7. Yang Terjadi Selama Dua Tahun

2.4K 340 39
                                    

"Ya tapi kemana? Aduh, sumpah ya, kalau beneran lo ngeprank, gue bakal berhenti jadi manajer lo Nda," Dio berucap kesal. Dia tidak tahu harus mengatakan kalimat apa lagi, ketika Wanda dengan keras kepala memintanya dipertemukan dengan Seulgi.

Charis yang sejak tadi masih memerhatikan surat yang secara seksama dibaca oleh dirinya, Wanda dan Dio masih berusaha memahami apa yang terjadi. Dia masih belum terima jika istrinya tidak mengenali dirinya. Dia juga tidak terima ketika semua memori bahagia yang sudah mereka habiskan selama ini tidak dapat diingat oleh Wandanya.

Wanda juga masih berusaha memahami. Tidak ada kabar baik selama dirinya terjebak di dalam dunia entah berantah ini. Mulai dari, putusnya hubungan dia dengan Mark. Kemudian, yang paling menyedihkan adalah, dia kehilangan ke dua orang tuanya dalam waktu sangat singkat. Tidak diberikan kesempatan untuk mengantar kepergian mereka ke akhir perjalanan mereka.

Di balik itu semua, satu-satunya cara yang diberitahukan dirinya di masa depan adalah orang yang dinyatakan meninggal dalam perjalanan udara awal tahun ini. Dia hampir kehilangan cara untuk benar-benar pergi dari sana. Dari dunia yang seluk beluknya tidak dia ketahui.

Mereka terjebak dalam keheningan. Kemudian, suara ponsel menarik perhatian mereka. Dio melihat layar ponselnya. Sebuah pesan yang dia dapatkan dari produser sebuah acara yang berniat untuk menghadirkan Wanda akhir minggu ini.

"Keadaan ini nggak bisa berlangsung lama. Lo, Wanda, tahu kan kerjaan lo apa. Ingat nggak ingat, lo harus kerja dalam waktu dekat. Sekarang gue akan berusaha untuk meliburkan lo dulu. Ada beberapa acara yang harus gue cancel karena gue tahu lo nggak bisa kerja dalam keadaan seperti ini," racau Dio yang fokusnya dia bagi, sambil mengomel, dia membalas pesan dari produser tersebut.

"Terus lo Ris. Pokoknya lo juga nggak bisa kerja sampai Wanda benar-benar siap. Dia public figure keadaannya yang kacau sekarang nggak boleh diketahui oleh siapapun. Ngerti kan maksud gue?"

Charis mengerti, sebenarnya dia juga tidak berniat untuk berkerja saat mengetahui keadaan Wanda. Sebelumnya juga, Wanda meminta Charis menyiapkan libur panjang suatu hari. Kamu pasti butuh libur itu. Jadi, sekarang nggak apa-apa kerja yang rajin. Dia masih ingat betul kalimat tersebut. Wanda benar-benar yakin bahwa hari ini akan terjadi.

"Terus lo mau kemana?" kali ini Wanda yang sejak tadi memutuskan diam, bertanya kepada Dio.

"Hal pertama yang akan gue lakukan adalah, ketemu beberapa produser acara yang nggak bisa lo ikutin. Kemudian, gue juga mau laporan ke Pak Kadir kalau lo berobat ke Singapur beberapa hari," kata Dio panjang. Dia membereskan beberapa barang yang tergeletak di atas meja.

"Gue berdua aja dong sama..." Wanda menoleh ke arah Charis yang juga menunggu kalimat Wanda yang masih menggantung, "Charis?" katanya.

Memang terasa asing, ketika Wanda yang manja, akan menyebut namanya sebagai sayang, suamiku, cintaku dan lainnya. Ternyata hari ini namanya yang keluar dari bibir gadis itu. Membuat Charis hanya tersenyum tegar.

"Iya lah, wey, dia laki lo ya asal lo tau aja. Gue kasih tahu dari sekarang, supaya lo paham Nda. Mau darimana lo datang, masa lalu kek, masa depan kek, lo itu Wanda. jadi lo harus menyesuaikan diri. Dan menerima kenyataan. Udah gue mau pergi, sekalian kalau lo mau tanya-tanya apa yang terjadi tiga tahunan ini, tanya aja sama Charis. Gue yakin dia lebih tahu lo dibanding gue," Dio pergi meninggalkan Wanda yang masih merasa canggung berada di sekitar Charis.

Charis juga merasa canggung. Jika saja Wanda mengingatnya, maka hari ini akan menjadi hari yang sangat panjang. Mereka pasti sangat suka menghabiskan waktu luang dengan hanya tidur dan menonton televisi. Atau membahas apapun yang tidak sempat mereka bicarakan ketika mereka disibukkan dengan pekerjaan.

Sebuah Cerita Dari Masa Depan ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt