👑{CHAPTER 12}👑

3.1K 192 42
                                    

Happy Reading ♥

👑

Lio melihat Adelia tergeletak di WC dengan luka sayatan di pipinya, Lio segera bergegas membawa Adelia ke UKS. Pikirannya menjadi kacau, ia menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada Adelia.

Dokter yang menjaga UKS sedang memeriksa keadaan Adelia, Dokter itu mengernyitkan alisnya saat melihat saku baju Adelia terdapat noda darah, ia juga menyadari ada sebuah kertas di saku seragam Adelia.

"Lio, sepertinya Adelia dibius oleh seseorang, kita akan mengetahui siapa yang membius Adelia setelah dia bangun," ujar Dokter.

Lio mengangguk mengerti. "Bu Amel, apa saya bisa minta tolong gantiin seragam Adelia? Dia gak nyaman pake seragam itu," pintanya.

Dokter mengiyakan permintaan Lio lalu menyuruh Lio untuk keluar agar ia bisa mengganti seragam Adelia.

Saat Dokter melepaskan baju Adelia secarik kertas yang dilihatnya tadi terjatuh, ia sedikit terkejut saat melihat ada noda darah di kertas itu.

Setelah selesai menggantikan seragam Adelia Dokter memberikan secarik kertas tadi ke Lio.

Sebelum membuka kertas itu Lio menghembuskan napas kasar, beberapa menit kemudian dia membaca tulisan yang ada di kertas itu.

Lio, lo lebih pantes sendirian, lo gak cocok punya temen. Apa lo mau gue singkirkan Adelia biar lo sendiri lagi?

Seperti itulah isi dari kertas itu, Lio tampak tertegun, ia menyenderkan punggungnya ke tembok, perlahan punggungnya turun sampai ia terduduk di lantai. "Jadi ini gara-gara gue ya, gue emang pembawa sial ya," gumam Lio.

"Lio brengsek!" teriak Sisil.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi Sisil, Icha, dan Iris segera ke UKS karena mereka mendengar kalau Adelia pingsan dan terluka.

Sisil menarik kerah baju Lio. "Jauh-jauh lo dari Adelia, lo cuma bisa buat dia terluka!"

"Kita udah denger kalau Adelia juga disiram pakai air selokan sama Jessica, lo terlalu bahaya buat Adelia," ujar Icha.

"Apa lo tau Lio? Setelah deket sama lo di kursi Adelia selalu ada cutter setiap hari senin, dan di cutter itu selalu ada kaya noda darah dan ada kertas yang tulisannya jauhi Lio," ungkap Iris.

Lio tampak terkejut mendengar perkataan Iris. "Kenapa Adelia gak pernah cerita tentang itu sama gue?"

"Karena dia pengen terus temanan sama lo Lio, dia selalu pengen ada di samping lo, dia gak mau ngeliat lo sendirian," jelas Icha.

"Pokoknya lo harus jauhi Adelia, gue bakal hajar lo kalau lo masih dekat-dekat sama Adelia. Dengan terus dekat sama lo lama-kelamaan Adelia bisa mati tahu gak!" ketus Sisil.

Lio seperti diberikan sebuah tamparan fakta kalau ia memang harus menjauhi Adelia. Ia telah mengabaikan beberapa fakta dan tetap mendekati Adelia padahal ia tahu Adelia terluka karena dekat dengannya.

Dan dari semua ini Lio menyadari kalau ia memang sepertinya harus hidup sendirian selama hidupnya. "Gue cuma memberikan kesengsaraan bagi orang lain, apa gue mati aja ya?" batinnya.

"Apa kalian tahu siapa yang naruh cutter di kursi Adelia?" tanya Lio.

"Kita gak tahu, kita udah coba nyari tahu tapi tetap aja gak ketemu siapa orang yang naruh cutter itu," jawab Iris.

Lio bertanya-tanya apakah orang yang menaruh cutter itu sama dengan orang yang membuat Adelia terluka sekarang. Siapa sebenarnya orang itu?

"Maaf ganggu obrolan kalian, Adelia baru aja bangun," sahut Dokter yang baru saja keluar dari pintu UKS untuk menghampiri Lio.

Lio, Sisil, Icha, dan Iris segera menghampiri Adelia. Sisil langsung heboh menanyakan keadaan Adelia dan memeriksa luka Adelia. "Kita khawatir banget sama lo Lia," ujar Sisil.

Adelia tersenyum. "Gue gak papa kalian gak usah khawatir," balas Adelia.

"Lia, apa lo tahu siapa orang yang udah buat lo pingsan dan terluka?" tanya Lio.

"Gue gak tahu, gue lagi telponan sama Papa terus tiba-tiba dari belakang ada orang yang nyuntik gue dan nutup mata gue biar gue gak liat siapa dia," jelas Adelia.

"Lio, kayanya yang diomongin lo itu benar ya, kalau lo itu pembawa sial. Gue udah coba nahan semua ini, tapi kayanya ini udah di luar batas, gue gak bisa lagi dekat sama pembawa sial kaya lo," ujar Adelia mengungkapkan apa yang ia rasa, sambil menatap mata Lio.

Sisil, Icha, dan Iris  tampak terkejut dengan ucapan Adelia. Mereka berfikir apa ini benar Adelia yang mereka kenal? Adelia selalu mementingkan Lio daripada apapun, jadi kenapa dia tiba-tiba berkata seperti itu.

Bohong kalau Lio tidak terluka setelah mendengar ucapan Adelia, tapi ucapan Adelia bukanlah sebuah kebohongan, ia memang pembawa sial.

"Maaf ya Lia, seharusnya dari dulu gue gak usah dekat-dekat sama lo biar lo gak terluka. Tapi walaupun begitu... Waktu yang gue habiskan sama lo adalah kebahagiaan buat gue," ucap Lio dengan tulus.

"Ayo pergi Sil, Cha, Ris," ajak Adelia pada teman-temannya.

Saat Adelia tepat berapa di samping Lio ia membisikkan sesuatu pada Lio. "Mending lo mati aja deh daripada membuat orang disekitar lo terluka cuma gara-gara keberadaan lo di dunia ini," bisik Adelia dengan muka datarnya.

"Dasar pembawa sial, brengsek, muka gue jadi lecet gara-gara gue dekat sama lo," lanjut Adelia.

Lio hanya terdiam di tempatnya, ia berfikir apa memang sebaiknya ia mati saja? Apa dunia akan lebih baik jika tanpa kehadirannya?

Ia telah membuat Ibunya meninggal, pernah membuat Clarisa kecelakaan karena bermain dengannya, dan sekarang ia membuat Adelia terluka karena dekat dengannya.

Adelia menghampiri seseorang di rooftop sekolah. "Tugas gue udah selesai, mana bayaran gue," ucap Adelia pada orang itu.

Orang itu tampak tersenyum lebar. "Masih ada satu hal yang harus kamu lakuin Adelia," balas orang itu.

"Apa? Kalau gitu gue minta bayarannya lebih."

"Oke, gak masalah. Saya bahkan bakal kasih bonus buat kamu karena kamu pinter akting." 

Orang itu memerintahkan sesuatu kepada Adelia, Adelia pun menurutinya.

👑

Makasih udah baca part ini 🥰❤

Gimana menurut kalian part ini? Komen yaaa 😁❤

Apakah kalian kaget soal sikap Adelia?

15 JULI 2022

AdelioWhere stories live. Discover now