Bab 37: Ta'aruf yang di tunggu

271 19 34
                                    

Malam tadi Velan sangat bahagia sampai mimpinya aja indah banget, Velan cuti untuk kuliahnya. Padahal beberapa hari lagi dia Wisuda.

Hari ini adalah hari dimana Velan tunggu dan keluarganya. Velan sudah rapi dengan baju yang sangat formal gak kaya biasanya.

Alaska dan Annisa memilih untuk di rumah saja sambil berimajinasi apa yang akan terjadi kepada saudaranya yang di tengah ini.

"Sayang, nanti benar-benar loh ya," peringat Velani sambil menyium kening Velan dengan sayang, Velan mengangguk dan langsung memeluk tubuh sang mama.

"Kalau Stella gak mau gimana ma?" tanya Velan yang benar-benar khawatir dengan yang ia ambil ini.

Sudah seminggu sejak dirinya, Annisa dan Stella yang membeli sebuah cincin berlian yang Stella suka itu, Velan memutuskan untuk menyibukan dirinya dengan suasana baru.

Velan benar-benar mantap dengan langkah yang pertama ia ambil ini, dan setelah itu Velan mulai berkerja di singapura perusahaan kedua orang tuanya.

"Yaudah, Yuk kita berangkat. Kasih tau Stellanya dulu," ujar Elang yang sudah rapi dengan baju kokonya lain dari pada hari sebelumnya, sedangkan Velani sudah cantik dengan baju gamis syar'inya.

"Velan chat Stella dulu ya," izin Velan yang kemudian keluar ke halaman rumahnya untuk mengechat sang bidadari surga kelak nanti, insya allah.

Bidadari surgaku❤

Assalamualaikum

Waalaikumsalam
Ada apa Vel?

Ehm, hari ini
jangan kemana-mana ya

Knp?

Ehm, mau kerumah kamu.
sama kedua ortu aku.

Bisnis?

Ehm bukan
nanti kamu tau

Aku berangkat dulu.
R

ead.

Velan tersenum, untungnya Stella gak terlalu curiga dengan Velan saat ini. Sedangkan Stella beranjak dari kamarnya menuju Tia yang sedang membersihkan tanaman tropicalnya di belakang.

"Mah! Velan sama tante Velani dan Om Elang mau kesini," ujar Stella, Padahal Tia dan Vernon sudah tahu menahu tentang kedatangan kedua orang tuanya Velan.

Stella mulai mengganti bajunya dengan syar'i berwarna coklat muda dengan niqob hitamnya, Tia sudah duduk manis di ruang tamu.

"Assalamualaikum," salam Velani terlebih dahulu, Velan dan Elang mulai masuk untuk menemui sang pemilik rumah kebetulan ada di ruang tamu.

"Waalaikumsalam, Bang!" sahut Vernon dan menjaba tangan Elang layaknya seperti sahabat. Mereka mulai duduk.

"Stella sini kamu," pinta Tia, Stella mulai menunduk dan duduk di sebelah Mamanya. Velan mulai gugup.

"Masya allah, cantik banget sih," batin Velan.

Velan mulai menarik napasnya kasar.
"Jadi begini, maaf udah bikin Stella kaget engan kedatngan Om sama Tante dari awal. Sebenarnya," ujar Velani yang terputus oleh Velan yang mulai batuk akibat gugup.

"Uhuk! Maaf," ujar Velan, di mata Stella sudah tersirat rasa khawatir kalau nanti kenapa-kenapa, Acieee.

"Lanjutin Lan," suruh Tia.

Semuanya mulai menyimak penjelasan dari Velani, dan kali ini giliran Velan unjuk bicara.

"Maaf selama ini aku kurang tegas dalam memekakan sikap mu, Sebenarnya aku menyukai dan bahkan mencintai kamu itu tulus lahir batin karna Allah. Dan ini saatnya, izinkan aku untuk berta'aruf dengan mu, setelah empat bulan nanti aku di singapura baru kita melangsungkan khitbat di sini, dan nikah. Aku gak sanggup sama hawa ini yang selalu ingin memiliki mu seutuhnya, jadi gimana?" ucap Velan penuh pengartian, membuat Velani, Stella, dan Tia aja menangis bahagia.

Stella mulai getar-getir, "Maaf juga sebelumnya aku kurang peka dengan sikap mu, Ehm--" Stella mulai mengangguk.

"Iya aku mau, Mau menjadi calon yang begitu engkau dambakan.Dan menjadi istri yang begitu salehah untuk mu," sahut Stella, sontak membuat Tia bangga dengan anak yang di didiknya mandiri ini sudah besar.

Wajar saja, umur mereka udah beranjak di 20 tahunan. Huda aja menuju Nikah, masa Stella sebagai adiknya kalah sih.

"Syukron katsir ya habibi," ucap Velan sambil mengeluarkan senyuman terindahnya.

Stella malu saat itu, mamanya terus saja mengeluarkan air mata kebahagiaan.

"Mama, udah ya mama!" seru Stella yang sudah memeluk Tia dengan erat, Akhirnya Tia sudah berhenti meneteskan air matanya.

"Mama hiks! ke inget papa kamu aja, berjuang mati-mati demi mama. Dan Anak mama udah pinter ngejaga hati dan dirinya, mama Bangga sayang," ujar Tia, kali ini Stella yang menangis bahagia.

"Tapi apa gak papa aku tinggal empat bulan demi keperluan kamu?" tanya Velan, sejujurnya Velan khawatir dengan di dirinya nanti untuk Ldr hubungan jarak jauh.

"Insya allah aku kuat menjaga hati kamu hanya untuk ku, kan udah bertahun-tahun kan aku menjaga?" tanya Stella sebaliknya. Velan mulai mengangguk, Velan baru inget karna hari ini ultah mamanya jadi hadiah terindahnya ada di sini juga.

"Mah, Happy milad," ucap Velan sambil mengeluarkan sebuah kalung liontin yang sangat indah membuat Velani menangis lagi, padahal yang tadi udah dia anggap sebagai hadiah terindahnya.

"Makasih anak mama ganteng," ucap Velani, Velan mulai menyodorkan kotak berlian itu kepada sang ayah.

"Biar romantis atuh, papah yang masengin," ujar Velan sambil menggoda Elang. Benar-benar kebahagiaan untuk Stella dan Velan saat ini.

"Syukron katsir ya Allah, engkau telah menjawab sepertiga malamku. Dan jawabannya benar, Anna uhibukka fillah ya Habibi," batin Stella sambil tersenyum manis.

"Apa nanti aku boleh liat wajah mu?" tanya Velan yang begitu lembut, Stella mengangguk.

"Boleh, pas sudah khitbah," sahut Stella dengan senyum manis penuh arti.

❤❤❤❤❤




Hayooo lohh
tim bucin Velan d balap sama Stella tuh.

Siap-siapin perasaan sakit dan bahagianya.

Semangat maraton, Vote dan Komennya

love you❤

VELANSTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang