===============================================================================
Alya sudah sekolah seperti biasa. Ia seharusnya memakai tongkat agar mempermudah berjalan tapi tidak mau. Terlalu repot, dan bagian bawah ketiaknya sangat sakit ketika memakai tongkat karena harus menopang tubuhnya.
Jadilah ia berjalan pincang sekarang.
Ini semua karena Freya sialan itu!
Dan ia tetap harus menuruti Freya kalau tidak mau diteror dan disiksa oleh cewek itu lagi.
Alya tahu beberapa orang melihatnya dengan aneh sekarang. Namun ia tidak perduli. Seperti biasa akan berjalan dengan kapala terangkat, ia tidak akan pernah lemah. Ia tidak boleh menunjukkan jika dirinya lemah.
Kini ia membuka lokernya. Untuk mengambil sesuatu. Alya masih fokus dengan kegiatannya. Hingga tak menyadari seorang cowok bersandar di samping lokernya.
"Babu."
Alya terperanjat.
Brak!
Lokernya ditutup oleh sebuah tangan yang menampilkan urat tangan itu. Mata Alya terbuka, menatap orang itu tak percaya.
Dafyno lagi. Kini cowok itu berdiri di depannya, menyudutkannya. Beberapa murid menoleh ke arah mereka berdua.
Dafyno meletakkan tangannya di samping sisi kanan Alya.
"Dimana Freya sekarang?" tanyanya. Tatapannya terlihat menggelap, dan tajam.
"Gue nggak tau," jawab Alya. Raut wajahnya menjelaskan jika Alya ketakutan saat ini. Meskipun begitu ia tidak bisa memberitahukan yang sebenarnya.
"Sampai kapan lo mau gini Alya?"
Alya bisa melihat rahang Dafyno mengeras. Dan ia semakin takut, tubuhnya mulai bergetar.
"Gue nggak tau Dafyno," lirihnya.
"Bohong."
Alya menggeleng. Dafyno semakin mendekatkan kepalanya.
"Kasih tau atau lo ikut jadi korbannya juga?" Dafyno mulai mencengkram kedua bahu Alya.
Alya menggeleng kuat. "Gue nggak tau Daf." Suaranya bahkan hampir menghilang saat mengatakan itu. Alya sangat takut.
"Jangan buat gue marah Alya," desis Dafyno.
"Gue beneran nggak tau," bisik Alya dengan mata yang berair. "Dia cuman nelpon tanpa kasih tau keberadaannya."
Dafyno menahan untuk tidak melenyapkan orang dihadapannya saat ini. Cengkramannya mengendur, ia mundur. Tapi tatapannya langsung melunak ketika ia melihat seseorang berdiri memaku di jarak beberapa meter.
Audina terkejut melihat Dafyno sedekat itu dengan Alya. Ketika tatapannya dengan Dafyno beradu, ia segera membalikkan badan.
Semudah itu Dafyno melupakannya.
****
Setidaknya ada satu pelajaran yang harus Dafyno berikan pada iblis itu. Sungguh ia selalu naik pitam jika mengingat Freya. Dendam gadis itu terlalu besar pada Audina sampai ia tak bisa menduga apa yang akan terjadi ke depannya. Ia pikir, Freya tak akan berani sampai melenyapkan seseorang.
Tapi Dafyno tak bisa berbuat banyak sekarang. Bahkan keluar dari rumah ini tidak bisa. Ia bisa saja kabur dengan mengalahkan segala bawahan papanya. Ia bisa melakukan apapun jika ia mau. Tapi ia tak pernah lupa, yang ia hadapi adalah papanya sendiri. Ibarat melihat cermin. Ia melawan dirinya sendiri.
Papa dan dirinya sama saja. Sama-sama keras kepala, maka Dafyno sudah tahu bagaimana persis sifat papanya.
Tok tok tok
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Came From The Dark (COMPLETED)
Mystery / Thriller(SELESAI) (DILARANG MENJIPLAK/PLAGIAT CERITA INI, ATAU KAMU AKAN BERNASIB SAMA SEPERTI KORBAN. BIJAKLAH SEBELUM MEMBACA, TERDAPAT UNSUR KEKERASAN DALAM CERITA INI. YOUNG ADULT!) Ada satu rahasia tentang dia yang tertutup dengan rapat. Ada banyak mis...