Hidden story; Bintang jatuh

1.4K 237 8
                                    

Malam itu Hyuka dan Choco jalan-jalan mencari udara segar di taman kompleks. Kebetulan cuaca malam ini cerah, bulan dan bintang yang bertaburan terlihat jelas. Keduanya kini tengah duduk di kursi taman.

"Kapan-kapan ke pantai lagi kayanya seru ya mal?"

Choco membuka camilan yang dia bawa lalu memakannya diikuti Hyuka yang juga memakannya.

"Hahaha iya kak, Kamal juga pengen kapan-kapan main ke pantai lagi kaya kemaren lusa."

Keduanya pun tertawa dan lanjut bercanda bersama. Choco melihat ke atas, sinar bulan begitu cerah, bintang kerlap-kerlip bertaburan menghiasi pekatnya langit di malam hari.

"Liat deh!"

Hyuka ikut melihat ke atas seperti Choco.

"Bintangnya beneran indah banget!"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Bintangnya beneran indah banget!"

Lanjutnya senang melihat bintang-bintang bertaburan itu. Tangannya masih asik mengambil camilan di bungkus plastik yang dibawanya.

"Ehm, engga terlalu indah sih, karena masih kurang bintangnya."

"H-hah? Kurang?"

"Iya kurang, karena bintangnya jatuh satu di samping Kamal."

Blush

Pipi Choco memerah. Si bule emang paling bisa deh bikin baper anak orang!

Hyuka ketawa ngeliatin Choco yang lagi-lagi berhasil ia buat tersipu. Tapi mendadak senyumnya berubah sendu.

"Eh mal! Ada bintang jatuh!"

Choco tiba-tiba menunjuk ke atas, menunjuk bintang yang terlihat jatuh dengan perlahan itu.

"Katanya kalau ada bintang jatuh permohonan kita akan terkabul loh!"

Hyuka tersenyum melihat betapa menggemaskan gadis di sampingnya itu.

"Terus apa permohonan kakak?"

"Gue mohon gue bisa bareng sama Kamal selamanya."

Hyuka terdiam saat mendengarnya, karena kenyataannya ia harus segera pergi meninggalkan gadis itu.

"Loh kok diem sih mal? Aminin dong!"

"G-gak bisa kak-"

Pemuda itu tercekat saat Choco mengalihkan atensinya padanya. Rasanya Hyuka bener-bener gak tega ninggalin cewe itu. Gak tega buat bilang-

"Kak, Kamal udah beli tiket pesawat."

Seketika Choco terdiam menatap Hyuka dengan tatapan sedih dan mata sayunya. Apa yang dia takutkan akan benar-benar terjadi. Ia berusaha menutupi rasa sedihnya itu.

"Oh, berangkat kapan mal?"

Berusaha untuk bersikap biasa saja padahal hatinya sudah menangis.

"Besok malam, kak."

"K-kok mendadak gini?"

"Iya kak, maaf. Papah Kamal sakit dan kemarin mamah telpon nyuruh Kamal buat pulang."

"Oh gitu."

Choco mengangguk mengerti. Dirinya gak boleh egois, Hyuka masih punya keluarga yang pastinya cowo itu lebih prioritaskan daripada dirinya. Choco sadar, dia bukan siapa-siapa Hyuka.

Hanya rasa saling suka dan saling memiliki tanpa status?

Tapi ia yakin, Hyuka juga mencintainya sama seperti dia menyayangi pemuda bule itu. Mata Choco berkaca-kaca berusaha menahan air matanya yang hampir jatuh.

"Kak, Kamal pamit ya.."

Choco gak sanggup lagi buat nahan tangisnya dan akhirnya berlari pergi meninggalkan Hyuka yang masih duduk sendiri di kursi taman.

Bule Ganteng | Hueningkai ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora