36. Rasa Terimakasih

967 219 34
                                    

Dio tidak tahu kalau Wanda bisa lebih gila daripada menerima kedatangan Charis. Sekarang perempuan yang rambutnya sudah mulai panjang itu sedang tertawa kecil di depan layar ponselnya. Padahal Dio yakin kalau artisnya itu tidak sedang menonton video yang lucu.

"Lo kenapa deh. Kemarin yang diganti perban itu pinggul kan? Bukan otak lo?"

Mendengar kalimat sindiran itu, Wanda mendengus, "Nggak bisa banget lo liat gue senang. Bawaannya sinis mulu."

"Eh sering ya. Suka nggak tau diri lo. Gue bahkan rela nggak ngerjain apa-apa demi kebahagiaan lo!"

Wanda menautkan alisnya. Tidak tahu momen mana yang pas dengan apa yang dikatakan Dio.

"Nggak usah sok sok mikir. Kemaren gue nggak kerja cuma karena Charis mau datang ke sini!"

Wanda ber-oh saat mendengar penjelasan soal momen yang pas dengan apa yang disampaikan oleh Dio. Ternyata itu yang terjadi kemarin. Ketika Charis datang menemaninya untuk melakukan penggantian perban pada luka paska operasi.

Wanda kemudian melirik lagi ke aras papan chatnya. Menampilkan percakapan antara dirinya dan Charis. Hal yang membuat hari ini terasa sangat baik. Karena dia terus mengingat apa yang terjado setelah Charis menyatakan maksudnya.

"Kita memang bukan teman. Bukan juga seseorang yang mungkin bisa menjalin hubungan dalam sebuah hubungan kekanakkan. Tapi kita harus punya komitmen. Kejelasan ke depannya."

Wanda mengingat betul kalimat yang disampaikan oleh Charis pada saat itu. Dan sukses membuat dirinya tersenyum hingga hari ini. Mendapati Charis mengirimkan pesan kepadanya, juga membuat dirinya sangat bahagia.

Di jari manisnya melingkar sebuah cincin yang kemarin Charis berikan padanya. Tidak terlihat khusus. Dibandingkan sebuah cincin pernikahan, perhiasan itu lebih seperti dibeli denga terburu-buru. Bentuknya sangat mencolok. Dan memang terlihat seperti benar-benar berbeda.

Melihat kepribadian Charis, tentu saja dirinya jadi penasaran siapa yang memilihkan cincin ini untuknya. Tapi, Charis tidak peduli. Dia hanya ingin menyampaikan bahwa dia cukup senang karena Charis sudah berinisiatif memberikannya sebuah cincin ini.

"Lo beneran jatuh cinta sama dia Wanda?" Dio benar-benar tidak menyangka. Dari kisah cintanya yang penuh drama, Wanda sering kali mengalami kesulitan untuk membangun chemistry dengan pasangannya. Bahkan perlu melakukan setahun penuh. Dan baru menyadari bahwa dirinya tidak cocok dengan pasangannya.

Wanda tidak mampu memahami konsep cinta. Selama ini dia menjalin hubungan berdasarkan dirinya merasa nyaman dengan pasangannya. Ketika dia sudah merasa tidak nyaman, maka dia akan memutuskan hubungan tersebut.

Kadang kala dia merasakan patah hati. Tapi dia tidak pernah terlarut. Seperti orang-orang yang merasakan pemulihan setelah patah hati. Begitu saja. Tidak berlebihan. Tapi mungkin kasusnya akan berbeda jika bersama Charis.

"Dia bahkan bikin gue merasa nyaman, padahal kita nggak saling kenal dulu. Jadi gue merasa, kalau bukan Charis siapa lagi?"

Wanda ingat betul bagaimana perhatian yang Charis berikan di masa depan. Dia tidak pernah mengenal Charis sebelumnya. Lalu lelaki itu memberikan banyak perhatian padanya. Memintanya bersabar dengan sikap yang Charis berikan di masa lalu – masa sekarang.

"Kapan lo ketemu dia sih Nda? Kayaknya gue nggak pernah lihat deh," Dio masih merasa heran. Kenapa Wanda bersikeras pernah bertemu dengan Charis dan seolah sangat mengenal lelaki itu. Padahal, Dio yakin bahwa Wanda tidak pernah bertemu dengan Charis.

"Nanti juga lo tahu, gue ketemu di mana, soalnya di sana juga ada lo."

Dio semakin tidak mengerti kemana arah pembicaraan tersebut. namun yang jelas, Charis tahu kalau Wanda memang sedang tidak waras. Sebab dirinya kembali tersenyum ketika menata layar ponsel yang berbunyi.

Sebuah Cerita Dari Masa Depan ✔Where stories live. Discover now