👑{CHAPTER 7}👑

3.3K 210 28
                                    

Happy Reading ❤

Maaf ya kalau banyak typo 😁❤

👑

Lio duduk di samping brankar Adelia, Adelia baru saja selesai ditangani oleh dokter. Dokter mengatakan kalau kini Adelia baik-baik saja.

"Maaf, karena gue lo jadi kaya gini," ucap Lio merasa bersalah.

"Apaan sih, ini bukan salah lo. Ini jelas-jelas salah gue sendiri, jadi jangan nyalahin diri lo kaya gitu ," balas Adelia.

"Kayanya gue harus pulang sekarang, Papa gue pasti nyariin karena gue belum pulang," ujar Lio.

Adelia mengangguk mengerti, sebelum Lio pergi Adelia menyodorkan sebuah kalung pada Lio. "Ini punya lo kan? Tadi malem lepas terus gue simpen aja," jelas Adelia.

Lio segara mengambil kalung itu dari tangan Adelia, ia merasa sangat lega karena kalung yang berbentuk salib itu tidak hilang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lio segara mengambil kalung itu dari tangan Adelia, ia merasa sangat lega karena kalung yang berbentuk salib itu tidak hilang.

Ia tidak ingin kehilangan kalung itu karena itu pemberian dari Mamanya. "Makasih," ucap Lio sambil terus menatap kalung itu.

"Sini gue pasangin," Adelia menarik tangan Lio agar lebih mendekat ke arahnya.

Lio hanya diam saat Adelia memasangkan kalung itu di lehernya. "Ternyata... Kita beda keyakinan ya," lirih Adelia. Entah mengapa nada suaranya terdengar kecewa.

👑

Lio baru saja sampai di depan rumahnya, Papa Adelia yang telah mengantarnya pulang ke rumah.

Lio melangkahkan kaki memasuki rumahnya, ia melihat sekelilingnya yang tampak sepi. Saat Lio menginjakkan kakinya di tangga menuju kamarnya, suara berat Papanya berhasil menghentikan langkahnya. "Lio!"

Lio berbalik menatap Petra Papanya. "Darimana aja kamu sampai nggak pulang semalem?! Kenapa muka kamu babak belur gitu? Kamu berantem lagi?! Cukup buat Papa malu Lio!"

PLAK

Petra menampar pipi Lio dengan keras. "Harusnya kamu contoh saudara kamu Axel! Dia nurut dan nggak pernah bikin Papa malu, dia selalu buat Papa bangga. Sedangkan kamu bisanya cuma buat masalah dan malu-maluin!"

"Lio kayanya habis mabuk-mabukan semalem Pa, makanya dia nggak berani pulang," sahut Axel.

Emosi Petra langsung memuncak, ia selalu percaya apa yang dikatakan oleh Axel karena ia tahu putranya itu tidak mungkin berbohong padanya.

Petra menarik kasar kerah baju Lio. "Berani banget ya kamu mabuk-mabukan! Kamu mau buat citra Papa makin jelek di mata orang-orang? Hah! Dasar anak gak berguna! Anak bangsat!" kesal Putra sambil memukul kepala Lio.

AdelioWhere stories live. Discover now