BAB 14

16.1K 1.4K 50
                                    

================================================================================


Akhirnya Audina dibawa pulang juga ke apartemen oleh Dafyno. Di sana ia bisa mengurus dirinya sendiri daripada berada di kediaman Leonard, Audina akan merepotkan banyak orang. Sejujurnya tak nyaman baginya diurus oleh orang yang tak dekat dengannya.

Kini Audina sudah merasa lebih baik. Tapi perutnya yang tak juga ada perubahan. Selalu terasa perih dan mual. Audina jadi tak mau makan karena itu. 

Audina jadi tak bisa bersekolah hari ini. Entah dalam sebulan ini sudah berapa kali ia tidak masuk sekolah. Ia tak mau belajar dalam keadaan tak nyaman. 

Dafyno sudah memberikannya bubur tadi pagi tapi hanya sedikit yang ia makan. Lalu saat siang, Dafyno juga memesankan makanan lewat aplikasi untuknya. Dan tak ia habiskan.

Kebiasaannya yang tidak makan teratur berdampak buruk pada tubuhnya. Audina sudah sering seperti ini sampai tak tahu seberapa besar dampaknya sekarang. 

Audina menyempatkan untuk membereskan kamar Dafyno sejenak, juga ruang tengah dan dapur. Ia juga harus melaundry pakaian karena tak mau pekerjaannya menumpuk. Dan saat Dafyno kembali, semuanya sudah rapi dan bersih. 

"Lo tadi beres-beres?" tanya Dafyno ketika masuk ke kamar Audina. Gadis itu terlihat lebih segar penampilannya meskipun juga terlihat lesu.

"Iya."

Dafyno mendekat dan menyentuh kening Audina. Tapi gadis itu langsung menjauh.

Audina lagi-lagi bersikap cuek padanya. 

"Kenapa makanannya nggak dihabisin?" tanya Dafyno. 

"Nanti dihabisin," ucap Audina. Ia menarik kursi dan duduk di meja belajar. Mengerjakan tugas yang diberikan hari ini. Untunglah Lisa mengabarinya. 

Dafyno tiba-tiba menahan tangannya. "Makan dulu."

"Nanti."

"Sekarang."

Audyna menghela napas. "Perut gue mual."

Audina menghiraukan Dafyno dan fokus melihat buku pelajarannya. Melihat rumus-rumus itu seketika membuat kepalanya pening.

Ia tak bisa fokus ternyata. Dan ternyata ia belum benar-benar pulih tapi malah melakukan banyak pekerjaan. 

"Apa gue bilang," ucap Dafyno ketika melihat Audina tampak lemas lagi. Pena di tangan Audina saja jatuh dari genggamannya. Dafyno mengangkatnya dan membawa ke kasur. 

"Istirahat dulu. Jangan mikir yang lain."

Audina melenguh pelan ketika merasa perutnya mulai tak nyaman. Lalu merasa ada cairan yang naik ke tenggorokannya. Cepat-cepat ia berlari ke kamar mandi dan memuntahkannya. Sekarang lidahnya terasa asam. Ia jadi lemas seketika. 

Dafyno menahan perut Audina agar Audina tidak terjatuh. Setelah Audina selesai muntah ia membersihkan mulut Audina dengan tangannya sendiri lalu membasuhnya dengan sedikit air.

Audina hendak terjatuh namun Dafyno langsung menahannya dan mendudukkan tubuh Audina di dekat wastafel. Tangan Audina bertumpu di bahu Dafyno. Kepalanya spontan jatuh di bahu cowok itu. Kini kondisinya benar-benar pucat.

The Boy Came From The Dark (COMPLETED)Where stories live. Discover now