Spesial Chapt 2

5.6K 313 180
                                    


Saint semakin memahami perilaku Perth dan kecemburuannya saat hamilnya semakin besar..

Pria tampan itu selalu bermanja padanya setiap ada kesempatan, tapi sekarang Saint sudah membuang rasa kesalnya dan bisa menerima ungkapan - ungkapan Perth yang sering aneh - aneh, yang takut tidak dicintai lagi, takut kalah dengan anak-anaknya dan semakin posesif,.

Kadang-kadang Saint merasa lelah juga dijadikan bahan pertengkaran Perth dan Prim, ayah dan anak itu sama - sama posesifnya..

Seperti hari ini, Prim yang sedang berbaring di pangkuan Saint dengan bahagia sambil mengusap perut mommynya yang semakin besar, menyapa adiknya dengan sayang.. bertanya kapan adik keluar dan sebagainya tiba-tiba terusik dengan kehadiran ayahnya yang baru pulang dari kantor dan langsung duduk di sebelah Saint dan mencium serta mengelus perut Saint lalu memeluk Saint erat dan mengecup pipinya yang semakin chubby..

"Daddy.. Lepas.. Jangan cium - cium mommy..
Mommy punya Plim "
Prim berusaha menyingkirkan tangan ayahnya yang masih membelit perut Saint..

Perth tertawa, bahkan sekarang dia mulai mengusap pipi chubby Saint dengan gemas..

Prim bangun dari berbaring nya dan turun, berdiri di depan ayahnya dan memasang wajah marah..

"Daddy... Plim malah ni...
Mommy punya Plim.. "
Serunya..

Saint meraih Prim dan memeluknya..
"Iya, mommy punya Prim, mommy punya daddy juga punya adik bayi..
Wah senangnya mommy jadi milik bersama ya.. "
Candanya..

"Mommy punya adik bayi juga?? "

"Tentu saja, tapi mommy tetap mencintai Prim dan daddy.. "

Prim berpikir sejenak..
Mengangguk dan memeluk ayahnya juga..

"Mommy punya Plim, daddy dan adik..
Holeee mommy milik kita belsama.. "
Soraknya..

Perth membalas pelukan putrinya sambil tetap menciumi pipi Saint gemas..

"Sayangnya mommy.. Ayo mandi, sudah sore..
Kau juga Phi..
Mandi sana.. "

Dengan enggan Perth bangun dan melangkah ke dalam kamar, Prim juga sama, mereka seakan enggan meninggalkan Saint..

Saint tertawa melihat tingkah mereka berdua..

Dengan perlahan Saint bangun dari duduknya di sofa, kandungannya sudah semakin besar, sudah delapan bulan lebih..
Sudah semakin sulit buatnya bergerak..

Saint masuk ke dalam kamar, menyiapkan pakaian untuk Perth, tatapannya jatuh ke sebuah tas khusus yang telah disiapkannya untuk saat melahirkan yang tinggal menghitung hari..
Bisa kapan saja meskipun HPLnya masih bulan depan..
Saint membuka tas itu dan menambahkan jaket kecil untuk calon bayinya, jaket yang minggu lalu dibeli oleh Perth.

Saint mengelus perutnya yang semakin turun, tanda bahwa si bayi sudah menempatkan diri di bawah, sudah dekat waktunya bagi dia untuk lahir..

Di lemari itu juga sudah tersusun rapi pakaian bayi, hasil belanjaan Perth yang suka sekali mengumpulkan perlengkapan bayi, Saint sudah mengatakan jangan membeli terlalu banyak karena seorang bayi itu tumbuh dengan cepat, sebentar lagi juga harus membeli yang baru karena pertumbuhannya..
Tapi Perth tetap saja, setiap kali punya kesempatan mampir ke toko perlengkapan bayi dia tak puas jika tidak membeli sesuatu..

Akhirnya Saint membiarkan, dia menganggap itu juga bagian dari mengidamnya Perth, dengan begitu dia menghemat mulutnya yang sudah gatal ingin mengomel pada suaminya..

Perth keluar dari kamar mandi dan menemukan prianya sedang termenung di depan lemari yang terbuka..

Dengan kuatir dihampirinya Saint dan dipeluknya erat dari belakang..
"Apa yang kau pikirkan kelinci montokku?? "

One sided love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang