ingin tahu

2.3K 329 43
                                    

malam harinya diadakan kegiatan jurit malam, seluruh peserta perjusami diharuskan berjalan kaki mulai dari tempat perkemahan sampai ke depan gapura Desa Swanting. jaraknya sekitar 1,5km, karena tempat perkemahan berada di luar  perbatasan Desa Swanting.

padahal nanti setelah sampai ke gapura, kita disuruh balik lagi jalan ke tempat perkemahan :(

3km dong :'(

setiap anggota regu berjalan sendiri, dan terpisah dari anggota regu lainnya. tiap peserta hanya dibekali sebuah lilin sebagai penerangan jalan, lilin yang dilengkapi dengan pelindung kecil disekelilingnya supaya api tidak mudah padam terkena angin.

meskipun jaraknya lumayan jauh,namun disepanjang jalan sebenarnya ada banyak kakak bantara dan alumni bantara yang ikut berjaga- jaga hanya saja mereka bersembunyi di tempat- tempat yang telah ditentukan oleh panitia tanpa sepengetahuan peserta jurit malam.

sandi morse menjadi alat untuk menentukan urutan peserta jurit malam, dimana salah seorang kakak bantara memberikan sebuah kalimat melalui sandi morse. regu yang berhasil menyusun huruf² tersebut menjadi sebuah kalimat yang benar langsung dipersilahkan untuk mengikuti kegiatan jurit malam.

sialnya, regu ratih berada di urutan belakang karena tidak ada satupun anggota regu yang mampu menyusun sandi morse yang diberikan kakak bantara menjadi sebuah kalimat yang utuh dan benar.

dan sialnya lagi, ratih adalah anggota regu anggrek yang harus berjalan paling akhir karena wakil ketua regunya, Safara tidak ikut kegiatan ini dia sedang sakit, perutnya kram karena efek menstruasi.

hawa dingin menyeruak membangkitkan rasa takut , terlebih terdengar beberapa suara serangga yang bersahutan. jalan yang dilalui memanglah bukan jalan setapak, tapi jalan beraspal yang mungkin memang sudah di sterilkan dari kegiatan warga desa. jadi sama sekali tidak ada kendaraan yang lewat. terlebih ini merupakan jalan desa yang termasuk masih pelosok jadi di kiri dan kanan jalan tidak akan ditemui tiang lampu untuk penerangan jalan. struktur tanah yang memang berbukit membuat jalanan menjadi naik turun dan sesekali berkelok dengan kanan kiri ditumbuhi tanaman strobery dan berbagai macam sayuran.

lagian siapa juga yang mau lewat jam satu malem gini ?

pos pertama sudah terlihat, berada di sisi kiri jalan dan berdiri beberapa kakak bantara dengan cahaya api unggun kecil di belakangnya.

belum sempat ratih memberikan salam dan hormat, tiba - tiba salah satu kakak bantara berteriak padanya yang membuat ratih terlonjak kaget.

"SIAPA KAMU ?!?!"  tanya kakak bantara dengan name tag Wirayudha di dadanya

" siap kak. saya ratih." jawab ratih lantang

"SIAPA KAMU ?!?! " tanyanya lagi

"saya ratih rosepita, anggota regu anggrek kelas X4."

"LANJUTKAN PERJALANANMU !!!"  jawab kak yudha

"siap kak !!!"

ratih bergegas untuk berjalan kembali, sepanjang perjalanan ratih beberapa kali bersenandung kecil untuk mengusir rasa takutnya.

sekitar 500m dia berjalan tiba² sekelebat bayangan putih melompat dari semak²  dan menghadang langkahnya.

"kyaaaaaaaaaaaa !!!!!!" ratih berteriak dan menjatuhkan lilinnya

"TRI SATYA !!! " ucap kakak bantara yang memakai jubah putih dan rambut palsu yang panjang

ratih masih saja berjongkok dan memeluk lututnya yang lemas karena kaget dan takut.

"Berdiri !!!" titahnya

"si___ssiap kak." jawab ratih yang mencoba untuk berdiri tegap

"TRI SATYA !!!"

" de ___ demi kehor___matanku ak ____ "

"yang lantang !!!"

"demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh,menjalankan kewajibanku terhadap  Tuhan  Yang Maha  Esa dan negara kesatuan republik indonesia, dan menjalankan pancasila,,menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat,,menepati dasa dharma" ucap ratih dengan lantang

belum sempat ratih mengatur nafasnya, kembali dia dikejutkan oleh dua benda putih lagi yang melompat ke arahnya dari sebelah kanan dan kiri.

"DASA DHARMA !!!" teriak salah satu kakak bantara yang menyamar seperti pocong .

"mamaaaaaaaaak." pekik ratih lagi  yang  kini telah berjongkok lagi

kedua kakak bantara yang menyamar menjadi pocong pun ikutan jongkok dan  memajukan wajah mereka ke arah wajah ratih yang  memejamkan matanya erat.

"DASA DHARMA DEKK !!!"  teriak  salah satu  pocong itu di telinga kanan ratih

"i ___ iyya." jawab ratih lemas

"das__dasa dharrrrrrr___ ma." lanjut tyas

"berdiri kamu !!! gak sopan !!!"

ratih pun berdiri sembari membenarkan tatanan poninya supaya menutupi seluruh wajahnya, hal ini ia lakukan supaya dia tidak bisa melihat  kedua pocong dan kuntilanak jadi- jadian di depannya.











"huft ...." ratih menghembuskan nafasnya kasar setelah baru saja melewati  pos terakhir kegiatan jurit malam ini. di depan sana dari jauh sudah terdengar keramaian peserta lainnya yang tengah berkumpul di bawah gapura desa Swanting.

"capek ?" tanya seseorang dari arah belakang yang membuat ratih sedikit terpekik

ketika menoleh, dia mendapati kama tengah berjalan  dengan langkah lebar di belakangnya, berusaha untuk menyamakan langkah mereka.

"iya." jawab ratih lesu

"takut ?"

"iya."

"oh "

"kenapa permen sugusnya mesti ada dua sih kak ?"

"permen sugus ?"

"itu tadi yang sama kuntilanak  !!"

"ohh.... pocong ?"

plaaak

"yaaa nggak usah disebut juga kali , kak."
ucap ratih setelah memukul lengan kama

kini mereka berdua berjalan bersisian dan beberapa kali lengan kama menyenggol  pundak  ratih, karena setelah  membahas  pocong tadi ratih  sengaja berjalan dengan menempel  kama, dia takut.

"udah sejauh mana sama affan ?" tanya kama

"hah ?" 

"jalan duluan gihh,, gue liatin dari belakang .  biar fair kayak peserta lain yang jalan sampai finish tanpa ada yang nemenin. " ucap kama yang berhenti berjalan  dan mendorong bahu ratih pelan.

tadi nanya, sekarang ngusir
huft ..

-----------------------------------------------------------author : masih semangat kan ??

#3 TA  ( Kama & Ratih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang