, aku belum siap"cicit Jihae.

Yoongi menghela nafas kasar, lalu bangun dari kasur. Ia merasa begitu kecewa, bagaimana bisa Jihae bilang ini terlalu cepat padahal mereka sudah mempunyai perasaan yang sama.

"Aku pulang"Ucap Yoongi lalu keluar dari kamar Jihae.

"Oppa..."Jihae ikut bangkit dan memanggil Yoongi nampaknya laki-laki itu benar-benar sudah tersulut emosi. Ia bahkan tak lagi memperdulikan Jihae yang manggilnya.

Jihae mendesah pelan, mungkin mereka butuh waktu untuk menenangkan pikiran. Ia akan bicara besok pada Yoongi. Dan membuat semuanya menjadi baik-baik saja.

.
.
.

Tbc.

Aduh maaf banget gaes, baru bisa up sekarang. Sekalinya up pendek pula.. Maaf ya.

Aku sibuk gaes, mohon di mengerti ya.
Jangan lupa vote dan komen nya😍😘

Revenge or Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang