26. Pentas seni

1.3K 252 25
                                    

Tak terasa hari itu datang, hari dimana para siswa kelas 10 dan 11 mengadakan pentas seni untuk menghibur sekaligus menyemangati kakak kelas 12 yang sebentar lagi akan menjalani Ujian Nasional. Hyuka termasuk salah satu siswa yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu.

Pensi dimulai jam 9 pagi.

Sekarang sudah jam 9 kurang seperempat, para siswa masih bersiap-siap. Dari mulai gladi bersih sampai busana dan tata rias, semua dipersiapkan sebaik mungkin.

Hyuka tengah mempersiapkan diri, ditemani Putra yang juga berpartisipasi dalam pensi ini. Sementara Bayu menjadi panitianya.

"Putra!"

"Apa?"

"Kak Choco datang 'kan?"

Putra cuma ngangguk-ngangguk sambil ngerapihin rambutnya, berkaca di kaca besar di dekat toilet itu. Hyuka senyum, dalam hati ia berencana ingin mengatakan sesuatu nanti di depan semua orang yang datang ke pensi hari ini.

"15 menit lagi ya anak-anakkuh, semangattt!"

Sahut Bayu yang menyembul dari tirai dekat panggung, ya mereka ada di backstage aula sekarang. Putra dan Hyuka tersenyum satu sama lain, lalu ber-tos ria.

"SEMANGAT!"

Kata mereka serempak mantap.

.
.
.

Choco terburu-buru masuk ke sekolah, ia datang sedikit terlambat karena ban sepedanya bocor tiba-tiba di jalan tadi dan juga dia kelamaan nunggu ojek online yang juga telat jemput dia.

"Makasih ya Bang!"

Sahutnya sambil mengembalikan helm ke sang pengemudi ojol lalu segera masuk menuju aula sekolah, tempat diadakannya pentas seni. Waktu menunjukkan pukul 9.30, itu artinya pentas seni udah berlangsung dari setengah jam yang lalu.

Choco makin terburu-buru. Ia berlari ke arah aula, mengisi buku tamu dari panitia di depan pintu dan langsung masuk ke dalam aula.

Sementara itu, Hyuka tengah naik ke panggung. Tirai dari perform sebelumnya telah ditutup, lampu telah dimatikan. Pertanda perform selanjutnya akan dimulai.

Hyuka gugup, tangannya ia kepalkan beberapa kali sambil bergantian memegang mikrofon. Gilirannya tampil telah tiba. Putra menepuk pundaknya, menenangkannya seraya tersenyum pada pemuda blasteran itu.

Choco celingak-celinguk, dimana teman-temannya? Apa mereka gak dateng?

Dan lagi ia khawatir, jangan-jangan Kamal sama Putra udah tampil lagi? Kemarin dia udah janji sama cowo bule itu buat nonton penampilan mereka di pensi hari ini.

Choco duduk di bangku deretan tengah aula, gak depan tapi juga gak belakang-belakang banget sih.

'Semoga gue masih bisa liat perform mereka.'

Batinnya sambil membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman.

Tirai panggung dibuka, lighting dinyalakan. Menampilkan dua sosok pria tinggi berambut kecoklatan.

Pemuda dengan mikrofon di tangannya tersenyum ke arah penonton, semuanya bertepuk tangan riuh.

Petikan gitar mulai dimainkan oleh pemuda satunya yang duduk di samping pemuda itu.

Waktu pertama kali
Kulihat dirimu hadir
Rasa hati ini inginkan dirimu

Suara itu, terdengar familiar. Choco memakai kacamatanya segera.
Betapa senangnya ia ketika mendapati ternyata Hyuka yang tengah menyanyi di depan sana, ditemani sang adik yang memetik gitar dengan indahnya.

Bule Ganteng | Hueningkai ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang