BAB 38

4.5K 137 5
                                    

================================================================================

Melihat sepasang kekasih yang berdiri di atas pelaminan itu membuat Audina tersenyum. Turut bahagia dengan kabar gembira hari ini karena keduanya telah sah menjadi suami istri. Tak menyangka, jika Lisa yang berdiri dengan balutan gaun putih di sana adalah sahabatnya. Orang yang ia temui saat ia masih berumur 15 tahun di awal masuk SMA. Sekarang Lisa sudah jadi istri orang.

Memang tak ada yang bisa menyangka bagaimana rencana ke depan. Audina pikir, Gio dan Lisa tak akan bertahan lama meskipun mereka belum pacaran saat itu. Masih terlihat malu-malu jika ingin bersama. Tapi siapa sangka jika mereka sama-sama setia bahkan lebih siap ke tahap serius dan sekarang, mereka menikah.

"Aku iri sama mereka."

Audina menoleh ketika mendengar Arga bersuara.

"Iri kenapa?" tanya Audina.

"Ya ... bisa berdiri di sana. Di atas pelaminan."

Audina jadi geli mendengarnya.

"Ya udah nanti kita foto bareng mereka. Jadi berdiri di atas pelaminan juga kan?"

Wajah Arga berubah menjadi bete. Audina tertawa melihat itu.

"Jangan ngambek, sayang." Audina menggenggam tangan Arga. "Semua juga tahu, kan. Aku punya siapa?"

Arga menghela napas. Ia mencoba tersenyum pada Audina meski tak selebar biasanya. Mereka berdua memutuskan untuk naik ke atas pelaminan. Juga disusul Aira karena akan berfoto bersama.

"Wah akhirnya ketemu juga sama pacar Audina," ucap Lisa. Ia tersenyum senang bisa melihat Arga. Tapi langsung disikut oleh suaminya.

Arga hanya tersenyum pada kedua mempelai dan menyalami mereka.

"Samawa, ya. Semoga langgeng dan segera diberi momongan."

"Aamiin. Makasih sudah datang," sahut Gio. "Kirain gandeng angin doang ke sini, Na." Ia melirik Audina.

"Yeu itu mau lo biar bisa ngeledek Audina." Aira menyahut. "Samawa, ya. Awas aja lo macem-macem 'Yo' apalagi sampe yang kayak di tipi tuh."

"Boro-boro kdrt, gue yang bakal jadi korbannya," ucap Gio. Sedetik kemudian kakinya diinjak dengan heels lancip itu.

"Biasalah. Gio hobinya ngarang," ucap Lisa. "Eh makan yang banyak, ya. Mau bungkus juga nggak pa-pa tapi ikutan bayar, ya."

"Yeuu kagak ikhlas!" Aira berdesis.

"Ribut mulu," sindir Audina. Barulah mereka diam. Arga menahan tawa melihat tingkah Audina karena di sini Audina menjadi penengah.

Usai bercekcok ria mereka kembali turun. Karena masih banyak yang ingin bersalaman dengan si pengantin. Audina juga bertemu dengan teman-temannya yang lain. Tentu saja ada teman-teman SMA nya di sini. Termasuk salah satu musuhnya–

Ia sudah berbaikan sekarang.

Dan yang tak Audina sangka adalah, dia datang sebagai istri Tio di sini. Audina memang mendapatkan undangan mereka tahun kemarin tapi ia tak bisa datang. Sekarang Tio dan Alya sudah dikaruniai seorang anak perempuan. Astaga. Audina tak menyangka jika mereka berjodoh. Apalagi sampai nikah muda.

"Salam dulu, nak." Tio berucap pada anaknya yang masih berusia 8 bulan itu. Anak itu tak mengerti. Tapi ketika tangannya diulurkan oleh papanya barulah ia mencium tangan Audina.

Audina tersenyum pada anak itu. Ia mengusap wajahnya.

"Dah punya anak aja lo, Tio."

"Ada gandengan lo ke sini, Na."

The Boy Came From The Dark (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang