Bab 10: anak bebek

362 32 0
                                    

Hari mulai kembali cerah kembali sebelum hujan turun tadi. Stella dan Huda mulai bergegas menuju ruang kelas mereka, karena mereka terjebak di kantin Bi Iyam.

"Bang, Gua duluan," pamit Stella terlebih dahulu kepada sang kakak, Huda mengangguk dan mulai ke ruang kelasnya juga.

Mereka sedang di landa Ulangan mendadak, karna mau Liburan gegara virus mematikan yang memviralkan dunia.

Corona Covid-19.

"Stok masker lo masih ada gak sih Dry?" tanya Sella ke Audry yang sedang mengemil makanan nya.

Syera yang masih menggandeng tangan Stella pun menoleh ke dua gadis di sampingnya itu.

"Stok gua masih banyak, mau minta?" tanya Syera yang pekanya kelebihan ini, Sella, Stella, dan Audry mengangguk cepat.

"Yaudah nanti ke rumah gua aja, jam pas pulang," ucap Syera.

Mereka mulai masuk ke ruang kelas, Jam pelajaran ke-lima pun di mulai kembali.

"Stell, gua kerumah lo ya?" tanya Velan yang mendadak, sontak mengejutkan Stella yang duduk di sampingnya itu.

"Ngapain?" tanya Stella santai. sesantai mungkin.

"Ada yang mau gua kasih, tapi di jaga benar-benar ya," ucap Velan sambil tersenyum tulus, ada aja yang suka liat Velan senyum gitu.

Langka lah kata mereka Velan senyum manis gitu, dan pertama kali ke cewek bercadar di sampingnya ini.

"Yaudah iya," saut Stella. Pelajaran pun sudah berlalu, Stella dan teman-teman nya pun sudah hampir pulang ke rumah masing-masing.

"Syer, gua gak jadi ke rumah lo. Velan mau kerumah habis ini. Jadi ya gak enak kan," ucap Stella, membuat Syera, Audry dan Sella pun tersenyum miring.

"Ekhemm, udah ada rasa ya mbak?" goda Audry sambil menyenggol tubuh Stella. Stella tertawa," Khahaha, apaan dih Dry. Katanya ada yang mau dia kasih ke gua, Gua duluan ya. Assalamualaikum," pamit Stella terlebih dahulu dan naik ke belakang jok motor abangnya yang sedari tadi menunggunya.

"Lama banget dih," omel Huda dan mulai mengegas motornya.

"Bawel," umpan Stella.

Stella dan Huda sudah berangkat terlebih dahulu pulang, sebab guru berasumsi untuk semua muridnya belajar di rumah saja.

Velan
Stella gua didepan rumah lo

Stella kaget saat dirinya menerima sebuah pesan lewat WA dari Velan, Stella mulai menghampiri Velan yang benar ada di depan rumahnya.

Velan tidak sendiri, Dia bersama..

"Wek wek wek wek"

Anak bebek yang dibawa Velan sangat lah lucu, membuat Stella tersenyum gemas kepada Bebek mungil itu.

"Assalamualaikum, Hehe maafin gua bawa ini," ujar Velan sambil menunjukan bebek kecil berwaena kuning di tangannya.

"Waalaikumsalam."

Stella tersenyum, "gak apa-apa ko, kenapa dibawa kesini?" tanya Stella yang mulai mempersilahkan Velan duduk di kursi depan pekarangan rumahnya.

Stella dan Velan mulai duduk bersama dengan anak Bebek itu.

"Hehe, ini buat lo. Anggap aja hadiah Ultah." Velan mulai menggaruk tekuknya yang tak gatal, cowok lain kalau suka sama cewek bakal ngasih boneka, kalung, ataupun buket bunga. Lain lagi kalau Velan.

"Lucu," ujar Stella, Velan mulai menyodorkan Anak bebek itu kepada Stella yang senang hati menerimanya.

Anak bebek itu mulai terdiam nyaman di pangkuan Stella.

"Dia namanya Beny, jagain ya," ujar Velan sambil memamerkan gigi gingsulnya, lucu kaya bebek yang di pangku Stella.

Stella mengangguk, "Amanah, bakalan gua jagain ko. Namanya bagus," ucap Stella yang mulai mengelus Beny dipangkuannya.

Karna masih kecil, Beny aman di tangan Stella. Stella sepertinya menyukai Beny.

"Ouh iya, Karna udah mau libur. kapan-kapan nanti gua kesini lagi." Velan mulai beranjak dari kursinya, Velan mulai menghampiri motornya.

Untungnya di perkarangan ada kandang kecil dan kolam untuk habitat Beny yang baru.

Stella menaruh Beny di alas daun teratai kolamnya dan menghampiri Velan, Stella mencuci tangannya terlebih dahulu.

"Gua pulang, Jagain Beny. Assalamualaikum," pamit Velan yang mulai melajukan motornya, Stella mengangguk.

"Waalaikumsalam," saut Stella dan kemudian menghampiri Beny yang sudah tertidur.

"Berasa punya anak gitu, Lucu si Benynya," ucap Stella yang sudah mengelus lembut bulu tubuh Beny.

···||··

VELANSTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang