🍷when we love someone • 3

6.1K 970 55
                                    

Semenjak pengumuman dari Taeyong sekarang tiap Lisa jalan selalu disebut sebagai ‘pacar Taeyong’. Julukan itu bikin Lisa nangis dan teriak dalam hati. Maunya pindah sekolah, tapi nanti gak bisa ketemu kak Minhyun. Nah, ini bikin Lisa makin mau nangis.

Kak Minhyun jadi susah banget Lisa temui. Sampai kelas kegiatan Lisa adalah menaruh kepalanya di atas meja, menatap keluar jendela sambil menyesali hidupnya. Yuju masuk kelas, berpikir kalau hidup temannya jadi memprihatinkan gini. "Wahai kawan, janganlah bermalasan di pagi hari." Ujarnya sambil menepuk punggung temannya.

Lisa langsung menoleh dan memeluk pinggang Yuju. "Hueeeee, Yuju my only friend."

Jihyo yang duduk anteng di depannya cuek saja. Nanti kalau butuh pendapat juga diakuin lagi. "Plis, bantuin gue. Tolongginn hueee. Selama seminggu ini tiap gue jalan selalu muncul kak Taeyong dan gue gak bisa ketemu kak Minhyun."

Rengekan Lisa bisa didengar satu kelas. Tentu saja kenyataan bahwa Lisa suka sama kak Minhyun adalah rahasia umum. Alias satu kelas sampai wali kelas mereka juga tahu. Cuma kak Minhyun doang yang gak tahu. Dalam hati teman-temannya cuma bisa mengasihani Lisa.

"Lakuin aja sesuatu yang bikin kak Taeyong benci dan kalian putus." Kata Yuju, tumben bisa mikir kaya gini. Biasanya Jihyo yang mencari jalan keluar.

Jihyo menoleh, menatap Lisa datar. "Kalo lo coba, tolong kasih gue duit buat biaya pemakaman lo."

Lisa langsung merinding. Harapannya hancur. "Terus gimana? Gue 'kan sukanya sama kak Minhyun."

"Ngomong aja ke kak Taeyong kalo lo sukanya sama kak Minhyun." Kata Yuju, lagi.

Lisa diam beberapa saat. Tak lama ia menggebrak meja dan berjalan keluar, penuh kepercayaan diri. Kalau tak salah, kak Taeyong suka berada di saung taman belakang. Lisa melangkah ke sana, mencari keberadaan Taeyong. Ada! Cowok itu sedang tiduran di saung bersama kucing oranye di perutnya.

Pemandangan ini terlalu menggemaskan. Tapi saat Lisa melihat luka di wajah Taeyong langsung tak terlalu menggemaskan. "Kak Taeyong." Panggil Lisa.

Tak butuh waktu lama untuk Taeyong membuka mata. "Oh, pacar. Kenapa?" Suaranya serak, khas bangun tidur.

Lisa memainkan seragamnya, gugup. "Kak, ayo putus. Maksudnya, dari awal 'kan saya salah nembak. Harusnya bukan kakak, tapi-"

"Hwang Minhyun, 'kan?" Tembak Taeyong dengan mata tertutup.

Nah itu, tahu! Kata Lisa dalam hati. "Hng, iya. Jadi, putus ya kak?"

Kali ini Taeyong membuka matanya, menatap Lisa lurus. Senyuman tercipta di sudut bibir kiri, sinis. "Boleh aja."

Lisa tersenyum lebar. Taeyong mengubah posisinya menjadi duduk sambil menahan kucing di perutnya--yang saat ini tidur di pahanya. Tangannya kemudian menarik dasi Lisa, mendekatkan wajah mereka. "Tapi setelah kita kencan."

Kebingungan terlihat jelas di wajah Lisa. "Berapa kali?" Tanyanya, curiga.

Taeyong masih tersenyum sinis. "Tujuh kali." Ia melepaskan genggaman pada dasi Lisa dan berdiri sambil membopong kucing di bahu. Kali ini ia menunduk untuk menyamakan pandangan. "Kalau abis itu lo bisa nembak Minhyun, lo boleh pergi."

Ia melewati Lisa sambil menepuk puncak kepala gadis itu. Lisa menoleh, menatap punggung Taeyong yang menjauh. "Pasti bisa! Kak Taeyong gak boleh batalin perjanjiannya lho!" Teriak gadis itu.

Taeyong hanya melambaikan tangan sambil terus melangkah. Lisa menggenggamkan ke dua tangannya, meyakini diri sendiri. Demi putus! Demi kak Minhyun! Demi cinta yang sebenarnya!

 Demi putus! Demi kak Minhyun! Demi cinta yang sebenarnya!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gimna nih?
-amel

potionWhere stories live. Discover now