👑{CHAPTER 4}👑

3.5K 231 24
                                    

Happy Reading ❤

Maaf ya kalau banyak typo 😁❤

👑

Lio berdiri dengan memegangi perutnya yang terasa sakit, ia mendorong kasar Adelia sampai Adelia terjatuh ke lantai. "Ganggu, bangsat!" celetuk Lio. Lio kembali melayangkan pukulan pada Axel.

Axel tertawa pelan. "Kasar juga lo sama cewek," Axel membantu Adelia berdiri.

Lio menghembuskan napas kasar, ia berniat untuk pergi. Tapi sebelum itu ia membisikkan sesuatu pada Adelia. "Gue bukan cowok lemah yang harus dilindungin sama lo."

Lio berbalik badan lalu ia melangkah pergi, Adelia hanya bisa memandangi punggung Lio yang semakin menjauh. Padahal ia hanya berniat melindungi Lio agar tidak semakin terluka. Sementara Axel memandangi punggung Lio dengan penuh kebencian.

Adelia berbalik menjauh dari kerumuman, Icha dan Sisil mendekatinya. "Lo kok nekat banget sih!" omel Sisil.

"Lo nggak papa kan Lia? Tadi gue ngeliat lo didorong sama Lio, bener-bener keterlaluan tuh anak," ujar Icha.

Adelia tersenyum. "Gue nggak suka ngeliat orang berantem. Gue nggak papa kok, kalian nggak usah khawatir," jawab Adelia.

Baru kali ini ada yang berani menghentikan pertikaian Lio dan Axel, Adelia benar-benar wanita yang berani, atau karena ia belum tahu sifat sebenernya Axel dan Lio.

Icha, Sisil, dan Adelia berniat untuk kembali ke kelas. "Gue nggak ngerti sama Axel Lio, padahal mereka saudara tapi kenapa mereka berantem terus coba, ngeselin banget," kesal Icha.

"Mereka saudara? Kok nggak mirip?" tanya Adelia.

"Setau gue mereka beda Ibu, Ibunya Lio udah meninggal sejak Lio SMP, terus Ayahnya nikah lagi sama Mamanya Axel, setau gue sih gitu," jelas Sisil.

"Lia, temuin gue di belakang sekolah pas pulang sekolah, kalau nggak... Gue bakal dateng ke rumah lo," bisik seseorang yang baru saja lewat.

Adelia membalikkan badannya untuk melihat orang itu, tapi orang itu malah berlari menjauh.

Bagaimana orang itu bisa tahu namanya? Ia baru sekolah di sini hari ini, apa ia seterkenal itu? Dan apa orang itu tahu dimana rumahnya? Banyak pertanyaan yang muncul di benak Adelia.

"Ada apa Lia?" tanya Sisil.

"Nggak papa," jawab Adelia, ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda karena orang itu.

Rina sebagai kepala sekolah memanggil Lio dan Axel ke ruangannya. Ia sudah bosan mendengar pertengkaran kedua putranya itu.

Rina menatap Lio dan Axel secara bergantian. "Apa alesan kalian berantem? Pasti kamu ya Lio? Kalian saudara, harusnya saling menjaga bukannya malah berantem," omel Rina.

Rina menatap Axel dengan tatapan khawatir, ia memegang tangan putranya itu. "Axel, kamu nggak papa? Kamu harus obatin luka-luka kamu sayang, Mama ambil kotak P3K dulu," ucap Rina lembut.

Lio tersenyum sinis, ia berdiri. "Sepertinya anda sudah tidak butuh saya lagi di sini, sebaiknya saya pergi," sahut Lio. Ia membalikkan tubuhnya melangkah keluar.

Lio tersenyum miris, bahkan Rina tidak menghentikannya untuk tidak pergi malah ia lebih menyibukkan diri mengobati luka Axel. Menyedihkan sekali.

Lio menyenderkan kepalanya di dinding, saat itu juga ada yang memanggil namanya. "Lio!" panggil Adelia.

"Apa!" sinis Lio.

Adelia tersenyum tipis. "Nggak papa, gue cuma nyapa doang kok," setelah mengatakan itu Adelia melewati Lio begitu saja. Kini ia tidak perlu lagi merasa punya hutang budi, ia tadi sudah melindungi Lio dari pukulan Axel.

"Maaf, tadi gue udah ngedorong lo!" ucap Lio sedikit meninggi agar Adelia dapat mendengarnya, setelah itu Lio melangkah pergi.

Adelia terdiam, ia tersenyum tipis saat mendengar Lio mengucapkan kata maaf.

Adelia tidak sengaja bertemu Axel di koridor, ia melihat luka-luka di wajah Axel sudah diobati.

"Hai!" sapa Axel.

Ia berdiri di depan Adelia sambil menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Adelia. "Gue Axel, tadi lo keren banget berani ada di tengah-tengah gue sama Lio. Nama lo siapa?"

"Adelia," ucap Adelia. Entah mengapa ia merasa tidak nyaman berada di dekat Axel.

Axel tersenyum tipis, ia menarik tangannya kembali. "Gue boleh kan jadi temen lo?"

"Boleh aja," balas Adelia.

"Oh ya, kalau gue boleh tahu lo ada hubungan apa ya sama Lio? Nama kalian juga mirip, Adelia dan Adelio, kok bisa ya?" tanya Axel dengan lembut.

"Gue cuma temen sama Lio. Udah ya, gue mau ke kelas," ujar Adelia, ia sedikit mempercepat jalannya.

Axel menatap punggung Adelia yang semakin menjauh. Ia menyilangkan tangannya di depan dada. "Najis," ucap Axel pelan.

Adelia terus melirik jam tangannya, sebentar lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Apa ia benar-benar harus menemui orang itu? Entah mengapa ia merasa hal yang tidak baik akan terjadi padanya.

Adelia merasa tidak enak jika harus meminta Icha dan Sisil untuk menemaninya karena Icha dan Sisil ada urusan penting. 

Sekarang Adelia ada di sini, di area belakang sekolah. Ia melihat sekelilingnya yang tampak sepi, sesaat kemudian ia mendengar suara langkah kaki seseorang.

"Hai, Adelia," sapa orang itu.

👑

Gimana menurut kalian part ini? Komen ya 😁❤

30 Mei 2021

AdelioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang