Sudah enam bulan, Lisa dan Jaewon dekat. Pulang kampus bareng sekalian makan deh. Skinship lancar. Kalau jalan pasti tangan Jaewon melingkar di bahu Lisa dan gadis itu melingkarkan tangannya juga di pinggang Jaewon. Kalau ditanya pacaran, Jaewon cuma ketawa dan Lisa membiarkan prasangka orang-orang bertindak.
Di hari Rabu biasanya mereka makan di deket kampus dulu baru balik. Selesai makan, Jaewon tidak langsung mengendarai mobilnya, dan memilih merokok dengan jendela terbuka. Di sampingnya Lisa sibuk dengan ponsel, membalas pesan beberapa temannya.
"Kita sebenernya apa sih?" Tanya Lisa, melirik sejenak.
Jaewon menoleh, jarinya sibuk menepuk rokok di kisi jendela. "Teman. Lo 'kan sahabat gue."
"Oke." Balas Lisa santai. "Gue jadian sama yang lain lo gak boleh marah ya?"
Satu alis Jaewon naik, "siapa?"
"Hyunbin." Balas Lisa sambil mengetik balasan. "Gue balik sama Hyunbin ya, dia udah nyampe tuh. Hati-hati."
Gadis itu membuka pintu dan Jaewon tak menghentikan. Lisa juga tak berniat menoleh, sebab Jaewon sudah menjawab pasti hubungan mereka. Baguslah, ia tak perlu merasa sakit hati terlalu lama.
Jaewon menghembuskan asap rokoknya, mengeluarkan ponsel dari saku. Wallpaper ponselnya adalah siluet gambar Lisa di pantai dua minggu lalu. Dengan cepat Jaewon menggantinya. Sudah tak ada alasan mempertahankan foto tersebut.
Kadang memang ada cerita yang usai bahkan meski tak sempat dimulai. Tak perlu banyak alasan karena ada beberapa hal yang dirasa cukup pada tahap persahabatan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Akhirnya! Dari kemarin mau nulis tentang Jaewon cuma gak jadi-jadi -amel
