38.Sick

373 79 15
                                    

6.00 a.m
at Clarin's house

Clarin masih terbaring di tempat tidurnya walaupun dirinya sudah bangun setengah jam yang lalu. Waktu sudah menunjukan jam 6 pas yang seharusnya sekarang Clarin sudah bersiap-siap dan akan ke meja makan tetapi sekarang tidak.

"Clarin belum bangun ma?" Tanya Revan sambil mengambil nasi yang telah di hidangkan.

Oh iya orang tua Clarin sudah pulang ya guys. Jadi kemarin Clarin habis jemput mama- papanya itu, dan gak ada acara apapun setelahnya.

"Apa jangan-jangan Clarin belum bangun ya," tambah papanya yang sedang membereskan dasi yang ia kenakan.

"Iya tumben, biasanya Clarin udah siap dan turun makan. Kalo gitu mama ke kamar Cla dulu, takut terjadi apa-apa sama Cla," kedua orang itu hanya mengangguk mengiyakan ucapan Lidya tadi.

Sesampainya di depan kamar Clarin. Lidya mengetuk pintu kamar Clarin beberapa kali.

Tok tok tok

"Cla kamu udah bangun belum sayang, kalo udah turun yuk Cla, keluar yuk nanti telat loh sekolahnya?" Ujar Lidya dari luar kamar Clarin tetapi tidak ada jawaban sedikit pun dari dalam sana.

"Cla..." Lidya masuk ke dalam kamar Clarin dan mendapati anaknya yang masih berbaring di tempat tidur dengan selimut sambil memeluk boneka besarnya itu.

"Ya allah.. kamu ternyata masih tidur nak ? Kamu gak sekolah?" Tanya Lidya sambil duduk di pinggiran kasur Clarin.

"Cla gak mau sekolah," jawab Clarin pelan saking pelanya suaranya hampir tidak terdengar oleh Lidya. Lidya menempelkan tangannya di kening Clarin ternyata Clarin demam badanya panas sekali.

"Ya allah kamu sakit Cla kenapa gak ngomong, mamah ambilin makan dulu ya terus habis ini ke dokter," Clarin hanya bisa diam sambil menganggukkan kepala sekali.

.
.
.
.

"Gimana masih tidur?" Tanya Revan saat Lidya baru turun dari tangga.

"Adik kamu sakit kak." Jawab Lidya seraya mengambil makanan untuk Clarin.

"Ah yang bener, Cla sakit? perasaan kemarin gak papa," pikir Revan.

"Ya orang sakit mana ada yang tau sih Rev, kamu ini. udah sana gih periksa, buat apa di rumah ada dokter kalo gak bisa meriksa," sindir papanya.

Revan mengangguk "Iya, pa!"

"Papa juga ikut, sekalian pamitan sama Cla," ujar papanya dan ikut ke kamar Clarin bersama Revan.

Tok tok tok

Lidya segera membuka pintu rumahnya, kala ada orang yang mengetuk pintu rumahnya.

"Eh kamu Fan." ya, orang itu adalah Fano yang akan menjemput Clarin untuk sekolah.

Fano terseyum dan menyalimi tangan Lidya seperti biasanya.

"Mmm.. kayaknya Cla hari ini gak berangkat deh," ucap Lidya.

"Loh kenapa ma?" Tanya Fano heranm

"Cla kayaknya sakit. jadi.... mama titip surat ya tolong kasihkan ke wali kelas Cla," pinta Lidya.

Fano mengangguk, "Yaudah ma, Fano berangkat dulu ya." Fano mengambil surat tersebut, "kalo masih ada waktu mungkin... nanti Fano bakalan kesini lagi, pas pulang sekolah" lanjutnya.

"Iya. Makasih ya Fan," Ucap Lidya seraya tersenyum tipis ke arah Fano.

"Iya ma, semoga Cla cepet sembuh ya."

CLARIN [COMPLICATED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang