👑{CHAPTER 14}👑

3K 172 30
                                    

Happy Reading ♥

👑

Clarissa sudah berada di depan kelas Rendy berkat siswa tadi lalu tanpa pikir panjang Clarissa langsung masuk ke dalam kelas itu.

Semua mata langsung tertuju pada Clarissa, kini Clarissa menjadi pusat perhatian di kelas itu. Mereka bertanya-tanya siapa wanita yang tampak nakal itu.

"Dimana yang namanya Rendy? Maju ke depan!" ucap Clarissa dengan suara yang agak meninggi.

Clarissa menghembuskan napas kasar saat tidak ada yang menjawab atau maju ke depan.

Clarissa mengambil penghapus di meja guru lalu melemparnya ke lantai hingga menimbulkan suara yang cukup keras. "Kalian semua tuli ya?! jawab dong! Dimana Rendy?!" sentak Clarissa penuh amarah.

Seorang siswa berdiri, memberanikan diri untuk bicara agar Clarissa tidak semakin membuat kegaduhan di kelas itu. "Tadi Rendy keluar gak tau kemana," jawabnya.

Clarissa berdecak kesal. "Sialan, awas aja lo Rendy," ucapnya.

"Clarissa!" panggil Axel yang baru saja memasuki kelas.

Clarissa menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya, ia tersenyum saat tahu yang memanggil namanya adalah Axel. "Hai Axel," sapa Clarissa.

"Gue boleh peluk lo nggak? Kita udah lama banget nggak ketemu, boleh ya gue peluk lo," pinta Axel, sambil melangkah ke arah Clarissa.

"Maaf, cuma Lio yang boleh peluk gue," tolak Clarissa.

Axel tersenyum miring, ia menyilangkan tangannya di depan dada. "Kenapa cuma Lio yang boleh meluk lo?"

"Karena gue sayang Lio!" jawab Clarissa dengan suara yang meninggi. Sengaja, agar yang ada di kelas itu dapat mendengar perkataannya.

Clarissa mengedarkan pandangannya ke seisi kelas itu, ia memberikan tatapan tajam pada mereka. "Jadi, karena gue sayang sama Lio kalian gak boleh ngomongin hal buruk tentang Lio, kalau sampai ada yang ngomongin Lio terus ketahuan sama gue..."

Clarissa menghentikan ucapannya, ia mengambil cutter yang ada di saku celananya lalu menyayat tangannya sendiri sampai keluar darah.

Siswa yang ada di kelas berteriak heboh, mereka benar-benar berpikir kalau Clarissa itu wanita gila.

Darah dari lengan Clarissa sampai menetes ke lantai, ia menunjukkan tangannya yang terluka pada seisi kelas.

"Bakal kaya gini akibatnya kalau kalian berani ngomongin hal buruk tentang Lio. Jadi, jangan berani-berani ya!" tegas Clarissa, menyeringai.

Axel tertawa melihat tingkah Clarissa. "Lo gak pernah berubah ya Sa," ucap Axel.

"Mau gue obatin lengan lo?" tawar Axel.

"Nggak usah. Karena Rendy gak ada di sini gue mau pergi. Axel, apa lo tau yang namanya Adelia?"

Axel mengernyitkan dahinya karena merasa aneh Clarissa menanyakan soal Adelia. "Tau, dia ada di kelas 11 IPA 2, kenapa lo nanyain soal dia?"

"Gue cuma mau beri pelajaran sama cewek yang berani ngatain Lio pembawa sial," jawabnya.

"Kalau Rendy balik ke kelas kasih tau gue ya Xel, gue pergi dulu," setelah mengatakan itu Clarissa langsung berlari ke arah kelas Adelia, ia tahu dimana letak kelas Adelia karena tadi sempat melewatinya.

Semua yang ada di kelas berbondong-bondong mengikuti Clarissa, mereka berpikir pasti akan ada kejadian yang sangat menarik.

Saat sudah di depan kelas Adelia, Clarissa langsung menendang pintu kelas Adelia lalu berteriak. "Adelia! Maju lo!"

Adelia tampak terkejut dengan kehadiran Clarissa, tapi beberapa menit kemudian ia memberanikan diri untuk mendekati Clarissa.

Clarissa tersenyum, memberikan tepuk tangan karena Adelia berani maju menghampirinya.

Tanpa babibu Clarissa langsung menarik rambut Adelia sampai wajah Adelia menengadah ke atas, tanpa membuang kesempatan Clarissa langsung menggores pipi Adelia menggunakan cutter. "Ini balasan lo karena berani nyebut Lio pembawa sial," ucapnya.

"Cewek gila!" teriak Iris, ia langsung bergegas mendekati Adelia, tapi langkahnya terhenti saat tiba-tiba saja kaki Clarissa tepat berada di depan wajahnya. Clarissa berniat melakukan tendangan karate pada Iris.

Clarissa menatap sinis ke arah Iris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clarissa menatap sinis ke arah Iris. "Mau mati lo?"

Iris langsung terduduk di lantai karena merasa ketakutan pada Clarissa.

Siswa yang ada di kelas maupun di luar kelas bersorak melihat itu. Mereka merasa ini memang pantas untuk ditonton, sangat seru.

"Gila! Keren banget tuh cewek!"

"Apa cuma gue yang ngerasa dia keren? Dia harus jadi cewek gue sih."

Kebanyakan cowok memuji aksi yang dilakukan oleh Clarissa, sementara yang cewek merasa ketakutan melihat aksi Clarissa.

Adelia berniat membalas Clarissa dengan menjambaknya, tapi ketika akan melakukan itu Adelia langsung didorong oleh Clarissa sampai terduduk di lantai.

"Lo ngapain sih? Hah! Cuma gara-gara gue ngomong Lio pembawa sial lo sampe bikin gue kaya gini. Mikir dong! Lio tuh emang pembawa sial!"

Adelia berdiri, ia menatap tajam ke arah Clarissa. "Lo tau? Semenjak gue memutuskan dekat sama Lio selalu ada aja orang yang ngelukain gue karena benci ngeliat Lio ada temennya, apa itu bukan pembawa sial namanya?"

Clarissa mengepalkan tangannya, ia benar-benar marah saat mendengar itu. Bisa-bisanya Adelia menyalahkan Lio padahal bukan Lio yang melukainya, tapi orang yang membenci Lio lah yang menyebabkannya terluka.

Sebuah tangan menghentikan tangan Clarissa saat Clarissa akan melayangkan sebuah pukulan ke wajah Adelia.

"Cukup Sa! Lo gak perlu ngelakuin hal sejauh ini cuma buat gue, gue gak butuh itu Sa!" kesal Lio.

Lio tidak habis pikir kenapa Clarissa berani melakukan semua ini. Clarissa menatap Lio lekat-lekat, ia bisa melihat kemarahan dari raut wajah Lio.

"Dia pantes dapetin itu Lio! Dia jahat!"

"Bangsat, ngapain sih pembawa sial ada di sini," gumam Adelia, menatap punggung Lio dengan penuh kebencian.

Clarissa semakin murka saat mendengar gumaman Adelia. "Bangsat!" Clarissa siap melayangkan sebuah pukulan ke wajah Adelia, tapi tiba-tiba...

PLAK

👑

Makasih udah mau mampir ♥

Next gak nih?

17 JULI 2022

AdelioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang