CHAPTER 2 - Voli Membawa Petaka!

3.3K 133 2
                                    

Part by  NabilaKhanza6

#HappyReading!

Langit mulai menghitam, angin bertiup cukup kencang membuat seragam cowok yang sedang bermain voli itu terlihat ketat. Bajunya yang memang dibuat sangat ketat itu membuat seragamnya berhasil mencetak tubuhnya yang atletis.

Fian Putra Raditya. Cowok yang punya predikat Cassanova di SMA Elang itu dengan lihai memainkan bola voli di lapangan voli yang ada di sekolahnya itu.

Tampak beberapa siswi yang menonton di pinggir lapangan. Kan lumayan lihat cogan main voli, apalagi seragam Fian yang diketatkan itu membuat tubuh atletis terutama perutnya yang membentuk kotak-kotak berjumlah enam itu tercetak jelas. Shodaqoh! Kata siswi-siswi yang memang nge-fans sama Fian.

Saat bola dari lawannya dilambungkan ke arahnya, tiba-tiba bola itu meleset dan,

"Anna awas!"

Dug!

Bunyi bola voli yang terkena sesuatu yang keras itu membuat semua orang yang melihat permainan voli Fian dkk mendadak melihat ke arah seorang gadis yang saat ini tengah memegangi kepalanya. Gadis itu terduduk di pinggir lapangan dengan temannya yang berusaha meredakan rasa sakit di kepalanya.

"Lo nggak apa-apa?" Tanya Fian ketika sudah mendekat ke arah gadis yang terkena bola voli itu.

Dengan masih meringis dan tangan memegangi kepalanya, Anna mendongak berusaha menatap pemilik suara laki-laki yang terdengar familiar di telinganya.

"Ka-kak Fian?" Setelah berucap seperti itu, gadis dengan nama Vianna Shaqueela memejamkan matanya dan punggung yang tadinya agak tegak, kini lemas sepenuhnya berada di tangan Vanya.

******

Bau khas obat-obatan membuat Anna ingin membuka matanya. Dan perlahan, mata gadis itu terbuka, matanya mengitari sekeliling ruangan itu. UKS.

"Udah bangun?" Tanya suara bass yang lagi-lagi membuatnya bisa terkena serangan jantung.

Dengan susah payah dan kepala yang masih berdenyut sakit. Gadis itu menoleh ke arah kirinya. Benar. Seniornya itu ada di sana.

"Ngapain kak Fian di sini?" Tanya Anna yang membuat Fian bangkit dari duduknya.

"Lo kira gue ngapain di sini?" Tanya balik Fian yang membuat Anna tiba-tiba merinding.

"Vanya di mana kak?"

"Di kelas. Masih KBM."

"Hah? Trus yang gendong gue ke sini siapa?"

"Gue." Jawab Fian dengan singkat, padat, dan jelas. "Sekarang lo udah bangun kan? Bisa jalan sendiri kan? Ya udah gue pergi dulu."

"E-eh, kak-" belum sempat Anna berbicara. Fian sudah pergi meninggalkan Anna yang cemberut karena sendirian di UKS.

Gadis itu berniat untuk menuju ke kelasnya. Ia berusaha turun dari ranjang. Dengan tangan yang masih memegang kepala, gadis itu berusaha turun dari ranjang UKS yang memang dibuat tinggi.

"Lo itu masih sakit. Kenapa ngotot mau ke kelas?" Tanya Fian yang muncul lagi dari pintu UKS.

Anna yang tercyduck pun hanya menyengir. Gadis itu lalu kembali duduk di ranjang. Dengan susah payah ia kembali ke ranjang, tanpa bantuan Fian. Sudahlah, jangan berharap lebih pada Fian. Yang mana nanti sakit hati.

My Sixpack SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang