🍷hujan

5.1K 873 156
                                    

Lisa terjebak di kampus. Ada temen-temennya sih, cuma dia pengen pulang. Matanya berat banget sementara gak ada tempat enak buat tidur.

"Asli, gak ada yang mau pesen mobil apa ampe stasiun?" Ajaknya sambil menaruh kepala di atas meja kantin. Ini masih bagus mereka dapet tempat duduk. Kantin berasa pasar, rame dan berdesakan.

Yuju yang lagi berusaha mengambil boba terakhir menjawab. "Ogah lah. Ke stasiun delapan puluh ribu! Udah gila. Gue jalan gak nyampe sepuluh menit." Sambil ngomel sambil ngunyah boba.

"Ngomong jangan sambil ngunyah sih." Kata Mina, risih ngeliat Yuju ribet sendiri.

Dokyeom yang sejak tadi main gim bareng Bambam melirik. "Bareng Jaehyun gih. Dia tadi di BEM mau balik."

Jihyo sibuk megangin rambut yang jatuh saat makan mi. "Wadaw, mang siap Sa?" Ledeknya.

Mulut sih sibuk niup mi, tapi 'kan menghujat sulit ditahan. Yuju kontan tertawa. "Jangan ege, Kyom. Baru buka pintu udah mati anak orang."

Mina ikut terkekeh. "Apalagi biasanya Jaehyun bareng Younghoon tuh."

Bambam langsung dongak. "WADAAWWW MAKIN GILA."

Memang sejak MABA Lisa sudah naksir Jaehyun. Awalnya karena Jaehyun ini manis banget. Senyumnya ramah, anaknya sopan, akademisnya bagus, organisasinya jalan, suaranya bikin menggelepar. Paket komplit. Sampai sekarang juga masih suka. Tapi ya gitu, tau kan, tipe yang suka ngeliat doang. Mengagumi dari jauh. Dekatnya sebagai penggemar.

Kalau Younghoon beda cerita. Dia suka Younghoon karena mirip tokoh komik yang pernah baca. Sekilas, Younghoon paling cocok jadi karakter badboy. Berhubung Lisa suka nulis fiksipenggemar, jadi Younghoon ini bahan yang sangat bagus.

"Oi, Jae! Di mana? Lisa mao nebeng nih." Dokyeom sebagai teman yang dapat diandalkan sudah menghubungi Jaehyun dengan senyum lebar dan jempol naik. "Oh, di parkiran? Sip, Lisa langsung jalan nih dari kantin."

Yuju langsung mendorong Lisa untuk berdiri. "Met tidur selamanya."

"Kurang ajar!" Kesalnya sambil menjitak Yuju.

Dokyeom ketawa, geli. "Gak usah gemetaran anjerrr."

Sukses bikin yang lain tertawa. Lisa cuma misuh. "Kalian gak ada yang mau pulang apa?"

"Mo bayarin tiket pesawat gue?" Balas Jihyo pedas.

Lisa langsung mendengus. "Ya udah, gue duluan. Doain ya." Katanya harap-harap cemas.

Sepanjang jalan menuju parkiran, Lisa berdoa. Tolong, jantungnya jangan berhenti dulu. Memang sih masih berdetak, hanya tak normal. Coba, apa sih maksudnya Jaehyun sama Younghoon diri di kap mobil? Apa sih maksudnya sama-sama pakai kaus hitam polos dan jaket jeans? Emangnya mau jadi Dolan apa?

Lisa memaki sekaligus bersyukur. Ini silau banget, padahal mendung. Untung kantin dan parkiran mobil dikasih atap, kalau enggak Lisa udah kuyup deh.

"Halo, Jaehyun. Maaf ya ngerepotin." Sapa Lisa pada Jaehyun sebagai pemilik mobil. Kemudian ia menoleh ke Younghoon. "Hai, Younghoon makin cakep aja."

Memang mulut sampah! Kenapa sih di depan Younghoon tuh mulutnya gak kenal rem? Jaehyun cuma ketawa sementara Younghoon menggaruk tengkuknya. Kenapa sih Lisa tiap ketemu dia sukanya gombal mulu?

"Ya udah yuk, naik." Tawar Jaehyun dan Lisa memilih duduk di belakang.

"Mau sampe mana nih?" Tanya Jaehyun.

"Pelaminan kalau bisa." Lisa cuma ketawa. Kacau, saking gugupnya dia jadi ngomong sembarangan. Selalu gini kalau di depan cowok ganteng. Dalam hati malu dan mau masuk ke lobang aja kalau ada.

Jaehyun hanya tersenyum simpul. "Kalau rumah ibadah kita sama gue sih gak keberatan."

Damn, that hurt.

"He he he." Balas Lisa. Ini yang jadi alasan dia jaga jarak meski Jaehyun baik banget. "Sampe stasiun aja ya Jae."

Younghoon cuma diam. Jaehyun kembali melanjutkan pembicaraan. "Oh, kalian searah 'kan? Sama-sama arah Kota."

"Iyaaa." Balas Lisa riang.

Perjalanan tak berlangsung lama dan mereka sudah sampai di stasiun. "Hati-hati, Jae! Makasih ya!"

Jaehyun mengangguk. "Hati-hati juga kalian."

Pintu mobil ditutup, juga pintu hati Jaehyun. Mobil baru berangkat setelah melihat Younghoon memayungi Lisa dengan jaket miliknya. Jaehyun hanya menghela napas.

Sementara Lisa dalam hati mau teriak. Wangi banget! Younghoon wangi banget, ulangnya.

Sampai di stasiun, kereta tak langsung tiba. Ke duanya memilih menunggu di paling ujung, sebab turun di stasiun yang sama. Jaket Younghoon masih di bahu Lisa, sengaja Younghoon taruh di sana. "Dari stasiun mau bareng? Motor gue di sana."

Mau nolak tapi sayang. Ojek pasti mahal banget karena hujan. "Kalau gak ngerepotin."

Lisa tiba-tiba menutup wajahnya, malu. "AAAAAA!" Teriaknya, mengeluarkan emosi. Rasa malunya akhirnya keluar.

Dia langsung menoleh, menatap Lisa dan tertawa. "Baru sadar ya kelakuan hari ini?"

Lisa mengangguk, wajahnya malu berat. "Gak apa-apa kok, lucu."

Lisa langsung menepuk dadanya beberapa kali. "Hoon, gak baik buat jantung gue. Asli."

"Apaan sih." Balas Younghoon geli sambil mengacak rambut Lisa. Juga hatinya.

Lisa sama Younghoon tuh gimana ya. Deket sih enggak, cuma karena mulut Lisa susah dikontrol jadi Younghoon sering ngetawain dia. Lucunya tuh, ada momen Lisa meratapi mulut sampahnya. Kaya tadi.

"Hoon, jangan ilfeel ya." Mohon Lisa.

Kalau Younghoon ilfeel nanti bahan buat nulis fiksipenggemar hilang. "Kalo ilfeel udah gue jauhin dari dulu sih."

"Lah, kok ini malah dideketin?" Baru menyesal sudah berulah. Lisa langsung nepuk mulutnya.

Younghoon cuma senyum. "Coba lo pikir sendiri deh."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lisa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lisa.exe has stopped working
-amel

potionWhere stories live. Discover now