CHAPTER 5 - Birthday Party

2.5K 127 10
                                    

Part by annis___

#HappyReading!

"Jadi, lo ke sini mau jemput adik gue?"

Fian mengangguk.

Tak seperti lelaki pada umumnya yang biasanya merasa gugup jika bertemu dengan calon kakak ipar, Fian malah terlihat santai dan tenang malam itu.

Raihan terlihat menghela napasnya. Ekspresinya tak terbaca. Seperti ada yang menggajal di hatinya, dan Fian menyadarinya sepenuhnya.

Setelah menoleh ke kanan dan ke kiri bak orang mau menyebrang saja, Raihan menatap serius pada Fian setelahnya.

"Gue mau nanya,"

Satu alis Fian terangkat dan menatap penuh tanya ke arah Raihan yang mulai menarik napasnya.

"Lo serius sama adik gue?"

Fian terkejut. Namun lelaki itu menutupi keterkejutannya itu dengan sangat apik. Hanya ada raut tenang yang menghiasi wajah tampannya.

Fian tersenyum tenang. Sebenarnya, ia sendiri juga tak tahu mau menjawab apa. Bahkan hingga detik ini saja, lelaki itu masih belum tahu mengapa ia menjadikan Anna sebagai kekasihnya.

Ketika ia bertemu Anna di kantin siang itu karena gadis itu yang tak sengaja menabraknya, Fian seakan tersesat dalam iris coklat cantik gadis itu begitu saja. Dan seolah ada sesuatu di dalamnya yang mendorongnya untuk mengatakan kalimat tergila seumur hidupnya.

Ya, menjadikan Anna pacarnya. Tanpa perkenalan ataupun pendekatan seperti yang kebanyakan orang lakukan. How crazy he is!

Lelaki itu hanya mengikuti nalurinya, tanpa tahu tujuan pastinya. Terdengar gila, namun itulah kenyatannya.

Karena hanya satu hal yang ada dipikiannya saat itu. Ia ingin Anna menjadi pacarnya, miliknya.

"Fian!"

Mendengar namanya dipanggil, Fian mengerjap sekali.

"Ngapain lo senyum-senyum sendiri gitu?" tanya Raihan dengan tatapan curiganya. Curiga kalau sebenarnya Fian punya gangguan jiwa.

Fian tertegun. Apa iya gue senyum-senyum sendiri? benaknya bertanya-tanya hingga tak menyadari kalau Fani sudah tiba dengan nampan berisi minumannya.

"Ayo diminum."

Fian mengerjap lagi.
"Iya tante." jawabnya seraya tersenyum tipis.

Wanita paruh baya itu lalu duduk di samping Raihan.
"Teman sekelasnya Anna?" tanyanya pada Fian yang berada di seberangnya itu.

"Dia seangkatan aku Ma." ucap Raihan malas.

Fian hanya tersenyum seperlunya. Hingga matanya tak sengaja menangkap seorang gadis yang tengah menuruni anak tangga dengan anggunnya. Gadis itu adalah Anna, pacarnya.

Fina tersenyum penuh arti menatap wajah terpukau Fian ketika menatap putrinya itu.

Bahkan lelaki itu lupa mengerjap saat melihat Anna yang terlihat sangat cantik bak seorang putri malam itu. Wajah gadis itu yang biasanya tampak polos tanpa make up kini terlihat lebih cantik dengan polesan make up naturalnya.

Dan gaun pilihannya siang tadi sangat cocok dengan Anna. Seakan gaun itu memang dibuat untuk gadis itu.

"Udah siap?" Fian bertanya dan tatapannya mengunci iris coklat Anna.

Dan itu sukses membuat pipi gadis itu memanas karena menahan malu dan gugup ditatap seiintens itu oleh Fian yang Anna akui, sangat tampan malam itu. Bahkan kadang gadis itu lupa kalau lelaki tinggi bertubuh atletis yang sekarang menjulang di hadapannya ini adalah pacarnya.

My Sixpack SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang